Mohon tunggu...
Shohibul Kahfi
Shohibul Kahfi Mohon Tunggu... Guru - say the fact

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

"Mabuk" yang Dihalalkan di Bulan Ramadhan

27 April 2021   23:40 Diperbarui: 28 April 2021   00:13 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, syahrun mubarak (bulan berkah) dan syahrun maghfirah (bulan penuh ampunan). Allah Ta'ala menyediakan bulan Ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa bagi orang-orang yang berusaha menjauhi dosa besar. Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya: "Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi". (HR. Muslim).

Hendaknya kita sebagai kaum muslim berusaha untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan. Karena setiap ibadah yang dilakukan di bulan ini, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Terutama ibadah shalat, kenapa shalat? Karena shalat merupakan ibadah istimewa dibanding ibadah-ibadah yang lainnya. Ibadah shalat apabila dilaksanakan dengan sunguh-sunguh, ikhlas, dan khusyuk, akan bisa mendatangkan kenikmatan tersendiri bagi yang mengamalkannya. 

Bahkan agak ekstrem istilah yang diberikan oleh K.H. Husein Ilyas, Mojokerto, tentang kenikmatan shalat ini. Menurut beliau, rasa shalat itu seperti orang minum arak. Minum arak itu, jika sedikit tidak akan mabuk akan tetapi justru bikin pusing. Minum arak jika banyak pasti akan mabuk. Orang mabuk itu isinya hanya nikmaat saja, tidak ada rasa tidak enak.

Ibadah shalat jika banyak dilakukan rasanya juga hanya nikmat saja, tidak ada rasa tidak enaknya. Apalagi dilakukan berjamaah dengan banyak orang. Dicontohkan oleh Rasulullah saw., beliau banyak shalat sampai kaki beliau itu bengkak. Kami yakin kalau ibadah shalat Rasulullah itu, selain dari rasa syukur baliau kepada Allah swt. juga karena nikmat yang dirasakan baliau.

Bagaimana dengan shalat kita, sudahkah kita merasakan nikmatnya shalat? Atau justru sebaliknya, merasa pusing. Kalau masih merasa pusing atau masih malas mau shalat, dapat dipastikan itu karena minimnya shalat yang kita lakukan.

Kalau kita amati secara seksama, masing-masing orang itu berbeda-beda dalam ibadah shalatnya. Ada yang shalat lebih dari sepuluh kali sehari semalam. Jadi selain shalat wajib lima waktu masih ditambah lagi shalat-shalat sunnah lainnya. Tengah malam shalat tahajud, menjelang pagi shalat fajar, menjelang terbit matahari shalat syuruq, matahari terbit sepenggalah shalat dhuha, juga shalat hajat, taubat, istikharah, dll. 

Ada orang yang shalat hanya lima waktu saja, ada juga yang shalat dua waktu saja sehari semalam. Tapi ada juga orang yang shalat hanya satu kali dalam satu minggu, yaitu shalat jum'at saja. Bahkan ada juga orang yang shalat sekali dalam satu tahun, yaitu hanya shalat hari raya Iedul Fitri saja. Dapat dipastikan jika hanya sedikit shalat tidak akan bisa merasakan nikmatnya shalat.

Perbandingan shalat di Indonesia dan di Masjidil Haram Makkah, sangatlah berbeda, rasanya nikmat shalat di Masjidil Haram. Walau berdesak-desakan sampai rukuk saja susah tetap bisa melaksanakan shalat dengan khusyuk. Shalat tarawih di Masjidil Haram dilakukan 20 rakaat, dalam 20 rakaat itu ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacakan oleh imam tidak kurang dari satu juz. Meskipun demikian menjadi makmum di sana tidak merasa jenuh, bahkan bisa merasakan nikmatnya shalat. 

Alhamdulillah, penulis pernah mendapatkan kesempatan untuk merasakan shalat di Masjidil Haram. Pada tahun 2016 penulis melaksanakan ibadah umrah yang diberangkatkan oleh biro perjalanan haji dan umrah First Travel. Alhamdulillah walaupun beberapa kali tertunda akhirnya bisa berangkat juga. Justru dengan ditunda beberapa kali itu penulis mendapatkan berkah besar, yaitu bisa umrah bertepatan dengan bulan puasa.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun