Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Multiple Intelengences" dan Galaunya Kebijakan Dunia Pendidikan

25 November 2020   22:34 Diperbarui: 25 November 2020   22:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya kecerdasan yang dimiliki setiap orang itu banyak macamnya, oleh karena itu jangan hanya beranggapan bahwa anak yang cerdas adalah mereka yang pandai eksakta, serta mendapat nilai bagus di setiap prestasi akademiknya - Hordward Gardner(1983)

'Duh berapa yaa nilai ujian matematika saya?' , 'Gimana yaa hasil tes Iq ku kemarin' , serta berbagai pertanyaan lain yang kerap dialami oleh hampir setiap orang ketika berada dalam dunia pendidikan , kebanyakan dari mereka merasa khawatir apabila hasil akademiknya jelek , nilai matematikanya merosot , serta hasil tes IQ nya dibawah rata rata. Padahal pada dasarnya setiap individu memiliki daya kecedasan yang berbeda beda bidang .
Kecerdasan sendiri merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang , baik dari segi eksakta, keterampilan , kekreativitasan , serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah. 

Banyak memang orang yang memberikan pernyataan bahwa untuk suskses harus jago hitung. Sebab puluhan tahun yang lalu kurang lebih ketika masa penjajahan , setiap orang tua mendoktrin anaknya untuk pandai dibidang tersebut , agar bisa mengangkat derajat keluarganya . Namun yang terjadi dizaman sekarang malah jauh lebih berbeda, dimana mereka yang memiliki kemampuan dalam bidang keterampilan dan kreativitas justru akan lebi mampu beradaptasi, terlebih jika menghadapi setiap perubahan masa ke masa.

Terbukti dari penghasilan mereka yang unggul dibidang seni, olahraga, musik , desain , serta bisnis lebih tinggi dari pada mereka yang peringkat ketika zaman sekolahnya . 

Dari beberapa uraian diatas , bukan berarti bidang matematika dan teman - temanya tidak penting . Semua sama sekali penting , karena esensi pentig mata pelajaran disekolah adalah berupa mengasah , melatih kemampuan berpikir , menganalisis , serta menyelesaikan masalah . Yang dirasa kurang tepat adalah persepsi dari sebagian masyarakat, orang tua , dan tenaga pendidik yang selalu menganggap bahwa nilai dan prestasi akademik adalah segalanya . 

Ketika Howard Gordner (1983) , seorang profesor , pakar dibidang psikologi perkembangan dari Amerika Serikat , Memperkenalkan serta mengemukakakan mengenai teori dasar sampai mendalam mengenai multiple intelengences, bisa disebut juga dengan kecerdasan ganda atau majemuk.

Saat itu dunia pendidikan seakan mendapatkan pencerahan bahwa kecerdasan seseorang berbeda beda , sesuai bagaimana bakat serta minat yang dimiliki.  Setiap anak cerdas diliganya , Talent - talent penyanyi , olahragawan , penari , dan sebagainya bermunculan serta mendapat perhatian yang sama seperti mereka memiliki bakat belajar mendonjol di bidang edukasi semasa sekolah . 

Lalu mengapa kecerdasan anak pada masa ini masih diukur dengan hasil Ujian Nasinal yang di perolehnya? ,Hal tersebut tentu kontradiktif dengan teori yang dikemukakan Howard Gardner , dan menjadikan pelajar menggunakan sebagian besar waktu mereka untyk mempertajam kemampuan dibidang akademiknya.

Demi mencapai nilai yang tinggi mereka dipastikan akan memiliki jadwal yang tak l=kalah padatnya dengan para pekerja kantoran . Belum lagi berbagai jenis kecurangan yang kerap dilakukan mereka ketika ujian nasional sedang berlangsung , walaupun hanya sebaian oknum saja . Namun alangkah lebih baik jika mengedepankan kwalitas dibanding score oriented . 

Menyeimbangkan ekspetasi pemerintah dengan pendidikan yang ramah , akan menjadi sebuah tantangan bagi sekolah khususnya . Keikutsertaan para tenaga pendidik dalam memahami psikologi tiap tiap individu siswanya, sangat diperlukan untuk membimbing mereka agar bisa melajar dan menggali minat bakatnya sesuai dengan bidang kecerdasan yang dimiliki . 

Salah satu langkah yang bisa ditempuh yaitu menggunakan metode how to learn , yaitu metode bagaimana belajar sesuai dengan kemampuan masing masing inividu.

Bisa juga dengan menanamkan mindset positif bahwa belajar itu sebuah hal mudah serta menyenangkan , menggunakan alat bantu belajar berupa mind mapping , menetapkan target dan tips meraih goals atau sebuah pencapaian, Serta yang terpenting adalah menciptakan serta membangun suasana belajar yang nyaman dan kondusif.

Selain itu jika disekolah para siswa diajak untuk mengetahui apa bakat yang mereka miliki , dan mendampingi mereka dalam proses menggali sebuah bakat tersebut . Dalam mengetahui bakat apa yang dimiliki oleh tiap individu , akan lebih mudah jika ditanamkan sejak mereka diusia dini ( anak - anak ) . Dengan demikian akan terjadi keseimbangan dalam dunia pendidikan , serta akan melahirkan banyak orang orang hebat yang semangat belajar , sesuai apa yang mereka miliki sejak lahir . 

"Semoga Bermanfaat"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun