Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Dosen - DR. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., Drs., M.A.

Shofwan, lahir 12 Desember 1952, Sijunjung Sumatera Barat. Suku Melayu. Isteri Dra. Hj. Imnati Ilyas, BA., S.Pd., M.Pd., Kons. Imnati bersuku Pagar Cancang, Nagari Balai Talang, Dangung-dangung, 50 Kota Sumbar. Shofwan, sekolah SR/SD di Rantau Ikil dan Madrasah Ibtidayah al-Hidayatul Islamiyah di Sirih Sekapur, 1965. SMP, Jambi, 1968. Madrasah Aliyah/Sekolah Persiapan IAIN-UIN Imam Bonjol Padang Panjang, 1971. BA/Sarjana Muda tahun 1976 dan Drs/Sarjana Lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN-UIN Imam Bonjol Padang,1982. MA/S2 IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991. DR/S3 UIN Syarif Hidayatullah-UIN Jakarta, 2008.*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pariaman Raya dan Harmonisasi Sosial

12 Januari 2022   10:28 Diperbarui: 12 Januari 2022   10:37 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pariaman Raya Dan Harmoni Sosial

Oleh Shofwan Karim


Kabupaten Padang Pariaman menurut Sensus Online 29 Mei 2020, berpenduduk 415.613 Jiwa. Pada 11 Januari ini berusia 189 tahun. Berapa penduduk Afdeling Pariaman ini pada tahun 1833, belum dapat dikemukakan. Yang menarik mengapa tanggal itu ditetapkan sebagai ulang tahun Kabupaten Padang Pariaman pada 12 November 2014 melalui Perda No 6 Tahun 2014.

Padahal ada rasional lain. Saat seminar mencari tanggal yang akan dijadikan patokan hari jadi ada dua pilihan lain, yakni 9 November 1949 dan 19 Maret 1956. Tanggal 9 November 1949 adalah saat Gubernur Militer Sumatra Tengah menetapkan wilayah Padang Pariaman.Sementara, 19 Maret 1956 merujuk tanggal Presiden Sukarno mengesahkan UU Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah, salah satunya Padang Pariaman.

.https://langgam.id/hari-jadi-padang-pariaman-dan-sejarah-seputar-11-januari-1833/
Sejarawan Universitas Andalas (Unand) Gusti Asnan mengatakan, tanggal tersebut merujuk pada peristiwa administrative saja. Ketika, pada 11 Januari 1833 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Besluit tentang pembentukan Afdeling Pariaman.

Afdeling merupakan wilayah administrative setingkat kabupaten, pada masa itu. Afdeling dipimpin seorang asisten residen dan bagian dari sebuah keresidenan. Sementara, afdeling dapat lagi terbagi ke beberapa onder afdeeling yang dipimpin controleur.

Terlepas dari alasan mengapa harus ditarik menjadi 1833, tidak terlalu penting dibahas lagi. Lebih baik diterima apa adanya. Jangan lupa, luas kabupaten ini jauh lebih berkurang dari pada tahun 1949 atau1956. Kota Padang, Kota Pariaman dan Mentawai sudah jauh hari mengambil beberapa wilayah Padang Pariaman. Akan tetapi di balik itu semua, makna strategis, ekonomi, budaya dan social masyarakat Padang Pariaman tetap sangat penting.

Secara geografis, nanti bila jalan Tol Padang-Pekanbaru selesai, akan membelah melintasi Padang Pariaman. Padang Pariaman akan lebih dekat dengan Kabupaten Solok, Kota Padang Panjang, Tanah Datar dan seterusnya. Keadaan itu rasanya, insyaAllah tidak akan lebih dari satu atau dua decade kedepan akan menjadi kenyataan.

Di sebelah atas Kandang Ampek, di sekitar bebukitan Lembah Anai sebelum batas dengan Tanah Datar, sedang digarap oleh perusahan swasta mengembangkan pusat wisata yang lebih lengkap. Dulunya sudah ada lapangan golf dan sebuah resort.
Kayu Tanam yang potensial dengan Pendidikan INS dengan lahan 18 hektar sedang bergerak. Mungkin Lubuk Bonta akan ada yang menggarap dan mengembangkan bersamaan dengan Tarok City yang sudah digarap sebelum ini dengan Wakil Bupati sebelumnya masa itu, sekarang sudah menjadi Bupati Padang Pariaman.

Secara budaya tentu saja Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, dan sepanjang pantai Kepulauan Mentawai masih satu ikatan. Budaya kuliner Padang Pariaman yang sudah dimaklumi, seni dan permainan anak nagari. Tari Ulu Ambek yang filosofis dipelihara terus. Pada 17 Oktober lalu tampil dalam kegiatan bulanan oleh Pusat Kebudayaan Minangkabau di Ladang Tari Nan Jombang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun