Mohon tunggu...
Shohibul Kahfi
Shohibul Kahfi Mohon Tunggu... Guru - say the fact

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menangis dan Tertawa

24 Maret 2022   07:52 Diperbarui: 24 Maret 2022   09:03 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman/31:19). 

          Itulah firman Allah yang perlu untuk dicermati. Ada apa dengan suara keledei semisal kuda? Mengapa Allah swt. menciptakan suara binatang semacam itu? Itu semua tidak menutup kemungkinan sebagai perumpamaan bagi kita sebagai manusia. Dan mengapa pula Tuhan berfirman bahwa suara keledei itu adalah seburuk-buruk suara?

          Seperti apakah suara keledei/kuda itu? Kalau mau memperhatikan dengan seksama, tahulah bahwa suara itu persis seperti suara orang tertawa. Pada hakikatnya suara keledei itu tidaklah hina/buruk, akan tetapi suara tertawa manusia yang seperti keledei/kuda itulah yang buruk/hina.

          Rasulullah termasuk orang yang banyak menangis, ada beberapa sebab yang membuat Beliau menangis. Pertama, Rasulullah menangis karena takut pada Allah. Salah satu sebab utama yang membuat Rasulullah menangis adalah yang berkaitan pada turunnya rahmat dan ampunan dari dosa-dosa. Rasulullah banyak menangis karena takut kepada Allah. Kedua, Rasulullah juga menangis dalam sholatnya dan saat mendengar Alquran.

          Rasulullah bersabda: "Demi Dzat, yang jiwaku berada dalam Kekuasaan-Nya, andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu pasti tertawa sedikit dan banyak menangis."(Al Hadits) 

"Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. At Taubah/9:82).

          Pada dasarnya, memang tidak ada orang yang ingin atau mau untuk menangis. Padahal menangis itu banyak manfaatnya.  Seandainya banyak orang yang tahu betapa besar dan banyak manfaat menangis, pastilah mereka akan berusaha untuk itu. Orang yang mudah menangis menunjukkan kelembutan hatinya, mudah tersentuh terhadap penderitaan sesamanya. Menurut hadits Rasulullah saw. salah satu dari beberapa orang yang tidak akan tersentuh api neraka ialah orang yang menangis karena mengingat dosa-dosanya. Sabda Rasulullah saw.:

"Tujuh golongan yang Allah lindungi mereka dalam naungan-Nya pada suatu hari yang tidak ada perlindungan selain naungan-Nya, yaitu; imam yang adil, remaja yang tumbuh dalam menunaikan ibadah kepada Allah Ta'ala, orang yang lekat dengan masjid apabila ia keluar sampai kembali padanya, dua orang yang saling menyayangi mereka bersama-sama karena Allah dan berpisah berdasarkan tuntunan Allah, orang yang ingat pada Allah dengan menyendiri lalu mengucurkan air mata, orang yang diajak lawan oleh jenis yang mempunyai kedudukan dan keelokan lalu ia berkata sesungguhnya aku takut pada Allah Ta'ala dan orang bersedekah yang ia rahasiakan sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya." (HR. Bukhari).

          "Air mata orang yang menangis karena mengingat dosanya adalah laksana mata air surga" ungkapan Prof. DR. Damar Djati Supadjar.

          Orang yang tidak mudah/bisa menangis menunjukkan bahwa hati orang tersebut keras laksana batu. Pada hari akhir kelak, bahan bakar dari api neraka tersebut adalah manusia dan batu. Dan menurut beberapa alim ulama', batu tersebut bukanlah batu dari gunung, melainkan itu adalah hati manusia yang membatu.

          Orang yang suka tertawa terbahak-bahak, teriak-teriak, berbicara keras tidak tentu arah, hanya untuk bersenda gurau ataupun untuk menghina orang lain, jelaslah menunjukkan kebodohan orang tersebut. Mereka tidak tahu apa yang seharusnya mereka ketahui, mereka hanya menurutkan hawa nafsunya belaka.

          Bahkan banyak juga orang yang suka mentertawakan orang lain sebagai ejekan, olok-olokan atau cemoohan belaka juga menggunjingkan sesamanya. Orang-orang semacam itu layaknya seperti keledei dan juga  seperti anjing. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:

 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan... Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya". (QS Al Hujurat/49:11,12). 

          Orang yang mengerti hakikat, apabila diolok-olokan, pastilah tidak akan menjadikannya sebagai suatu masalah yang berarti, semua itu dianggapnya tidak lebih dari  suara anjing yang menggonggong, atau bahkan justru menjadikannya merasa kasihan terhadap orang yang menghinanya tersebut, itu semua dilakukan (orang yang menghina) karena kebodohannya. Begitu pula apabila ditertawakan oleh orang lain, pastilah hanya dianggap tidak lebih dari suara ringkikan kuda, bahkan itu semua menjadikannya mempunyai harapan yang besar, bahwa di akhirat kelak ia akan mendapatkan pahala yang besar tanpa beramal. Sebagaimana seorang petani yang akan panen raya dengan hasil yang melimpah ruah tanpa harus menanam terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun