Masa perkuliahan sering dianggap sebagai waktu yang penuh dengan peluang pengembangan diri, kebebasan, dan pengalaman baru. Namun, di balik kehidupan yang terlihat menyenangkan, tekanan dan kesibukan yang tinggi menjadi tantangan besar, terutama terkait kesehatan mental. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berprestasi secara akademik, tetapi juga berperan aktif dalam organisasi, kegiatan ekstrakurikuler, dan kehidupan sosial. Kombinasi tanggung jawab ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat memengaruhi kesejahteraan mental mahasiswa.
Dampak Kesibukan terhadap Kesehatan Mental
Kecemasan Berlebihan dan Depresi : Tekanan akademik sering membuat mahasiswa merasa cemas terhadap nilai, kondisi finansial, hingga masa depan. Jika berlarut-larut, kecemasan ini dapat berkembang menjadi depresi, memengaruhi produktivitas dan hubungan sosial mereka.
Kelelahan Emosional : Dorongan untuk bersaing secara akademik atau organisasi sering kali membuat mahasiswa mengalami kelelahan emosional. Mereka kehilangan kendali atas emosi, merasa terbebani, dan kehilangan motivasi. Hal ini dapat memengaruhi pola makan, yang berdampak buruk pada kesehatan fisik.
Gangguan Pola Tidur : Mahasiswa dengan beban studi tinggi sering kali tidur kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Kurangnya tidur berpengaruh pada konsentrasi, daya ingat, dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Hubungan Sosial yang Memburuk : Tekanan kesibukan kadang membuat mahasiswa sulit menjaga komunikasi dengan teman atau keluarga. Akibatnya, mereka lebih cenderung menarik diri, menghindari interaksi sosial, dan bahkan meninggalkan kewajiban akademik.
Strategi Mengelola Kesibukan
Meski kesibukan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa, ada cara untuk mengelola dampak negatifnya, antara lain:
Manajemen Waktu yang Efektif : Membuat jadwal yang realistis dan menghindari prokrastinasi membantu mahasiswa tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Mencari Dukungan Sosial : Berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor dapat meringankan beban mental. Lingkungan sosial yang suportif sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
Menjaga Kesehatan Fisik : Olahraga rutin, pola makan sehat, dan tidur yang cukup membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
Melibatkan Diri dalam Kegiatan Relaksasi : Mahasiswa sebaiknya meluangkan waktu untuk bersantai, menjalankan hobi, atau bepergian ke tempat favorit. Kegiatan ini membantu mereka mengembalikan energi dan menjaga keseimbangan hidup.
Kesibukan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi mahasiswa. Penting bagi mereka untuk memiliki keterampilan manajemen waktu, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta membangun hubungan sosial yang sehat. Dengan langkah ini, mahasiswa dapat mengatasi tekanan tanpa harus mengorbankan kesejahteraan mental. Dengan memahami dan mengelola kesibukan secara bijak, mahasiswa dapat mencapai keseimbangan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan akademik dan kebahagiaan pribadi.
Sumber :Â
- Kementerian Kesehatan. 2022. Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental pada Remaja. Diakses dari yankes.kemkes.go.id pada 21 Juli 2022.
- Kompas. 2020. Hari Kesehatan Mental Sedunia, WHO Sebut 1 Miliar Orang Hidup dengan Gangguan Mental. Diakses dari kompas.com pada 10 Oktober 2020.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H