Mohon tunggu...
Sholehudin A Aziz
Sholehudin A Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Perjalanan hidupku tak ubahnya seperti aliran air yang mengikuti Alur Sungai. Cita-citaku hanya satu jadikan aku orang yang bermanfaat bagi orang lain. Maju Terus Pantang Mundur. Jangan Bosan Jadi Orang baik. Be The Best.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Narkoba dan Kasih Sayang Keluarga

23 Juni 2013   09:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terinspirasi oleh pengalaman saya sekitar 16 tahun lalu. Kala itu, saya memiliki seorang teman yang cukup dekat. Sebut saja namanya “Si Kiko”, bukan nama aslinya. Dia seorang kaya, bila dibandingkan dengan saya. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saya mendapatkan kabar bawha Kiko terjerumus dalam jeratan narkoba. Kedua orang tuanya dan keluarganya benar-benar syok menghadapi realitas tersebut. Sepertinya pergaulan diluar kampuslah yang mengenalkannya dengan narkoba.

Saya sendiri pun kaget dan tidak percaya akan realitas tersebut karena setahu saya dia seorang mahasiswa yang baik, pendiam dan tidak memiliki tanda-tanda kenakalan. Namun, entah apa yang menyebabkannya hingga dia terperosok dalam jeratan narkoba.

Kala itu, saya pun diminta secara khusus oleh kedua orang tua Kiko untuk membantunya keluar dari jeratan narkoba tersebut. Menurut cerita kedua orang tuanya, dalam setengah tahun ini, si Kiko sangat boros sekali dan sering mencuri uang dan barang-barang berharga milik kedua orang tuanya dans ering menginap di luar rumah.

Sebagai seorang yang telah dianggap menjadi keluarga besarnya, saya pun menyanggupinya untuk terus membantunya bisa keluar dari jeratan narkoba tersebut. Kala itu saya pun langsung mencari banyak informasi dan ilmu perihal ke-Narkoba-an. Dari situlah saya tahu betul apa itu Narkoba, berbagai efek yang ditimbulkannya dan cara-cara pengobatan dan penanganannya.

“Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya. Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sementara, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Yang pasti,keduanya dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis yang bisa menghancurkan masa depan siapapun yang mengkonsumsinya.”

Harus diakui bahwa bila seseorang telah masuk dalam kategori “Pecandu” maka sepertinya akan sulit untuk mendapat kesembuhan secara total. Sangat butuh langkah tepat dan strategis untuk bisa membantunya keluar dari kecanduan Narkoba. Namun dengan berbagai usaha dan upaya yang dilakukan, akhirya sekitar 1 tahun kemudian dia bener-benar sembuh total. Sungguh suatu prestasi dan kebanggan tersendiri. Kala itu, sang orang tua pun sempat menggelar syukuran dan pengajian atas sembuhnya anak mereka dari jeratan narkoba.

Lantas apa yang membuatnya bisa sembuh dari candu narkoba? Memang harus diakui, beberapa terapi narkoba dan pengobatan formal lain pernah dilakukan, namun ternyata bukan itu yang membuatnya sembuh total. Yang membuat “si Kiko” sembuh total adalah hadirnya perhatian dan kasih sayang keluarga yang amat sangat kepadanya. Hal ini diakui oleh “Si Kiko” kepada saya. Berdasarkan cerita dia, dulu ketika pertama kali dia diketahui mengkonsumsi narkoba, hampir seluruh keluarga besarnya “membencinya” dan “mengasingkannya”. Walaupun mereka berusaha mengobatinya namun ternyata hati mereka belum sepenuhnya ikhlas dan penuh “kebencian” walau di dalam hati. Namun semenjak, bapaknya wafat, perlakuan keluarga besarnya berubah total. Ternyata sebelum wafat, bapaknya berpesan kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak meninggalkan si Kiko dan harus menjaganya sebaik mungkin.

Walhasil, semenjak kejadian tersebut, akhirnya seluruh keluarga terutama ibunya dan kakak-kakaknya benar-benar menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada si Kiko. Akhirnya, dengan kesadaran penuh dan segala tanggungjawab, si Kiko benar-benar merasa menyesal dan berikrar untuk tidak pernah mengkonsumsi narkoba lagi, dengan atau tanpa pengawasan orang tua. Ketika itu, dia akhirnya memilih menyibukkan diri dengan sebuah usaha kecil-kecilan yang rintis sendiri. Hingga tulisan ini dibuat, dia telah menjadi seorang yang patut dibanggakan oleh keluarga karena cukup sukses dalam bisnis yang ditekuninya.

Inti dari cerita singkat ini adalah bahwa salah satu cara terbaik membebaskan seorang pecandu narkoba adalah dengan kasih sayang dan perhatian keluarga terdekat. Jadikan dia manusia yang berharga dan bermartabat dan memiliki masa depan yang cerah. Jangan benamkan dia dalam kehinaan “pecandu narkoba” yang identik dengan sampah masyarakat. Setiap pecandu narkoba dipastikan bisa sembuh dan bangkit apabila dia sadar dengan sesadarnya bahwa narkoba memang tak ada gunanya dan membahayakan serta menghancurkan masa depannya.

Bila tidak demikian, maka mereka hanya akan sembuh “sementara” saja, dan sangat besar kemungkinannya untuk kambuh dan kambuh lagi. Apalagi mafia narkoba begitu dekat dengan kita yang siap sedia setiap saat untuk mengajaknya kembali ke lingkungan “pecandu narkoba” lagi.Mari ciptakan keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatian demi menjauhkan generasi kita dari candu narkoba yang sangat merugikan bangsa ini.

Semoga pengalaman dan tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun