Mohon tunggu...
Shoimatul Fitria
Shoimatul Fitria Mohon Tunggu... Pendidik -

Assalamu`alaikum, Seringnya nangkring di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP , Menyukai pantai, hamparan air, martabak telor, serta pengembangan ekonomi mikro syariah, www.shoi-fitria.blogspot.com\r\n\r\nMari Beli Produk Indonesia..:)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yth : Bapak Oegroseno

3 Desember 2013   15:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:22 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386059899511116027

Kepada Yth Bpk Oegroseno : Bapak, saya tidak tahu agama bapak apa, tetapi bagi kami seorang muslimah, memakai hijab adalah suatu keharusan dan kewajiban. Saya ingin bertanya kepada bapak, apakah bapak mempercayai kitab suci agama bapak? Begitu juga kami, kami mempercayai dan mengimana Kitab suci kami yaitu Al Quran. Di dalamnya terkandung kewajiban untuk memakai hijab bagi muslimah. Dahulu , ketika ayat hijab ini diturunkan, muslimah langsung menyambar kain yang ada di dekatnya untuk memakainya. Lalu mengapa kami tidak boleh memakainya hanya dengan alasan belum ada aturan yang resmi. Saya tidak tahu, kenapa bapak melarang saudara saudara kami yang ada di kepolisian untuk memakainya, padahal kami langsung diperintah pencipta kami. Apakah bapak ada di dunia ini ada dengan serta merta, atau ada yang menciptakan? Apakah bapak mengimani pencipta bapak? saya yakin bapak mengimaniNya. Saya percaya bapakpun demikian, dan takan pernah membantah apa yang pencipta bapak perintahkan. Bukankah di Polri, perintah atasan adalah kewajiban, sedangkan Pencipta kita adalah pencipta atasan kita. Tentunya kedudukannya lebih tinggi bukan. Lalu mengapa bapak menghhalangi kami, mematuhi pencipta kami, pencipta atasan bappak juga. Jika bapak berkeberatan dengan warna warni yang ada, jika bapak takut nantinya dimanfaatkan oknum parpol yang tak bertanggungjawab. Tentunya mudah sekali bagi bapak untuk memberikan telegram arahan satu warna, tentunya ini justru akan menimbulkan ketengan jiwa bagi saudari kami muslimah yang di polri. Bukan malah teklegram untuk melepas kembali. Jujur saja pak, bagi kami yang telah berhijab, membukanya di depan umum, seperti menelanjangi kami. Bapak tentu memiliki seorang ibu, seorang istri yang wanita juga. Atau mungkin saudara dan anak yang wanita juga. Bagaimana perasaan bapak ketika mereka ditelanjangi di depan umum pak? Tentu marah, sedih, dan ingin membela. Begituulah kami, kami tidak ingin saudara saudara muslimah kami di Polri ditelanjangi kembali di muka umum, karena bagi kami hijab adalah bagian dari pakaian kami. Tak perlu bapak risau dengan kemungkinan pembelotan kami akan warna. KLarena bapak tahu sendiri bukan, bahwa di Polri, kedisiplinan akan sangat dijunjung tinggi. Saya yakin di hati kecil bapak, insya Allah, bapak adalah orang beriman, yang juga akan menghormati keimanan orang lain. Saya yakin di hati kecil bapak, bapak adalah orang baik, yang tak kan mungkin mengkebiri hak asasi orang lain. Semoga bapak dan keluarga selalu dalam nikmat sehat, nikmat iman, dan kemudahan urusahan di dunia ataupun akhirat nanti. Salam. Kami yang tak ingin telanjang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun