Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Si Kecil Kapan Bisa Mandiri, ya Bund?

4 November 2020   21:46 Diperbarui: 4 November 2020   22:12 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak lelakiku sudah berusia 20 tahun, tapi sampai saat ini ia masih mengandalkan aku, setiap hari kerjaannya hanya menonton televisi dan bermain gadget, tak pernah sekalipun membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah. Keluh salah seorang ibu yang merasa risau karena tidak menemui tanda mandiri pada sang buah hati mereka. 

Banyak orang tua yang lupa bahwa anak-anak tak selamanya menjadi bayi ataupun balita yang harus selalu didekte, dikawal, atau bahkan dipaksa harus sesuai keinginan mereka apapun kegiatan dan gerak geriknya dalam bertingkah laku. 

Padahal sejatinya anak juga butuh untuk dilepas dalam pengawasan dewasa yang tentunya lebih bijak untuk mengasah perkembangan dan pertumbuhan potensi yang ada dalam diri mereka serta supaya anak anak terlatih dalam belajar mengarungi pasang surut kehidupan. 

Namun, untuk mulai melepas anak dalam berkelakuan secara mandiri  masih banyak orang tua yang masih merasa kesulitan, entah sebab karena tidak tega, dianggap masih belum waktunya, dan bahkan lebih dari itu. 

Lalu bagaimana akan mandiri jika orang tuanya saja masih seperti itu?

Kemandirian sendiri merupakan suatu perilaku yang pada dasarnya sudah tidak bergantung atau bertumpu kepada orang lain, kemandirian juga identik pada kedewasaan , sebab berbuat sesuatu tidak seharusnya selalu ditentukan dan diarahkan, apalagi bagi anak kemandirian tentunya sangat penting diterapkan pada mereka, supaya kelak pada seorang anak tersebut mampu menentukan pilihan dalam kehidupannya yang ia anggap benar, selain itu ia juga akan lebih berani untuk memutuskan pilihannya tersebut serta bertangguung jawab dengan segala resiko dan konsekuensinya.

Namun, pada anak sebuah kemandirian tentunya tidak akan terbentuk secara langsung, dan terjadi begitu saja, melainkan perlu adanya pembiasaan sejak usia tersebut, dan juga pelatihan yang harus dilakukan serta dibimbing secara terus menerus.

Peranan orang dewasa dalam bimbingan dimasa anak anak , sangat berpengaruh terhadap perkembangan serta kemandirian anak secara lebih baik - Lev Vyghotsky

Terkadang yang terjadi pada umumnya orang tua tidak sabaran dan sering membantu si kecil, sebab hal yang dilakukan sikecil dirasa membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya pun masih berantakan. Padahal sejatinya sebuah proses yang bisa dibilang lama dan berantakan tersebut dalam melatih sang anak untuk mulai mandiri.

Sikecil dapat dikatakan mandiri ketika mereka telah memiliki keinginan sendiri , mulai stabil dalam melakukan sebuah hal , serta sudah mulai mampu mengutarakan keinginannya. Namun jika sikecil belum menunjukkan hal hal kemandirian pada dirinya , orang tua harus lebih sabar dalam melatih dan membimbingnya.

Pertama yang dapat dilakukan dalam latihan kemandirian pada sikecil adalah beri mereka ruang serta pilihan untuk mulai jadi diri sendiri, dengarkan serta cintailah mereka, sebab jika dalam proses bimbingan yang dilakukan dengan cintah serta kebahagiaan maka anak akan belajar sebuah kegagalan merupakan peluang untuk belajar. 

Selain ruang anak juga butuh menentukan keputusan sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, ya walaupun kadang kala hasilnya masih kurang , namun dengan seperti itu bisa melatih mereka hidup mandiri 

Kedua dengan menerapkan bahwa dalam proses pembelajaran dan latihan mandiri hasilnya tidak harus selalu sempurna, jadi orang tua jangan berharap pada kesempurnaan hasil, misalnya saat mengajarkan sikecil makan sendiriyang nati pada akhirnya keadaan bagian rumah tempat sikecil makan akan lebih kotor dan berantakan , nasi bertebaran dimana mana, mulutnya belepotan dengan rempahan makanan, banyaknya makanan yang dibuang serta tercecer dari pada yang dikonsumsi sikecil. Namun hal tersebut tidak dapat dibandingkan dengan effort si kecil saat mau makan sendiri , Pasti dengan ketekunan serta latihan yang terus menerus hal hal yang masih berantakan lama lama akan berkurang dengan sendirinya .

Ketiga bisa dengan  menciptakan sebuah suasana positif pada mereka, sebab dalam membangun proses kemandirian penting untuk selalu menciptakan suasana positif, tujuannya agar mereka tidak bosan serta tidak lelah dalam mengulang setiap latihan proses mandiri.

Selain itu kesabaran juga seharusnya dimiliki oleh kedua orang tua, sebab sebuah proses tidak akan selalu berbuah hasil yang instan, misalnya Sikecil malah menjadikan makannnya sebagai mainan saat ia disuruh makan sendiri, atau mungkin tantrum saat disuruh berberes mainan atau bahkan melempar barangnya saat disuruh membawa tasnya sendiri 

Selanjutnya yang bisa dilakukan adalah, puji setiap sikecil berhasil melakukan sesuatu, pujian dapat dilakukan dengan memberi pelukan, ciuman atau hadiah kecil yang menarik mereka. Dengan pujian tentunya sikecil dapat lebih bersemangat.

Ingat yaa bund jika memang sikecil tidak melakukan atau tidak mau, maka tidak perlu dipaksa, memang usianya yang membuat mereka masih kadang iya kadang ogah :)

Selalu pastikan bahwa anak paham kalau orang tuanya lah yang pegang kendali, sebab sebagian orang tua masih berpikir bahwa memposisikan diri untuk menjadi teman adalah cara terbaik dalam menjadi panutan, Namun itu tak sepenuhnya tepat karena anak-anak dalam proses menuju mandiri tidak ingin selalu diatur, dan mampu menjalankan keputusan terbaik menurutnya . 

Kemudian yang dapat dilakukan untuk melatih sikecil mandiri adalah dengan membangkitkan terus semangat, berikan kata kata motivasi  dan perlihatkan dukungan atas keinginannya, jangan patahkan semangat anak dengan meragukan inisiatifnya atau mengatakan sesuatu yang yang menurunkan kepercayaannya. Terimalah bantuan anak untuk merapikan rumah, menyapu, makan sendiri dan sebagainya. Serta yang terpenting adalah terus beri apresiasi yang tulus :)

Semoga Bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun