Mohon tunggu...
Shoimatul Fitria
Shoimatul Fitria Mohon Tunggu... Pendidik -

Assalamu`alaikum, Seringnya nangkring di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP , Menyukai pantai, hamparan air, martabak telor, serta pengembangan ekonomi mikro syariah, www.shoi-fitria.blogspot.com\r\n\r\nMari Beli Produk Indonesia..:)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Kader Dakwah

5 Agustus 2014   21:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:20 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dulu menjumpai mereka
penuh dengan ketawadu'an
Penuh dengan kesantunan
penuh dengan keistiqomahan
penuh dengan pengorbanan
Kata kata nya penuh dengan hikmat
Senyumnya merekah
Tindak tanduknya adalah teladan

tetapi beberapa tahun belakangan ini
saya melihat ada perubahan
walau itu hanya sebagian kecil
kecil sekali
sungguh kecil sekali
tetapi itu nampak sekali di depan mata
hingga yang kecil sekali ini menutupi yang besar dibelakangnya

Ah mata
memang seringkali menipu
tetapi begitulah dunia
menipu lewat mata

Semoga hati ini tak jua tertipu
Yang besar dibelakangnya ini yang menguatkan
Bahwa berdiri di sana bukan karena mata manusia lain yang ingin didapatkan
tetapi pandangan Sang Pencipta mata manusialah yang utama
yang akan merugi jika pandanganNya justru terpaku pada yang lain
Sedang diri kita sama sekali tak dilirik

Tak usah lah risau dengan segala pandangan di luar sana
Tak usahlah surut kebelakang dengan tulisan tulisan yang bertebaran
Tak usahlah sakit hati dengan banyaknya statemen
Tak usahlah jua kau ikuti apa yang mereka lakukan
Lalu membuatmu sibuk membantah
Hingga akhirnya tak ada beda
Ya... tak ada beda
Anggap saja, tulisan itu ingin memberikan masukan
Anggap saja, tulisan itu sebagai bentuk sayang Sang Maha Penjaga
Hingga kita diingatkan oleh Sang Maha Penjaga melalui si penulis
agar apa yang dikhawatirkan penulis, tak terjadi

Insya Allah
Sekarang pun masih bisa terliat
walau oleh sedikit mata manusia
Yang sangat besar itu masih terus berkarya
malayani masyarakat
menebarkan kebaikan
menebarkan kesantunan
masih peduh dengan ketawaduan
masih penuh dengan keistiqomahan
masih penuh dengan kata kata hikmat
masih penuh dengan keteladanan
walaupun tak ramai oleh media
walaupun begitu
tak usah menjadi surut kebelakang dengan berbagai sindiran
Karena satu lidi lebih mudah dipatahkan
dibandingkan bersama menjadi sebuah sapu

Wahai yang Maha memciptakan mata
Wahai yang Maha menciptakan telingga
Wahai yang Maha menciptakan lisan
jagalah mata, telingga dan lisan kami
hingga kami bisa terus menjaga hal yang utama
yaitu mata hati kami , hingga terjaga dien itu

#karena berjamaah itu lebih berkah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun