Penyakit kanker telah menjadi masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menyebabkan angka mortalitas tertinggi setelah penyakit kardiovaskuler. Salah satu kanker yang banyak menyerang perempuan adalah kanker serviks (leher rahim). Jumlah penderita kanker serviks di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 36.633 kasus atau 9,2% menempati urutan kedua setelah kanker payudara (WHO, 2022). Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Virus HPV (Human Papilloma Virus) tipe 16 dan 18. Penularan virus HPV umumnya disebabkan oleh aktivitas seksual perempuan dari kontak dengan virus luar yang umumnya dilakukan saat berhubungan intim dan faktor lain seperti penggunaan alat bersama misalnya handuk, pakaian dalam dan lain sebagainya.
Salah satu langkah untuk mencegah kanker serviks yaitu dengan melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV diberikan kepada perempuan dengan target utama yaitu belum pernah melakukan hubungan seksual. Pemberian vaksin diharapkan dapat mengendalikan pertumbuhan sel-sel kanker dan menurunkan angka penderita kanker serviks di Indonesia.
Permasalahan utama dalam pemberian vaksin HPV adalah pada remaja perempuan masih banyak yang belum mengetahui tentang penyakit kanker serviks dan vaksinasi HPV. Selain itu di kalangan masyarakat menganggap bahwa di dalam vaksin memiliki kandungan yang haram sehingga orang tua menolak dan melarang anaknya untuk dilakukan vaksinasi HPV. Hal ini menyebabkan motivasi dan kesadaran perempuan dalam pencegahan kanker serviks menjadi rendah. Kurangnya dokter spesialis obstetric dan ginekologi di daerah-daerah terpencil membuat masyarakat kesulitan dalam akses.
Dengan perkembangan teknologi informasi membuat munculnya berbagai alat elektronik seperti Handphone, Laptop, TV dan lain-lain. Selain itu juga munculnya aplikasi media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter dan media sosial lainnya. Munculnya media sosial digunakan oleh pengguna untuk menggungggah foto, video, informasi berita atau kejadian yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, media sosial seharusnya dapat digunakan untuk memberikan edukasi kepada massa khususnya tentang vaksinasi HPV. Untuk itu diperlukan orang yang dapat mempengaruhi khalayak ramai dengan mempromosikan sesuatu sehingga masyarakat dapat tertarik dan melakukan apa yang disampaikan oleh orang tersebut. Di dalam media sosial orang tersebut disebut dengan influencer.
Influencer bisa diartikan dengan orang yang memiliki jumlah pengikut/followers yang cukup banyak di media sosial kemudian memanfaatkan banyaknya pengikut untuk mempromosikan barang/jasa atau memberikan informasi. Dengan adanya media sosial dan influencer seharusnya diaplikasikan dalam bidang kesehatan untuk memberikan edukasi mengenai kanker serviks, faktor yang dapat mempengaruhi timbunya kanker serviks, vaksinasi HPV. Oleh karena ity, berdasarkan penjelasan di atas, penulis akan menyusun esai yang berjudul “Peran Influencer di Media Sosial Sebagai Edukator Vaksinasi HPV dalam Pencegahan Kanker Serviks”
Berdasarkan judul esai di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut,
Pahami target pengguna media sosial. Hal yang perlu diperhatikan yaitu perbedaan karakter pengguna media sosial. Setiap media sosial memiliki karakter pengguna yang berbeda.
- Tentukan media sosial yang digunakan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat sesuai dengan keahlian influencer.
- Tentukan strategi komunikasi yang dipakai. Komunikasi yang digunakan influencer yaitu komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif merupakan
- suatu proses yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, tindakan, dan sikap seseorang agar bertindak sesuai dengan keinginan yang diharapkan (Rakhmat, 2007).
- Tentukan media yang tepat. Di setiap media sosial pastinya memiliki fitur masing-masing yang berbeda, misalnya Instagram lebih menekankan pada reels, Twitter menekankan pada teks kata kunci yang viral pada saat ini dan lain sebagainya.
- Konsultasikan pembuatan konsep dan materi vaksin HPV kepada para ahli dan influencer lain. Hal ini untuk memvalidasi materi yang akan disampaikan benar adanya dan sesuai dengan program pemerintah serta mendiskusikan saran yang tepat dalam penyampaian infromasi yang menarik kepada pengguna media sosial.
