Hal ini juga pernah diutarakan oleh Presiden Joko Widodo dalam kuliah umum di Universitas Ahmad Dahlan pada 22 Juni 2017. "Karena generasi ini---Generasi Z---tidak baca koran lagi. Karena kalau pakai smartphone tinggal buka yang dot-com, dot-com, kan banyak sekali di situ.
Tidak akan lihat TV lagi karena sudah bisa minta video-video. Pegangannya hanya smartphone bisa tahu semuanya," urai Jokowi. Perkembangan dunia digital ini juga disokong oleh pendukungnya yang utama; ponsel pintar.
Lonjakan pengguna ponsel pintar pun tak terhitung lagi angkanya. Setiap tahunnya pasti terjadi pembengkakan terus-menerus. Tahun 2012, sekitar 29 persen pengakses internet ialah pengguna ponsel pintar. Pada tahun 2016, jumlah pengguna internet via ponsel pintar melonjak hingga angka 70 persen.
Pada akhirnya, ini adalah cara bagaimana media cetak harus bisa beradaptasi. Bagaimana cara mengemas yang bentuknya 'kertas' menjadi digital, penuh warna, penuh gambar, penuh infografik, dan tentunya, lekat di kehidupan Generasi Z. Karena bagaimana pun, generasi inilah penentu eksistensi media cetak.
Digitalisasi yang mulai menjamur sebaiknya jangan terlalu dijadikan lawan. Sebaliknya, jadikan ia kawan. Di era distrupsi ini, meminjam istilah Darwin, bukan tentang siapa yang kuat, tetapi sapa yang mampu beradaptasi.
Inilah suara kami, dari Generasi Z.
OLEH: MUHAMMAD SHOMA MA'RIFATULLAH (Wartawan Siswa SOLOPOS Angkatan XX dan Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI