Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Dosen - DR. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., Drs., M.A.

Shofwan, lahir 12 Desember 1952, Sijunjung Sumatera Barat. Suku Melayu. Isteri Dra. Hj. Imnati Ilyas, BA., S.Pd., M.Pd., Kons. Imnati bersuku Pagar Cancang, Nagari Balai Talang, Dangung-dangung, 50 Kota Sumbar. Shofwan, sekolah SR/SD di Rantau Ikil dan Madrasah Ibtidayah al-Hidayatul Islamiyah di Sirih Sekapur, 1965. SMP, Jambi, 1968. Madrasah Aliyah/Sekolah Persiapan IAIN-UIN Imam Bonjol Padang Panjang, 1971. BA/Sarjana Muda tahun 1976 dan Drs/Sarjana Lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN-UIN Imam Bonjol Padang,1982. MA/S2 IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991. DR/S3 UIN Syarif Hidayatullah-UIN Jakarta, 2008.*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hasjim Djalal Diplomat Ulung

14 Januari 2025   15:34 Diperbarui: 14 Januari 2025   19:57 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Montreal Menyetujui


Telepon apartemen saya berdering kencang. Salju sudah mulai tebal. Secara resmi yang disebut musim winter di Kanada kala itu adalah mulai 25 November. Dan itu suhu udara akan selalu minus. Belasan bahkan puluhan derjat di bawah nol di belahan paling utara Benua Amerika ini.


Pagi itu saya merasa sangat gembira. Dari seberang,  operator bilang, Dubes Indonesia di Ottawa mau bicara. Tak sabar, saya bilang assalamulaikum. Seketika seakan serempak salam itu kami ucapkan. Tentu Dubes menyapa kesehatan dan kabar tentang Tim yang saya pimpin dan koordinatori.


Baru masuk ke inti. "Sudah di atur, Dik Karim (ia selalu sebut nama belakang saya, Karim-mungkin cara  Barat atau cara Jawa). Permintaan  diterima. Semua beres. Atur jadwal dengan kantor." "Begitu, ya ? " tukuknya. "ya YE Ambassador, terimakasih, siap," kata saya, plong sambil nafas lega.


Dalam hati saya ingin berpanjang kalam, kok bisa?. Saya pikir bagaimana Montreal mengizinkan dan menerima permohonan ini. Apakah saya akan ditegur mengapa lapor ke Dubes dan lainya.


Mungkin saya salah, berbisik dalam hati. Saya tidak pernah sekolah diplomat dan tak terlalu tahu etika diplomasi. Meskipun pada tahun-tahun 1980-1981; 1982-1983 ada sesi diplomasi kebudayaan dalam latihan persiapan atau pre-orientasi di Jakarta dan di Kanada, tetapi tetap saja saya merasa "kosong" ilmu dan pemahaman diplomasi.


Kami langsung umumkan dan persiapkan berbagai acara berkenaan agenda di Ottawa. Semua anggota Tim, peserta dan pimpinan grup, sesuai prediksi saya, mereka benar-benar, over gembira dan bahagia. Meski akan naik bus dalam udara dan suhu dingin mengigit. Bisa jadi akan lebih 5 jam perjalanan. Biasanya salju akan memenuhi jalan raya dan Bus akan berjalan tidak secepat normal.


Eh, ternyata 2 Bus datang. Safari terpanjang dengan Bus kami mulai. Di Ottawa kami menginap di Ottawa Youth Hostel. Kata lain untuk penginapan ini adalah Jail Hostel-Penjara Rumah-Hotel. Konon dulu asalnya memang penjara untuk warga terhukum. Hebatnya penjara sudah dipindakan, dan bangunan tua itu menjadi Hostel. Penginapan "manenggang". Pria sesamanya dan wanita sesamanya pada ruang lepas dengan bed bertingkat. Seperti asrama. Akan tetapi kamar mandi juga berbeda, untuk pria dan wanita, alhamdulillah. Ada caf dan ruang resto lepas luas. Makan pagi pakai kupon.


Dubes Hasjim Djalal meminta staf dan kami mengemas agenda itu sedemikian rupa. Tim kami  menampilkan  tari, nyanyi, musik secara gabungan dan ada pula yang terpisah, masing-masing. Group leader Ilza Mayuni (Prof,Dr. MA) -Michelle Flecker (St. Thomas); Anna Lenk-Dadang Hidayat (Lindasay); dan Stephen Pijper-Andreas Bria (Coubourg)  mempersiapkan bersama grupnya masing-masing. Merka  yakin, konsentarasi dan kerja keras untuk Latihan sebelum ke Ottawa.
Ujungnya sukses luar biasa.  Acara di Wisma Indonesia (WI) sangat meriah. Seakan  resepsi dua negara. Kelihatan kasat mata, undangan suka dan riang-gembira. Dubes dan KBRI sangat puas.


Istimewa tamu utama  Senator Kanada-Founder CWY Jaques Herbert, tyak henti-henti memuji. Begitu pula tokoh dan masyarakat Indonesia di Ottawa serta undangan lainnya. Besoknya Tim berkunjung ke Gedung Parlemen. Melihat anggota parlemen bersidang. Melihat universitas. Masjid.  Perpustakaan dan beberapa objek lainnya.
Tetapi ada satu pertanyaan yang sampai akhir program sebelum ke Indonesia, bagaimana Dubes Hasjim melobi  Montreal sehingga 10 tahun belum pernah ada acara seperti itu, bisa dilaksanakan.


Di masa  lalu hanya Dubes Ottawa atau Konsul Jendral (Toronto dan Vancouver) berkunjung ke grup, kota-kota di mana program berlangsung. Kini, di samping hal itu tetap jalan, kami berkumpul di Ibu Kota Negara dan resepsi di Wisma Indonesia. Sesuatu yang sangat berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun