Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, bisa menjadi patokan masyarakat untuk mulai beralih untuk menggunakan kendaraan listrik, selain dapat meningkatkan efisiensi, juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Melakukan adaptasi finansial menjadi salah satu langkah yang logis dalam menghadapi tekanan kenaikan harga atau inflasi ketika tingkat pendapatan masyaraka indonesia cenderung tetap atau bahkan berkurang entah kenapa harga bahan bakar minyak naik tetapi gaji atau UMR tidak ikut naik padahal sudah banyak harga industry lain yang tergeret naik gegara bbm naik harga inilah yang membuat rakyat Indonesia makin tercekik oleh keadaan
Maka dari itu Adaptasi dibutuhkan agar dampak kenaikan BBM ini bisa lalui dengan lancar dan keuangan pribadi tetap fullsenyum serta terkendali. Ada beberapa cara dan langkah yang bisa lakukan masyarakat sebagai langkah adaptasi tersebut.
Yang pertama kita bisa memeriksa lagi kondisi keuangan kita dengan cara mengecek arus kas, dan mengatur ulang kebutuhan sehari-hari
Yang ke dua mulai menyetop pengeluaran yang bersifat tidak penting. Pengeluaran yang tidak terlalu penting bisa ditunda atau diganti dengan alternatif yang lebih murah. Dengan begitu, keuangan kita bisa lebih hemat dan irit
Menurut sebagian banyak masyarakat Indonesia, pemerintah saat ini dianggap sedang mengerjai masyarakat. Karena pada tanggal 1 September 2022 pemerintah mengatakan bahwasannya tidak akan ada penaikkan harga bahan bakar minyak. Tetapi nyatanya pada tanggal 3 September 2022 pemerintah secara mendadak mengumumkan dengan resmi bahwa harga bahan bakar minyak naik. Hal itulah yang membuat masyarakat Indonesia membara atas keputusan yang di buat secara diam-diam tersebut.
Sudah banyak masyarakat emosi atas keputusan yang diambil oleh pemerintah. Karena keputusannya tersebut seluruh masyarakat berbondong-bondong menggelar aksi demostrasi yang bertujuan untuk memprotes akan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang di putuskan secara diam-diam tersebut.
Beribu ribu orang termasuk buruh, mahasiswa, pelajar, hingga driver ojek online (Ojol) turut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut. Mereka-meraka yang ikut unjuk rasa berasal dari berbagai bayak universitas dan sekolah di Indonesia. Driver ojek online kali ini mengalami keadaan kekurangan pendapatan, sedangkan harga bahan bakar minyak yang melambung naik membuat mereka emosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H