Mohon tunggu...
Sholikin
Sholikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapat mengenai Jurnal "Decolonizing Gender and Education Research: Unsettling and Recasting Feminist Knowledges, Power and Research Practices"

25 September 2023   09:49 Diperbarui: 25 September 2023   09:51 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jurnal berjudul "Decolonizing Gender and Education Research: Unsettling and Recasting Feminist Knowledges, Power, and Research Practices" oleh Caroline Manion (2019) memberikan kontribusi berharga dalam bidang penelitian gender dan pendidikan. Dalam jurnal ini, Manion menggabungkan dua ide penting: penelitian feminis dan dekolonisasi. Karya ini mendukung kita untuk mempertimbangkan dengan mendalam perspektif dan metode penelitian kita dalam studi gender dan refleksi yang sangat relevan.

Di Indonesia, masalah gender dan pendidikan memiliki dampak yang mendalam pada masyarakat. Budaya, tradisi, dan sistem pendidikan yang ada semua memainkan peran penting. Oleh karena itu, eksplorasi yang sejalan dengan gagasan yang dibahas dalam publikasi ini memiliki potensi untuk memberikan pengetahuan berharga tentang cara kita dapat membentuk kerangka pendidikan yang lebih komprehensif dan adil di negara ini.

Salah satu poin kunci yang disampaikan dalam jurnal ini ialaah perlunya mendekolonisasi penelitian dan praktik dalam pendidikan feminis. Indonesia memiliki masa lalu yang kompleks dalam hal penjajahan yang telah berdampak besar pada banyak aspek struktur sosial kita, termasuk dalam dunia akademik dan persepsi kita tentang tanggung jawab gender. Konsep dekolonisasi ini sangat relevan untuk kita di Indonesia. Ini mendorong para peneliti untuk lebih mendalam dalam memahami bagaimana kolonialisme telah membentuk pemahaman kita tentang gender dan pendidikan, dan mendorong kita untuk menemukan solusi yang lebih inklusif.

Kita juga harus mencatat dorongan jurnal ini untuk merangkul cara berpikir dan metode penelitian yang tidak dominan. Negara ini sangat beragam, dengan banyak perspektif budaya dan lokal yang belum sepenuhnya dijelajahi dalam penelitian gender dan pendidikan. Menerima beragam perspektif yang diberikan kepada kita memiliki potensi untuk meningkatkan pemahaman kita tentang masalah gender dalam lingkungan.

Selain itu, dalam dunia pendidikan di Indonesia, cenderung untuk mempertahankan metodologi yang konvensional. Jurnal ini memberikan inspirasi bagi pendidik di Indonesia untuk menantang status dan mempertimbangkan berbagai perspektif dalam sistem pendidikan. Dengan melakukan tindakan ini, kita memiliki kemampuan untuk aktif berpartisipasi dalam pembentukan lingkungan akademik yang sangat komprehensif dan memberdayakan yang melayani kebutuhan setiap siswa, terlepas dari latar belakang budaya dan identitas gender mereka yang beragam.

Meskipun jurnal ini tidak secara eksplisit mendetailkan metode penelitian khusus, fokusnya pada teori dan konsep memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan metodologi yang sesuai dengan konteks unik kita. Hal ini dapat mengarah pada penelitian yang lebih relevan dan efektif dalam mengatasi masalah gender dan pendidikan.

Untuk mencapai hasil praktis, jurnal ini menekankan pentingnya menggabungkan beragam perspektif dan hierarki pengetahuan dalam penelitian pendidikan. Ini merupakan langkah penting dalam membuat praktik pendidikan kita di Indonesia lebih inklusif dan adil. Selain itu, dengan mempromosikan dekolonisasi penelitian, kita dapat bekerja menuju implementasi kebijakan dan praktik pendidikan yang lebih sosial dan inklusif di Indonesia.

Kesimpulannya, "Decolonizing Gender and Education Research: Unsettling and Recasting Feminist Knowledges, Power, and Research Practices" oleh Caroline Manion (2019) menawarkan wawasan berharga bagi kita. Ini mendorong kita untuk secara kritis mengkaji masalah gender dan pendidikan, dan memotivasi kita untuk menggunakan pendekatan yang lebih inklusif dan terdekolonisasi dalam penelitian dan praktik pendidikan kita. Dalam kerangka negara dengan banyak  budaya dan etnis, munculnya dan implementasi konsep-konsep inovatif ini memiliki potensi untuk memicu transformasi mendalam dan menguntungkan dalam pemahaman, persepsi, dan administrasi kita terhadap masalah-masalah gender.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun