Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Money

Balada Perjuangan Babeh Si Tukang Buah

13 April 2016   22:24 Diperbarui: 14 April 2016   08:35 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, seperti biasa, saya meluangkan waktu untuk keluar komplek untuk membeli buah, pesanan istri saya. Saya pun langsung menuju warung buah "Babeh Namat" yang ada di pintu masuk komplek perumahan bumi sawangan indah. Begitu turun dari motor GL Pro 1997 kesayanganku, saya pun langsung masuk dan melihat-lihat buah yang ada. Suasana sepi dan tidak terlihat pembeli lainnya. Saya pun langsung membeli buah naga yang kebetulan besar-besar berwarna merah terang... sepertinya uenak banget rasanya. Selain itu, saya juga membeli jeruk medan yg kali ini agak kecil...tp sepertinya tetap manis. 2  kantong plastikpun sudah di tangan. Saya pun bersiap pulang.

Ternyata, tiba tiba hujan gerimis pun datang tanpa permisi. Akhinya saya pun terpaksa menunggu di warung babeh ini untuk menunggu hujan reda. Akhirnya saya pun terlibat obrolan panjang dengan si babeh terutama terkait dengan suka duka berjualan buah.

Ternyata menjadi penjual buah tidaklah semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Si babeh bercerita bahwa berjualan buah tidaklah gampang walau juga tidak sulit. Butuh perjuangan yang luar biasa. menurut babeh, berbelanja buah harus dimalam hari yakni sekitar jam 12 malam di Pasar Induk Kramat Jati. Biasanya menuju ke sana dengan menggunakan mobil angkutan kecil dengan ongkos sekitar 250 ribu. Sesampainya disana, biasanya lansung meluncur ke los los buah yang sudah tersedia untuk mencari buah buah yang akan dibeli. Untuk membeli jeruk misalnya sudah adalos khusus jeruk. Jadi tinggal pilih mana jeruk bagus, lalu tawar menawar harga, dan ila deal maka langsung dibuatkan kupon pengambilan. Begitu seterusnya. 

Setelah selesai memesan semua buah maka si babeh pun langsung mencari kuli angkut untuk membawa buah buah pesanan tersebut ke mobil pengangkut. Biaya kul angkut ini sekitar 75 ribu. Para kuli angkut ini akan mengambil buah pesanan babeh ke masing masing grosir buah dengan modal kupon pengambilan yang sudah dimilikinya. Keranjang keranjang yang sudah diambil dari grosir langsung di naikkan ke mobil dan diatur sedemikin rupa agar lebih teratur. Sekitar jam 3 pagi, si babeh kembali ke sawangan.

Lantas, bagaimana dengan keuntungan berjualan bah ini? Babeh menceritakan bhw keuntungannya tidaklah terlalu besar berkisar 10-20% saja. Apalagi harus dikurangi biaya rental mobil, susut buah, busuk. Setiap kali belanda biasanya babeh menghabiskan uang berkisar 5-8 juta. Dalam seminggu biasanya hanya 2 kali belanja. keuntungan per sekali belanja berkisar 500 ribu (3 hari) saja. Itupun kalau tidak banyak yang rusak atau busuk.

Itulah sedikit cerita balada tukang buah yang penuh perjuangan dengan keuntungan yang tidak terlalu besar. Namun demi sesuap nasi d demi menghidup keluarga, si babeh tetap semangat menjalaninya.

Ayo... Siapa yang berminat jadi "penjual buah"?? Semoga tulisan ini bermanfaat.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun