Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Ya si Kecil Kerap Lupa?

18 Oktober 2020   13:09 Diperbarui: 18 Oktober 2020   13:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kecil kecil pelupa" begitu biasanya ia dijuluki, entah itu lupa dengan tempat mainan, lupa membawa tugas sekolah, lupa apa yang dikatakan temannya , lupa lupa dan lupa . Sebenarnya apa yang terjadi?

Lupa adalah suatu reaksi normal yang terjadi kepada kebanyakan manusia, baik orang dewasa maupun juga anak anak, dalam prespektif psikologi belajar, lupa (Forgetting) merupakan hilangnya kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang telah kita terima atau yang telah kita pelajari sebelumnya. 

Secara sederhana Gulo (1982) dan Rober (1988) mendefinisikan bahwa lupa merupakan ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari/ dialami, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya sistem informasi dan pengetahuan yang sebelumya telah ada dari akal manusia. 

Banyak sekali faktor yang menyebabkan lupa seperti akibat dari informasi yang telah tersimpan lama dalam memori dan tidak digunakan , ada pula yang lupa karena terganggu oleh informasi lain yang ada didalam memori otaknya . Lalu bagaimana jika lupa terjadi pada anak?

Anak yang sering bahkan cenderung pelupa , umumnya mendapati hambatan dalam melakukan berbagai aktivitas kesehariannya, baik dengan keluarga , guru, maaupun teman mainnya.

Dalam gejala psikologis, bahwa lupa merupakan salah satu indikasi adanya gangguan konsentrasi/ hiperaktivitas. Apabila kemunculannya terjadi selama 6 bulan berturut-turut sebelum menginjak usia 7 tahun maka tidak ada intervensi, berbeda ketika mereka telah berumur 7-10 tahun, sebab pada saat itu pengalaman yang terjadi pada mereka kian bertambah, begitupun juga bertambah luas. 

Pada usia tersebut anak juga beralih dari dunia egosentris menuju ke dunia yang lebih objektif hampri seperti dunia orang lain pada umumnya,. Disamping itu, baik keluarga, sekolah dan juga lingkungan pergaulan yang lebih luas berpengaruh terhadap akal dan daya pikir serta daya ingat mereka, direntang usia ini pula anak mulai mampu melakukan aktivitas sendiri, seperti menari, karate, senam dan sebagainya.

Sebab hal  yang sangat mengasyikan dan membuat mereka antusias ada pada rentang usia ini, namun minat mereka masih tercekam oleh oleh unsur - unsur yang memegang peranan penting ( fantasi, petualangan, dan lainnya).   

Lambat laun unsur kritik mulai muncul pada diri mereka,  jika diperhatikan mereka seperti lebih mengoreksi peristiwa nya, kemudian juga mulai menghayatinya. Nahh, hal inilah yang membuat anak anak akan meloncat kedepan. Sebagian dari mereka telah mampu untuk menghadapinya, siap menampung pengetahuan dan juga pengalamannya, namun juga masih banyak yang belum siap/mampu.

Hal ini tentunya didasarkan juga pada pendampingan dan didikan kedua orang tuanya,  anak anak yang telah mampu bertambah pengetahuan/ingatan, berarti  telah dipupuk oleh orang tuanya berupa kedisiplinan, tata tertib dan aturan lain yang diterapkan. 

Tak heran jika sesekali otak anak dirasa terlalu penuh dan jenuh dalam menampung hal baru di memory nya, namun sejatinya anak rentang usia 7-10 taun ini telah mempunya pengatur pada dirinya, khususnya berupa ingatan yang  telah mereka simpan . Pelupa yang terjadi pada mereka berkorelasi untuk sulit konsentrasi, sehingga terlihat bahwa anak anak akan cenderung kurang terorganisir. 

Ini dia beberapa penyebab mereka sering lupa : 

  • kurang tidur, merupakan penyebab umum yang terjadi pada mereka , sebab jika mereka bahkan tidak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas, maka perkembangan otaknya akan menurun, akibatnya perhatian mereka terhadap lingkungan sekitar kurang. Alhasil fungsiu memory otaknya menurun.
  • Fungsi intelektual yang memang terbatas, biasanya juga akan menghambat kinerja aktivitas anak. Misalnya daya ingat terhadap sesuatu hal rendah
  • Tergolong anak yang lambat belajar, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mempelajari hal baru terus menerus dan mengingatnya.
  • Kurangnya asupan nutrisi, juga dapat menjadi penyebab daya ingat rendah. 
  • ketiadaan minat pada suatu kegiatan tertentu sehingga juga akan mempengaruhi daya ingatnya , mereka akan melupakan hal hal yang tidak menjadi minatnya tersebut.
  • Ada juga yang disebabkan karena masalah kesehatan, seperti ADHD, tumor otak ,serta gagar otak 

Memang pada dasarnya memori manusia terbagi dalam dua kategori, yaitu informasi yang sering digunakan sehingga tidak mungkin dilupakan , dan kategori informasi yang perlu untuk diingat ingat kembali karena sering tidak digunakan sehingga jarang muncul dipikiran , namun hal tersebut masih dikatakan normal , lupa yang biasa terjadi diantaranya :

Absend-mindedness , yaitu lupa yang disebabkan karena tidak fokus, hal ini biasanya terjadi ketika anak tidak begitu memperhatikan/ kurang fokus terhadap sesuatu yang dikerjakan sebelumnya , misalnya anak lupa menaruh mainan/barang sekolah misalnya pensil. mungkin ketika itu ia sedang bersamaan memikirkan hal lain , akibatnya ketika otak berusaha meningat memori pada sesuatu yang akan ia cari/ gunakan tidak muncul dipikirannya

Blocking , merupakan lupa yang disebabkan karena adanya memory yang tidak bisa ditarik , misalnya terjadi pada anak yang ingat bahwa ia mendapat pesan dari bundanya, namun ia lupa pesan tersebut isinya apa , kemampuan sementara untuk menarik ingatan tersebut umum terjadi pada anak anak bahkan juga orang dewasa, namun ketika diberi tahu lagi tentang informasi yang ia lupa tersebut, maka ia akan ingat kembali.

lalu bagaimana cara mengatasi anak pelupa ? 

1. cek fungsi psikologinya , karena ada kemungkinan anak memang mengalami sedikit gangguan , sehingga cenderung pelupa

2. cek keadaan bilogisnya , ada kemungkinan pula anak kekurangan zat gizi dan nutrisi pada tubuhnya saat itu

3. evaluasi kegiatan harian dengan mereka, , untuk cek dan ricek daya ingat anak dan tanggung jawabnya selama sehari tersebut 

4. Ajari anak untuk membuat catatan harian yang penting, agar ketika ia lupa ia dapat membuka catatanya kembali

5. melakukan refleksi yang baik bagi anak 

 Jika masih sering terjadi lupa pada mereka bisa juga dilakukan terapi, untuk meningkatkan fokus dan daya ingat, dan yang terpenting amati dan dukung terus si kecil ya bun:)


Referensi : Buku Diagnostic Criteria - From DSM IV

Jurnal kependidikan - Lupa dalam prespektif psikologi belajar


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun