Mohon tunggu...
sholihu mashum
sholihu mashum Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Seorang Mahasiswa Sastra Arab di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Semantik sebagai Pelengkap Ilmu Nahwu

4 Juli 2022   17:15 Diperbarui: 4 Juli 2022   17:23 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Demi tuhan, saya tidak membunuh, tidak melukai dan tidak menusuk/menikam. Karna pembunuhan adalah ketiganya, dia berkata : saya membunuh keledai jika pembunuhan termasuk dalam ketiganya.... Dan melukai: memperoleh..... Menusuk, dari perkataanya ia telah melukai.

Adapun al-lahn secara terminologi menurut ahli nahwu, yaitu kesalahan dalam ungkapan bahasa arab yang benar, menempatkan vokal ditempat yang salah, bukan dari segi suara/fonemik, namun dari konotasinya memiliki arti bahasa arab. Dan dia menjauhkan dari kebenaran, dia berkata :  lahn dalam perkataannya adalah melakukan kekeliruan tata bahasa dan banyak keliru dalam i'rab

Dan jika istilah ini ada, yaitu ekspresi konotasi sintaksis, dalam akhiran secara implisit adalah faktor untuk mengatur tata bahasa yaitu faktor agama, kebangsaan dan sosial yang menyebabkan perkembangan tata bahasa, dan yang paling penting adalah faktor agama yang direpresentasikan dalam teks dan bahasa Alqur'an

Dan pada peletak ilmu nahwu ada riwayat riwayat dan berbeda. Ingatlah sesungguhnya kebanyakan riwayat riwayat menunjukan bahwa Ali bin Abi Thalib RA adalah orang pertama sebagai peletak ilmu nahwu. Dan diantaranya bahwa Abu Aswad Adduali suatu hari mengunjungi Amirul mu'minin Ali RA,  kemudian Abu Aswad Adduali melihat ada alat pemukul di kepala. Kemudian Abu Asawad Adduali bertanya kepada Ali, mengenai pemikiran apa wahai Amirul mu'minin ?. Kemudian Ali menjawab : " Aku mendengar sebuah lagu di negaramu  kemudian aku ingin mengarang sebuah kitab di dalam pokok pokok bahasa Arab kemudian aku mendatanginya kemarin, kemudian aku menemukan lembaran yang didalamnya terdapat Bimillahirrahmaanirrahiim, kalam adalah isim, fi'il dan huruf. Dan riwayat ini diperkuat  bahwa  persepsi ini dihasilkan.

Narasi ini menegaskan bahwa perasaan terhadap fenomena ini murni berasal dari pandangan agama ,  kemudian dialek ini menyebar. Hal pertama yang menjadi tidak teratur dalam perkataan Arab.  Jadi saya perlu belajar bahasa arab.

Dan disana terdapat sebagian riwayat riwayat yang tersebar bahwa peletak pertama ilmu nahwu adalah Abu Aswad Adduali diantaranya : sesungguhnya dia adalah orang pertama yang menetapkan dan membuka pintunya ( ilmu nahwu) dan menjelaskan jalannya dan meletakan Dan menempatkan aturannya, dan (Bahwasanya dia adalah orang yang pertama berbicara tentang  nahwu). Dan yang dimaksud dengan ( Menguatkan perkataan dengan jalan bahasa Arab dan dia menamakannya dalam perkataan) .

Dan aku melihat bahwasanya kumpulan para periwayat yang membicarakan tentang penempatan nahwu, memungkinkan untuk menjadikan imam Ali RA itu sebagai al-musyiir  orang pertama yang menempatkan gagasannya. Dan mudah-mudahan ini adalah  hal yang paling dekat dengan kebenaran. Karena sebagian besar riwayat menunjukkan bahwa abu Aswad Ad-du'ali dialah orang yang pertama menempatkan nahwu dan menggambarkannya. Adapun hubungan penamaan (nahwu) yang kita bicarakan tentang nya, maka ia adalah kata kiasan yang dibangun berdasarkan keluasan linguistik. Dan akan tetapi setelah itu  Nama ini dikenal dalam arti yang tepat. Saat karya-karya nampak dan ditandai bahwasanya dia ahli nahwu  dan dijelaskan didalamnya nahwu yang luas pada zaman Kholil bin ahmad.

Karena nahwu yang ditetapkan oleh Abu Aswad Ad-dualy pada awal-awal tidak memberikan faidah yang banyak, dan tidak cukup untuk menjaga Al-Quran dari kesalahan lisan. Maka setelah itu, para ulama mulai mengembangkan ilmu nahwu, menyempurnakan bab-babnya, merinci permasalahan-permasalahannya, dan disertai kaidah-kaidahnya sampai dihimpun dan disempurnakan dalam kitab Sibawayh yang disifati dengan Nahwu Alquran. Permulaan ilmu nahwu dihubungkan dan dikaitkan dengan adanya al-lahn (kesalahan), dan itu merupakan motif utama peletakkan ilmu nahwu. Dan tidak dianggap berlebihan jika saya mengatakan bahwa sebenarnya hubungan antara kaidah-kaidah dan al-lahn ini tetap berlaku sejak kebangkitan kaum muslimin sampai pencetusan ilmu nahwu, dan penyegeraan dalam melawan kesalahan ini hingga hari ini. 

