Adapun proses akuntansi yang merupakan awal penilaian kelayakan untuk diaudit (auditabilitas) diawali dari perencanaan anggaran (budget), pembelian atau pembayaran (buy/pay), penyusunan jurnal transaksi dan depresiasi (depreciate and transactions), pelaporan (report), hingga biaya penghentian (retire cost). Output dari sistem akuntansi ini ialah pelaporan keuangan yang kemudian dinilai kelayakannya untuk diaudit.
Perbedaan antara akuntabilitas dan auditabilitas bukan merupakan hal yang baru, akan tetapi hal ini menjadi permasalahan karena beberapa sebab berikut :
- Perbedaan fokus dan prioritas.
- Perbedaan latar belakang dan budaya.
- Kurangnya pendekatan siklus hidup untuk manajemen properti dan akuntansi.
- Kurangnya peran untuk mengkoordinasikan antara individu, kebijakan, dan sistem.
- Kurangnya sistem yang sepenuhnya mengintegrasikan penganggaran modal, pengadaan, serta manajemen asset tetap dan akuntansi.
Pendekatan siklus hidup properti mempertimbangkan tujuh hal berikut :
- Misi organisasi.
- Tipe properti.
- Integrasi antara berbagai aliran dan aspek.
- Manajemen pemangku kepentingan.
- Keterjadian atau peristiwa dalam siklus hidup properti.
- Permasalahan khusus untuk kategori properti yang berkaitan dengan keterjadian atau peristiwa dalam siklus hidup properti.
- Lingkungan tempat properti dikelola.
Pendekatan untuk menunjang  kesiapan audit mencakup tiga perspektif berikut secara bersama-sama :
1. Kesiapan audit :
   a. Pengetahuan akan persyaratan regulasi.
   b. Memahami lingkungan organisasi yang unik.
2. Akuntabilitas :
  a. Mendefinisikan asset.
  b. Membuat catatan.
  c. Manajemen yang sedang berlangsung.