Maksud penyatuan dengan Tuhan tersebut bukanlah penyatuan  jasadnya, akan tetapi hatinya telah diterangi oleh cahaya Ilahi. Kemauan orang tersebut tidak bertentangan dengan Kehendak Allah swt., mata hatinya telah terbuka untuk mengetahui rahasia kegaiban.
     Orang yang dikaruniai cahaya Ilahi dengan sadar atau tidak akan mengalami sesuatu yang luar biasa. Baginya, tabir (rahasia) kebenaran yang selama ini seakan-akan tertutup kabut, menjadi tampak jelas pada mata batinnya. Ia akan menjadi manusia yang bijaksana. Ia akan mempunyai sifat yang selektif terhadap apapun yang ada di depannya. Sekiranya sesuatu itu tidak menguntungkan bagi dirinya terutama akhiratnya, maka tak akan diambilnya.
     Masalah-masalah yang sebelumnya tampak samar-samar menjadi jelas dan tegas. Ia mudah menentukan yang mana arah hendak dituju. Dan pilihannya cenderung tepat dalam menempuh jalan menuju ridla Allah.
     Apabila cahaya Ilahi telah mampu membuka tabir, maka mata batin dapat mengambil hikmah dari segala yang diterima dari Allah. Keadaan baik maupun buruk, menyenangkan maupun tidak menyenangkan, dipuji maupun dihina, baginya sudah tidak ada perbedaan.
     Pada tahap inilah seseorang akan memahami hakikat dari berbagai ilmu yang tersurat maupun yang tersirat. Ia tak akan rancu lagi dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya, yang memungkinkan akan menimbulkan keragu-raguan bagi kebanyakan orang.
     Dengan demikian ia akan mendapatkan pencerahan total serta ketenangan hidup yang hakiki, tiada sesuatupun yang membuatnya bingung dan ragu-ragu serta tiada lagi yang ditakutinya kecuali Allah swt. semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H