Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nikah Usia Ideal vs Nikah Muda: Jangan Salah Pilih demi Masa Depan yang Lebih Baik

15 Agustus 2016   08:53 Diperbarui: 25 Agustus 2016   14:10 1697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, mengapa “Nikah Muda” ini dianggap kurang tepat dan baik? Adakah resiko yang mungkin dialaminya? Masih menurut hasil penelitian BKKBN disebutkan bahwa pernikahan di usia muda bagi perempuan memiliki resiko besar terhadap persalinannya. Semakin muda usia kawin pertama seorang perempuan semakin beresiko bagi keselamatan ibu maupun anak. Hal ini disebabkan karena belum matangnya rahim seorang perempuan usia muda untuk memproduksi anak dan belum siapnya mental untuk berumah tangga.

Hasil penelitian lainnya, yang dilakukan oleh The National Center for Health Statistics, pernikahan yang dilakukan di usia antara 12-21 tahun, 3x lebih banyak berakhir dengan perceraian dibandingkan dengan pasangan yang menikah di usia yang matang. Data pada tahun 2002 menunjukkan bahwa sebanyak 59% pernikahan wanita di bawah 18 tahun berakhir dengan perceraian dalam waktu 15 tahun menikah.

Resiko dan fakta fakta “Nikah Muda” di atas, setidaknya memberikan gambaran kepada kita semua betapa “NIkah Muda” ternyata menyimpan banyak persoalan yang cukup pelik. Setidaknya, gambaran pahitnya “Nikah Muda” bisa dijelaskan oleh pengalaman salah seorang sahabat saya bernama Heri. Kala itu, sewaktu masih duduk di Bangku SMA kelas 2, ia sudah menikah dengan seorang gadis pilihannya. 

Alasan nikah muda waktu itu karena mereka sudah saling dekat dan menghindari zina, katanya. 1 tahun usia pernikahan, kehidupan rumah tangganya masih harmonis. Namun paska kelahiran anak pertamanya, recil mulai muncul seperti persoalan kecemburuan, egoisme, dan persoalan ekonomi keluarga yang mulai kurang sehat (belum memiliki pekerjaan tetap). Akhirnya di usia pernikahan 2 tahun,  mereka resmi bercerai. Ia benar-benar menyesal menikah di usia muda karena masa depannya menjadi berantakan.

Saya kira salah satu pengalaman kawan saya di atas, juga banyak dialami oleh pasangan yang menikah di usia muda lainnya. Pengalaman di atas bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa nikah muda bukanlah suatu pilihan yepat karena banyak sekali kekurangan yang dimilikinya, di antaranya adalah:

  • Kepuasan menikmati masa muda menjadi berkurang. Kadangkala meskipun sudah menikah tapi perilakunya masih seperti anak muda yang bebas, suka nongkrong, kelayapan, suka cari hiburan dan lain sebagainya. Akibatnya, cekcok dengan istri pasti terjadi.
  • Belum bisa berfikir dewasa. Bila terjadi suatu masalah dalam keluarga, biasanya sering gagal menyelesaikan masalah karena seringkali emosi.
  •  Cita-cita utama bisa kandas di tengah jalan. Mereka yang menikah muda biasanya sulit untuk meraih masa depan cemerlang yang diidamkan karena tersita oleh kehidupan keluarga.
  • Rentan berpisah. Saya kira banyak sekali alasan yang bisa menyebabkan mereka berpisah seperti adanya perselingkuhan, kurang dewasa menyikap persoalan dan lain sebagainya.
  • Kesulitan keuangan. Usia 13-18 tahun misalnya bukanlah usia produktif untuk bisa bekerja dan menghasilkan uang karena memang masih tahap belajar. Jadi kemungkinan besar bagi pasangan ini akan mengalami kesulitan keuangan. Kecuali semua biaya rumah tangga disubsidi oleh kedua orang tua mereka. Namun itupun  tidak bisa menjamin.
  • Potensi keguguran cukup tinggi. Bagi pasangan yang belum dewasa biasanya belum sepenuhnya memahami tata cara merawat kehamilan sehingga potensi keguguran cukup tinggi.

Beberapa kekurangan yang muncul dari pernikahan di usia muda di atas, seharusnya menjadi early warning system bagi kita semua, terutama kalangan generasi muda untuk menjadikan USIA IDEAL NIKAH yaitu usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki sebagai kesadaran bersama. 

Apalagi, diyakini di usia-usia tersebut sesorang dianggap telah lebih dewasa dan bertanggungjawab. Berdasar hasil  sebuah riset yang melibatkan 1.000 pria berusia 25-34 tahun sebagai responden, terungkap sebanyak 81% dari mereka meyakini usia antara 25-27 tahun adalah waktu yang tepat untuk menikah. Pada usia-usia tersebut seorang wanita dan laki-laki biasanya sudah memiliki tingkat kedewasaan yang cukup, pendidikan yang cukup, dan karir pekerjaan yang jelas dan lebih mandiri sehingga jaminan keharmonisan bisa lebih besar juga dibandingkan dengan nikah di usia muda.

Maka dari itu, AYO KITA KAMPANYEKAN BERSAMA Slogan dibawah ini:

NIKAH USIA IDEAL YES!

NIKAH USIA MUDA NO!

DEMI MASA DEPAN CEMERLANG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun