Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kenali "Collaborative Learning", Kiat Menjadi Pelukis Masa Depan Bangsa

7 Desember 2020   21:28 Diperbarui: 7 Desember 2020   22:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru harus mampu menciptakan lingkungan dan aktivitas yang kaya untuk menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, memberikan peluang adanya kerja kolaboratif dan pemecahan masalah, serta menawarkan kepada siswa mengenai beragam tugas pembelajaran yang autentik. Hal tersebut tentunya membutuhkan kemampuan prasarana fisik. Misalnya, guru memindahkan meja agar semua siswa bisa melihat satu sama lain, sehingga membentuk sebuah pola yang memungkinkan terjadinya diskusi secara nyata. 

Pembelajaran kolaboratif sering kalo mempunyai proyek ganda (pusat aktivitas menggunakan berbagai objek setiap harinya) untuk mempresentasikan informasi numerik dalam cara-cara yang penuh arti dan melakukan berbagai eksperimen yang mampu memecahkan berbagai masalah nyata. Memfasilitasi pembelajaaran kolaboratif juga melibatkan orang, yang tentu saja tokoh utamanya adalah siswa.

Selain itu, guru yang kolaboratif akan melibatkan orang tua dan masyarakat. Cara lainnya adalh guru memfasilitasi pembelajaran kolaboratif untuk membentuk kelas yang mempunyai struktur sosial berbeda dan fleksibel, sehingga bisa mempertimbangkan jenis perilaku kelas yang dianggap sesuai untuk melakukan komunikasi dan kolaborasi diantara para siswa.

Terakhir, guru memfasilitasi pembeljaran kolaboratif dengan menciptakan tugas-tugas pembelajaran yang mendorong adanya perbedaan pendapat, tetapi tujuannya adlah agar semua siswa mendapat standar yang prestasi yang tinggi.

  1. Guru sebagai Model

Secara umum, pemodelan menitikberatkan pada peran guru yang memandu upaya sharing pemikiran siswa dan mendemonstrasikan atau menjelaskan sesuatu. Namun, dalam pembelajaran kolaboratif pemodelan tidak hanya berbagi pemikiran tentang materi yang dipelajari saja, namun juga proses komunikasi dan pembelajaran kolaboratifnya. Pemodelan bisa mencakup pemikiran (berbagi pandangan tentang sesuatu) atau demonstrasi (menunjukkan pada siswa bagaimana melakukan sesuatu selangkah demi selangkah ). 

Tantangan utama dalam memediasi pemeblajaran adalah kapan model tersebut sesuai dengan pemikiran dan berguna saat melakukan demonstrasi. Jika seorang guru para siswanya mempunyai sedikit pengalaman dalam prosedur matematis, mungkin akan sangat cocok untuk mendemostrasikannya sebelum mereka menjalani sebuah tugas pembelajaran. Dengan semikian, guru berasumsi bahwa hanya ada satu cara melaksnakan prosedur berikut . 

Selain itu, juga penting untuk mebolehkan adanya variasi aplikasi individu. Di sisi lain, jika guru meyakini bahwa para siswa bisa menjalani prosedur matematis tersebut, maka guru memilih bertanya kepada mereka bagaimana cara memcahkan masalah matematis tersebut. Atau, guru memberikan petunjuk maupun kisi-kisi kepada mereka untuk menyelesaikan masalah matematis tersebut.  

Untuk memudahkan guru, sebagai tenaga pendidik diperlukan untuk mengetahui langkah - langkah untuk mempermudah dalam proses penerapannya , berikut ini beberapa langkah yang ditempuh : 

  1. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-sendiri.
  2. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis..
  3. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
  4. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
  5. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit.
  6. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan.
  7. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.
  8. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan.

Dengan mengenal metode collaborative learning serta menerapkan nya dalam setiap mengajaran kepada peserta didik , maka seorang pendidk telah berperan serta dalam melukis masa depan bangsa , melalui calon generasi penerusnya . 

Semoga Bermanfaat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun