Tugas kita hidup didunia ini adalah menjadi khlaifah. Kita diberikan oleh Allah satu kali kesempatan hidup. Tugas kita adalah bagaimana kita bisa berikhtiar dengan belajar, berkarya, dan beramal seoptimal mungkin. Sehingga saat kita meninggal dunia, kita bisa tersenyum, karena karya kita bermanfaat bagi orang lain, mensejahterakan keluarga kita, masyarakat, dan ummat.
Dakwah
Dakwah? Hmm... kok kayaknya berat banget kedengerannya , ya? Terbayang pasti tuh urusannya dengan ceramah, jenggot, kopyah,baju koko, sarung, dan jilbab. Well, nggak salah-salah amat sih.. Cuma nggak lengkap penilaiannya.
Kini arus informasi makin sulit dikontrol. Internet telah mampu memberitakan nuansa budaya baru yang beragam. Ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan, namun tak jarang merugikan. Akibatnya, lunturlah nilai ajaran islam dikalangan kaum muslimin tak bisa dihindari. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan, banyak teman remaja kita yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban barat seperti  budaya mesum, seks bebas, ngumbar aurat, narkoba, dan bearagam kriminalitas. Hasinya? Ah, semoga kita bukan remaja yang hanya bisa ngelus dada.
Remaja muslim, remaja dakwah. Harapan kita, semoga dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian islam kita. Dengan dakwah mari kita lawan propaganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya islam. Ya, kita memang selalu "ditakdirkan" untuk melawan kebathilan dan kejahatan. Kitalah mujahid muda dengan menjadikan sekolah sebagai tempat dakwah bagi kawan-kawan kita yang terjebak dalam dosa diusianya yang masih belia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H