Hingga akhirnya pukul 09.45 saya menaiki Menara Danamon yang megah sekali. Begitu sampai di receptionist di bawah saya disambut hangat oleh Panitia dari Danamon. Kesan saya, mereka ramah sekali dan sangat melayani. Saya pun di antar ke lift untuk menuju lantai 22, lokasi acara nangkring dilaksanakan. Begitu sampai di lokasi acara, ternyata sebagian peserta sudah hadir dan sedang menikmati sarapan pagi dengan menu dan minuman lengkap. Pas sekali buat saya yang memang belum sarapan dari rumah…he he he.
Tepat pukul 10, acara pun dimulai dan dibuka secara simbolis oleh Toni Darusman (Chief Marketing Officer Bank Danamon). Acara dipandu dan dimoderatori si cantik, Liviana Cherlisa dan menghadirkan 3 orang narasumber utama yaitu Gandi (Danamon), Iskandar Zulkarnain (Kompasiana), dan Andreas Aditya (Nebengers). Topiknya adalah mendiskusikan pentingnya media sosial dalam pengembangan perusahaan sekaligus mendengar pengalaman Kompasiana dan Nebengers dalam menggunakan media sosial sebagai alat utama pengembangan komunitas mereka. Acaranya berlangsung lancar, menarik, meriah, dan produktif dalam suasana santai penuh kekeluargaan. Di akhir acara, setelah dihibur oleh penampilan Stand up Comedy Fajar Nugrah, peserta diganjar kuis dan tweet competation dengan masing-masing 5 pemenang. Pokoknya luar biasa deh…..he he he.
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Tak Kenal Maka Tak Sayang. Itulah peribahasa yang sangat tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya mengenal sedikit sejarah dan silsilah Bank Danamon. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon itu sendiri berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976.
Bank ini mempunyai visi yang sangat mulia yaitu “Kami peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan”. Sedangkan misi utamanya adalah “menjadi organisasi yang berorientasi ke nasabah, yang melayani semua segmen, dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas dunia”.
Selain visi dan misi di atas, Bank ini memiliki nilai-nilai unggulan yang selalu ditekankan kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawannya yaitu “Peduli, Jujur, Mengupayakan yang terbaik, Kerjasama dan Professionalisme yang disiplin” demi untuk bisa menjaga kualitas layanan sehingga bisa siap menghadapi kompetisi yang sangat kompetitif ini. Tak ketinggalan, bank ini juga memiliki Brand Personality yang selalu ditanamkan kepada seluruh manajemen dan karyawan yaitu senantiasa memberdayakan (untuk Anda, Bisa), Energik (kerja keras dan pantang menyerah), Proaktif (Mengambil inisiatif serta senantiasa mengantisipasi kebutuhan dan tantangan), Adaptif (Mampu menyesuaikan diri di lingkungan yang berubah), Mampu (Terlatih dengan baik serta memiliki pengetahuan), dan Tulus (Menyatakan apa yang sebenarnya, serta melaksanakan apa yang dijanjikan).
Realitas Preferensi Nasabah dalam Memilih Sebuah Bank
Harus diakui bahwa selama ini bank senantiasa identik dengan “kekakuan”. Yang terlihat dari bank hanyalah aktifitas perbankan seperti yang biasa kita dilihat di kantor-kantor bank. Ada gedung, ada receptionist, ada transaksi keuangan, ada antrian mengular panjang, ada satpam dan lain sebagainya. Kesemuanya terlihat serius dan formal, tidak ada canda tawa, apalagi bersantai ria. Inilah potret bank yang terlihat oleh masyarakat awam.
Realitas ini jelas tidak menarik dan kurang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan bank itu sendiri. Bank akhirnya terlihat kaku dan cenderung ekslusif. Mayoritas nasabah menginvestasikan dananya di bank hanya karena “terpaksa” semata. “Saya memilih Bank ini karena gaji saya ditransfer lewat bank ini. Saya punya di rekening Bank karena perusahaan saya bekerjasa sama dengan Bank ini. Saya punya rekening bank ini karena rekan bisnis saya memintanya dan lain sebagainya”. Sangat jarang nasabah yang bergabung dengan sebuah bank dikarenakan factor keyakinan dan kepercayaan yang dalam.
Saya kira benar, apa yang disampaikan oleh mas Gandi (Danamon) dalam presentasinya bahwa sebuah Bank termasuk Danamon bisa menjadi “Dinosaurus Langka” yang akan punah bila tidak secepatnya bergerak dan melakukan transformasi dan adaptasi. Maka dari itulah, patut diapresiasi kesigapan Bank Danamon dalam menangkap sinyal perubahan yang menjadikan media sosial sebagai asset perusahaan yang paling berharga sehingga Danamon lebih bisa diterima oleh masyarakat terutama kalangan generasi muda melalui kegiatan promosi melalui media social.