Dan kemungkinan hubungan antara keduanya (qawaid dan lahn) akan memberikan gambaran, karena unsur utama ilmu nahwu itu saling menonjol antara kaidah-kaidah dan sesuatu yang keluar dari kaidah-kaidah tersebut (yakni al-lahn) yang mana kaidah-kaidah ini didasarkan pada sudut pandang ahli tata bahasa, yaitu hukum dan fasal. Dan para ahli menganggap sebagai sebuah kesalahan segala sesuatu yang tidak sejalan dengan kaidah-kaidah ini di dalam penggunaanya, karena sesungguhnya Alquran dan hadits-hadits nabi tidak bisa difahami maknanya secara benar kecuali dengan memenuhi hak-haknya dari I'rob (sintaks), dan I'rob sendiri sebagaimana yang akan kita lihat, mempunyai peranan dalam menentukan makna teks, baik prosa maupun puisi.

            Perhatian Ahli Tata Bahasa terhadap Makna Gramatikal Para ahli tata bahasa tertarik pada semantik sejak mereka mengetahui makna gramatikal, yang merupakan gabungan dari hubungan fonetik, morfologis dan gramatikal, kemudian keadaan yang melingkupi proses berbicara. Karena bahasa Arab mengandung sistem simbol fonetik dan morfologis, baik maupun gramatikal, simbol-simbol ini membawa makna yang menunjukkan pada hal-hal. Oleh karena itu, mereka menganggap bahwa perhatian ini harus diarahkan pada semantik (AdDalalah) yang dibawa oleh kata dan kalimat, dan tujuan ini di antara para ahli tata bahasa awal adalah untuk menjaga dari kesalahan semantik dalam struktur bahasa Arab. Saya pikir perhatian para ahli tata bahasa pada makna gramatikal adalah keinginan murni agama, dan efeknya tampak dalam perbedaan antara dua orang Mesir: Basra dan Kufah, dan tidak ada keraguan bahwa perbedaan mereka formal, bukan objektif.Basrah mengambil peranan perhatian terhadap aspek verbal dan linguistik Al-Qur'an, sementara Kufah mengambil peranan perhatian terhadap isi Al-Qur'an, [yaitu dengan makna Al-Qur'an] dan aturanaturannya. Nahwu itu lebih utama dipelajari dalam ilmu dilalah, sebagaimana kata Tamam Hasan bahwa i'rob itu cabang dari ma'na (sintaks itu cabang dari semantik) ma'na itu asalnya dan i'rob itu cabangnya. Analoginya seperti apa? Sifat (ma'na) pasti membutuhkan kepada bentuk (i'rob), karena i'rob sendiri terlebih dahulu mentashih susunan akhir sebuah kata.

            Dan fungsi ilmu nahwu itu sangatlah besar,. Dan agung, yang mencakup atau berpengaruh terhadap susunan susunan kalimat. Dan di haruskan dengan rancangan jumlah dan di iringi keterkaitan keterkaitan jumlah tersebut, dari segi kebenaran karya/ungkapan serta metode. Maka jika hal hal tersebut tidak ada dalam rangkaian jumlah tersebut maka benar2 telah hilang nilainya, dan menyebabkan susahnya pemahaman kalam yang berakibat kepada makna aslinya. Dan percakapan al kisai dan abi Yusuf al qodi tidaklah menunjukan adanya unsur unsur itu semua, ketika dahulu dia mencela ilmu nahwu, karena sesungguhnya abi yusuf adalah seorang faqih, maka al kisai pun berharap bisa mnegetahui pentingnya ilmu nahwu, dan fungsinya dalam menjadi petunjuk, maka alkisai bertanya kepada abi yusuf: apa pendapatmu tentang seorang laki laki yang berkata kepada laki laki : ,aku pembunuh pembantu mu (dengan idhofat) dan yang lain berkata : ,dengan ditanwinkan lam nya. Mana dari kedua yang mengaku pembunuh tersebut yang kamu hukum? Abi yusuf alqodi bwrkata : saya hukum semuanya, kemudian alrosyid berkata kepada abi Yusuf : kamu sudah salah. Kemudian bertanya tentang kenapa menghukum semuanya ? Bagaimana bisa begitu ? Abi yusuf berkata :yang dihukum karna membunuh pembantu nya adalah yang berkata : dengan idhofat, karna dia adalah fiil madi . Adapun yang berkata : ,harusnya tidak dihukum, karena itu adalah mnunjukan waktu yang akan datang yang belum terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun