Nama : Aji Setiawan
NIM : 2015030001
Kelas : PGMI 2a
Universitas Sains Al Quran Jawa Tengah di Wonosobo.
MEMOTIVASI BELAJAR ANAK KELAS 1-3 MI/SD
Berkaitan dengan masa transisi anak SD (perpindahan dari TK menuju SD) , seperti orang tua mesti harus peka. Pahamilah bahwa perubahan-perubahan dari TK ke SD sering membuat murid kelas rendah (mental yang kurang baik) “ketakutan”. Agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 SD atau kurang lebih 6-8 tahun.
Inilah pokok-pokoknya:
- Belajar bermain sambil
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun untuk anak SD alihkan ke cara bermain yang lebih membangun. Suasana belajar pun tak perlu harus serius. Jadi tak selalu harus belajar di meja belajar, bisa juga sambil duduk di karpet.
- Manfaatkan PR
Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah (kelas1-3) masih menjadi pro kontra, karena di umuran ini anak-anak masih belum layak mendapat tugas rumah. Namun selama tidak berlebihan, sebenarnya PR sangat banyak memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit pelajaran yang sudah didapat anak di sekolah. Kita sebagai orang yang lebih berpengalaman haruslah menjadikan PR itu sendiri sebagai ajang untuk memotivasi / mendorong anak agar lebih giat lagi dalam mengejarkan PR terutama dalam belajar sendiri dirumah, kebanyakan anak belajar karena paksaan dari orang tua, bukan dari keinginan si anak itu sendiri. Nah, disaat anak itu sedang ada banyak tugas rumah yang diberikan oleh guru kelas, disaat itulah kita memanfaatkan stuasi ini, kita harus memompa semangat anak agar lebih giat lagi dalam belajar.
- Support lah selalu malaikat kecil kita
Support / dukungan sangat diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuknya bisa sangat sederhana, tapi harus halus. Misalnya ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak marah yang berkepanjangan dan kita jangan memvonis anak kita sebagai anggapan bahwa anak kita anak yang bodoh. Tapi, tuntunlah anak itu dengan cara yang halus / baik. Dengan cara seperti itu, anak akan merasa lebih nyaman dibandingkan dengan anak yang mendapat marah dari orang tua, karena anak yang sering mendapat marah dari orang tua nya karena hal kecil (nilai jelek) akan berpengaruh pada mental si anak. Anak akan mudah minder ketika mendapati nilai yang jelek.
- Jadilah model
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar.Misalnya, ketika anak sedang mengerjakan PR, anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur.Bisa-bisa anak merasa diperlakukan tidak adil.Lebih baik bila saat anak belajar, orang tua juga tampak belajar / membimbing si anak.Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
- Tetapkan jam belajar
Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton tv, tidak mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.
Kiranya itu saja yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.
*dikutip dari berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H