- Tentukan waktu yang terbaik untuk posting di media sosial. Di setiap media sosial pasti memiliki strategi waktu. Biasanya ditentukan oleh kegiatan sibuknya pekerjaan dan menikmati akhir pekan ataupun waktu untuk bersantai setelah bekerja.
Dukungan pemerintah yang diberikan dalam menyukseskan program pencegahan kanker dengan vaksinasi HPV ditujukan dengan pemberian vaksin HPV secara gratis. Imunisasi HPV diberikan kepada anak perempuan usia kelas 5 SD/MI/sederajat (atau usia 11 tahun bagi anak yang tidak bersekolah) untuk dosis pertama dan selanjutnya dosis kedua diberikan pada kelas 6 SD/MI/sederajat (atau usia 12 tahun). Pemberian imunisasi ini bagi anak yang bersekolah dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS. Dengan program tersebut pemerintah menargetkan perempuan dapat di vaksinasi HPV sebelum tahun 2030.
Namun, saran dari penulis ingin agar vaksin HPV diberikan gratis pula kepada perempuan dewasa. Hal ini mempertimbangkan masyarakat yang belum mendapatkan dosis vaksin HPV pada saat remaja dan perempuan tersebut menginginkan untuk mendapatkan vaksin sebagai bentuk pencegahan terhadap kanker serviks. Pada pasien yang sudah menikah dan pernah melakukan hubunan seksual, pemberian vaksin HPV masih bisa dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari dokter. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan tempat praktik dokter spesialis obstetri dan ginekologi secara merata ke seluruh Indonesia, supaya masyarakat yang tertarik melakukan vaksinasi HPV, dapat mengaksesnya di sekitar tempat tinggal mereka
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu dengan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mengalami jumlah penderita terbanyak kedua pada perempuan. Dengan keterbatasan pengetahuan dan minat mengenai pencegahan kanker serviks pada perempuan, memerlukan sebuah solusi yang diberikan kepada masyarakat. Dengan berkembanganya teknologi informasi seperti sosial media, tentunya informasi yang dibagikan melalui media sosial tersebut dapat tersebar dengan cepat dalam hitungan detik. Hal itu dapat dimanfaatkan dalam menyebarkan informasi vaksinasi HPV dengan bantuan influencer. Munculnya influencer di media sosial, dapat memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya program vaksinasi HPV demi mencegah kanker serviks pada perempuan. Selain itu, pemerintah dapat memberikan dukungan dengan memberikan vaksin HPV.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, G. (2022). Wanita Beresiko Terkena Kanker Serviks. Link: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/389/wanita-beresiko-terkena-kanker-serviks
Ramadhany, S. A., & Dewi, I. (2021). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Pemutaran Video Tentang Vaksin HPV Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Niat. JIMPK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan, 1(4), 434-440.
Hastan, V. F., & Sukendro, G. G. (2022). Kreativitas Influencer dalam Mengampanyekan Self Love untuk Kesehatan Mental di Instagram. Prologia, 6(1), 25–32. https://doi.org/10.24912/pr.v6i1.10256
Nabilla, N. F. A., & Afifi, S. (2023). Pengaruh Komunikasi Persuasif dan Personal Branding Celebrity Endorser terhadap Kesadaran Vaksinasi Covid-19 (Analisis Structural Equation Modeling Partial Least Squares). Jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik, 3(1).
Dewi, P. I. S., Purnami, L. A., & Heri, M. (2021). Sikap Remaja Putri tentang Kanker Serviks dengan Motivasi Remaja Melakukan Vaksinasi HPV. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(1), 51-58.
Tarmidzi, S. T. (2022). Pencanangan Nasional Perluasan Imunisasi Human Papillomavirus (HPV). Link : https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/09-08-2023-national-launch-of-human-papillomavirus-(hpv)-immunization-expansion
Faisal, M., Dhuha, A., Irawan, M. P., Juwita, S., & Wulandini, P. (2022). Edukasi kanker serviks dan efektivitas vaksin HPV sejak dini di SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 4(2), 329-333.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H