Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Saya Menteri PU: Dijamin Tidak Ada Jalan Rusak

25 April 2016   10:40 Diperbarui: 7 Juni 2016   15:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paska hujan deras atau musim banjir berakhir biasanya terdapat hal yang pasti terjadi yaitu jalanan rusak dan berlubang . Rasanya sebel dan marah bagi siapapun acapkali melewati jalan rusak atau berlubang karena dipastikan sangat mengganggu perjalanan. Akhirnya macet, debu, dan kecelakaan menjadi akibatnya.

Betapa banyak energy dan waktu yang terbuang sia-sia gara gara macet akibat jalan rusak. Betapa terganggunya kesehatan dan pernafasan kita akibat debu beterbangan yang tak bisa dikendalikan.  Betapa banyaknya jumlah korban meninggal dan cacat akibat kecelakaan yang diakibatkan oleh jalanan rusak atau berlubang. Mereka mati sia sia karena kegagalan kita menata jalan dengan baik dan benar.

Sungguh bosan setiap hari di berbagai media , kita disuguhkan berita-berita rusaknya jalanan dan segala peristiwa yang mengitarinya. DI kabupaten Sleman misalnya terdapat berita ‘Lima Tahun Tak Diperbaiki, Jalan Rusak di Sleman Ditanami Pohon”, di Sumatera Selatan terdapat berita ”Kecewa Jalan Rusak, 3 Kabupaten Sumsel 'Ancam' Pindah ke Lampung”,  di Sukabumi juga ada berita “Dinas Bina Marga Sebut 63 Persen Jalan di Sukabumi Rusak”, di Bandung juga ada berita ”40 Persen jalan di Kota Bandung rusak, penyebab utama karena air”, di Jawa timur terdapat berita “ Rusak parah dan kerap mana korban, Jalan Kalianak diblokir warga”, dan di Jakarta juga ada berita ”Awas, ada 5 lubang besar di Jalan Panjang Jakbar bahayakan pemotor “, "Ada 512 titik jalan rusak di Jakarta Barat" dan ribuan kasus jalanan rusak lainnya yang sangat mengganggu dan meresahkan warga masyarakat.

Namun anehnya, hampir tidak ada solusi komprehensif untuk bisa menyelesaikan persoalan ini. Yang ada hanya “solusi instan atau sementara” untuk memperbaiki jalanan rusak ini. Walaupun diperbaiki misalnya, namun kekuatan jalanan hasil perbaikan ini hanya bertahan 1-2 bulan saja. Itupun kalau tidak diguyur hujan, tetapi kalau langung diguyur hujan maka hanya bisa bertahan 1-2 minguu saja dan langsung rusak lagi. Jadi belum ada solusi kongkret yang sukses mengatasi persoalan akut kerusakan jalan ini.

[caption caption="Jalanan Rusak- assets.kompas.com"][/caption]Belum lagi, banyak juga kasus jalanan rusak yang sudah bertahun tahun tidak pernah diperbaiki dengan beragam alasan yang tidak masuk akal.  Jadi wajar bila akhirnya banyak ruas jalan yang ditanami pisang atau diisi dengan lele, sebagai  tanda frustasi warga atas kondisi jalan yang tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat.

Saya sangat yakin bila aparat pemerintah terutama kementrian PU bekerja keras dan efektif maka persoalan kerusakan jalan ini tidak akan menjadi momok mematikan bagi masyarakat pengguna jalan.

Melihat fenomena tersebut di atas, sebetulnya saya sangat gregetan dan ingin sekali mengatasinya dengan cepat, namun apa daya, saya tidak memiliki kuasa apapun untuk melakukannya. Akhirnya saya pun berkhayal menjadi MENTERI PEKERJAAN UMUM (Menteri PU) maka saya akan siapkan program dan langkah-langkah sebagai berikut:

1.       Menginstruksikan kepada seluruh kepala PU di masing-masing daerah untuk wajib “blusukan” ke seluruh jalanan yang ada di wilayahnya masing-masing untuk mengecek seluruh jalanan rusak dan menentukan skala prioritas perbaikannya. Jalan nunggu korban jiwa berjatuhan atau jangan nunggu keluhan dan amarah warga masyarakat, baru kemudian direpon dan diperbaiki. Kita harus menganut azaz pelayan masyarakat . Jadi sebelum mereka mengeluh maka kita sudah perbaiki.

2.       Membuat gugus tugas khusus yang bertugas menerima laporan jalanan rusak dan secepatnya memperbaikinya dalam 2 X 24 Jam. Caranya mudah dengan membuat aplikasi “pengaduan jalanan rusak” seperti di Sidoarjo, dengan program “M-BONG” nya.  JAdi ada tim perbaikan yang standby setiap hari.

3.       Memastikan setiap laporan jalanan rusak, sekecil apapun kerusakannya, langsung diperbaiki. Jadi Jangan nunggu jalanan parah dulu baru diperbaiki. Berlubang sedikit, langsung diperbaiki.

4.       Melaksanakan perbaikan tidak di jam-jam sibuk tetapi jam kosong seperti di malam hari. Hal ini agar tidak mengganggu lancarnya arus lalu lintas yanga ada.

Selain program aksi cepat tanggap di atas, terdapat hal yang tak kalah pentingnya adalah program BETONISASI JALAN RAYA wajib di prioritaskan dengan cepat. Hal ini karena jalan berbeton dianggap lebih kuat, awet dan tahan hujan dan panas daripada jalan beraspal. Bila hal ini terjadi maka skala perbaikannya bisa 5-10 tahun lagi. Dan Program REVITALISASI GORONG-GORONG JALANAN. Ini penting untuk mempercepat sirkulasi pembauangan air di kala hujan datang. Selama ini air tidak bisa mengalir keluar jalan karena gorong-gorongnya mampet.

Saya yakin dengan program simple, cepat tanggap di atas, seluruh persoalan kerusakan jalanan akan dapat diatasi secepatnya oleh kementrian PU karena kenyamanan dan keamanan masyarakat di jalan raya menjadi prioritas utamanya. Tidak mudah memang tapi dengan usaha maksimal, kerja keras, dan efektif saya yakin akan lebih berhasil. Semoga khayalan dan usulan saya ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun