yang memberikan kita ruang untuk berani berimajinasi, dan berkarya tanpa ada batasan seperti usia, gender, ketakutan, dan aspek yang menghambat proses berkarya lainnya.
Bapak pendiri bangsa, sudah berani berimajinasi jauh sebelum bangsa ini merdeka, bahwa kelak mereka akan satu tumpah darah, bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Bapak pendiri bangsa ini tak hanya stagnan pada imajinasi. Namun mereka juga berkarya. Terus berkarya. Akhirnya, 1945, imajinasi itu dapat terwujud. Ya, 1945 ialah karya. Hasil dari kehidupan kreatif.
Apa karya Anda? Apakah kita selama ini hanya menjadi Sinoyo? Atau menjadi Si Waru? Saya pun tak tahu Anda yang mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H