Termasuk kepada kotegori ini juga orang tua yang semakin uzur dan anak-anak yang memang belum dapat mandiri dalam menjalankan fungsi fisik dan psikhisnya.
Menurut  Dr. Antoni yang juga Periset pada  Australia Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN) tadi, perhatian kepada disabilitas sangat minim. Oleh karena itu Antoni mengajukan kerangka pembangunan yang inklusi.
Dari beberapa literatur, pembangunan infra struktur berwawasan inklusi ini sudah banyak  diteliti dan ditulis. Kerjasama Bappenas dengan Austalia meniliti wawasan pembangunan inklusi di bawah payung "Gender Equalitiy and Social Inclusion (GESI)".
Asian Development Bank (ADB) mendefinisikan inklusi sebagai upaya pada penghapusan halangan bagi kelompok-kelompok marjinal. Penguatan insentif untuk meningkatkan akses kesempatan-kesempatan berpartisipasi dalam proses pembangunan bagi individu-individu dan kelompok-kelompok yang beragam.
Karenanya inklusi sosial lebih pada setiap anggota masyarakat dapat menikmati hak dan manfaat yang sama pada semua bidang. Baik itu infra struktur maupun supra struktur. Pembangunan sarana fisik perhubungan, pasar, gedung  perkantoran dan lainnya , mestilah dapat dengan enteng diakses para disabilitas. Begitu pula supra struktur politik, ekonomi, maupun sosial dan budaya dapat menampung aktifasi para disabilitas.
Lalu Sumbar diminta Antoni untuk pembangunan infra struktur masa sekarang dan ke depan mempertimbangkan dengan sungguh, wawasan pembangunan yang inklusi ini. Dan di Ramadhan yang hanya sekali setahun, sebulan penuh umat muslim berpuasa ini, kiranya melandasi aura lain dari bentuk pembangunan yang inklusi itu.
Secara intensif dalam setiap waktu ada pencerahan dan taushiyah tentang hikmah Ramadhan. Baik oleh para muballigh, ustazd, ulama, media sosial, YouTube dan internet  of thing. Semuanya mendiskusikan bahwa puasa adalah ibadah universal.
Dalam sejarah umat manusia, semua Nabi  dan Rasul dari Adam as sampai yang terakhir Muhammad saw dengan kaifiat yang bervariasi termasuk umat agama lain yang samawi dan ardhi menjalankan ritual ibadah yang satu ini.
Â
Semua menahan haus-dahaga, lapar, hubungan bologis meskipun di luar siang Ramadhan halal. Menahan diri dari semua yang membatalkan. Bahkan menurut Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (1058-1111) yang biasa disebut Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, puasa lebih dari hanya sekedar aspek fisik.
Bagi Filosof, Teolog , Sufi Muslim Persia itu, ada kategori tertinggi puasa, yaitu puasa khawasil khawas.  Menahan dari berkata kosong, kotor, "nyeleneh", marah dan emosional. Menahan hati secara total dari arus ketidak baikan. Menghindar dari  cacat individual dan sosial. Berpuasa  fokus  kepada semata-mata mengarus-utamakan yang ihsan dan maslahat.