Tidak asing lagi bagi kita semua perihal kondisi jalanan, banyak sekali kenfaraan yang berlalu lalang. Hingga terkadang mereka tak tau aturan untuk memainkan mesin gas motor.Â
Pada kondisi seperti itu pasti para pengguna jalan lain mencari dan berharap ada pahlawan berjaket oranye yang bersedia membantunya. Kala itu hari kamis, 28 Oktober aku pergi keluar untuk berkunjung ke kampus, selayaknya remaja lainnya aku pergi dengan memakai baju rapi dan bersepatu lengkap layaknya mahasiswa yang ingin berangkat kuliah.Â
Jalan yang kulewati sepi dan aman seperti biasanya, akan tetapi ketika dipertigaan jalan menuju arah kampus selalu dalam hatiku terselip batin "semoga ada bapak-bapak yang membantuku untuk menyebrang" terbesit selalu dalam doaku, dan selalu terkabul untuk kesekian kalinya aku bertemu dengan pahlawan berjaket oranye. Cucuran keringat yang melumuri wajahnya karena teriknya sinar matahari tidak membuat bapak teesebut lelah untuk berbuat baik kepada orang lain, meskipun hanya recehan yang didapat bahkan terkadang hanya sekedar senyuman dan ucapan terimakasih yang dibawah pulang. Sebegitu tegannya jikalau dari kalain semua pernah membalas jasanya dengan cacian dan makian.Â
Sadar dan tanyakan pada diri sendiri, mampukan aku menahan segala cobaan dengan tetap selalu berdiri kokoh layaknya bapak tafi, dengan hinaan dan cacian pun pernah ku dilontarkan kepadanya. Hanya 1000 sudah membuat mereka bahagia. Apasalahnya?Â
Lantas bagaimana kita akan menyakipinya lagi, mampukan kita mengubah pola pikir kita dengan selalu memberikan sudut pandang terbaik terhadap orang lain? It's ok bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H