Mohon tunggu...
Shofi Jamilatunniswah
Shofi Jamilatunniswah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta

Journalism memiliki hobi dalam bidang seni tangan seperti menulis, dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Filsafat dan Etika Komunikasi Terhadap Kasus Pembunuhan Balita oleh Ayah Tiri di Medan

14 Mei 2024   21:58 Diperbarui: 14 Mei 2024   22:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kasus pembunuhan balita di Medan yang dilakukan oleh ayah tiri memiliki implikasi mendalam dalam konteks filsafat dan etika komunikasi. Pendekatan ini akan membantu kita memahami bukan hanya tindakan kriminalnya, tetapi juga aspek moral, etika, dan komunikasi yang terlibat.

Filsafat dan Etika dalam Kasus Pembunuhan Balita

1. Filsafat Moral :
    - Utilitarianisme : Menurut pandangan utilitarian, tindakan diukur berdasarkan hasil akhir yang memaksimalkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbesar. Dalam kasus ini, tindakan pembunuhan jelas menghasilkan dampak negatif yang besar, baik bagi keluarga korban maupun masyarakat luas, sehingga secara moral tidak dapat dibenarkan.
    - Deontologi : Pendekatan deontologis, seperti yang diajukan oleh Immanuel Kant, menekankan bahwa ada kewajiban moral yang harus dipatuhi, terlepas dari konsekuensinya. Pembunuhan melanggar prinsip kewajiban moral universal, yaitu larangan membunuh, yang membuat tindakan ini tidak bermoral.

2. Etika Komunikasi :
    - Teori Etika Diskursif (Habermas) : Jurgen Habermas menekankan pentingnya komunikasi yang jujur dan transparan dalam mencapai konsensus moral. Dalam konteks ini, komunikasi antara pelaku, korban, dan masyarakat harus didasarkan pada keterbukaan dan kejujuran untuk memahami dan menyelesaikan konflik moral.
    - Responsibilitas Etis dalam Komunikasi : Tindakan ayah tiri ini menunjukkan kegagalan dalam tanggung jawab etis untuk berkomunikasi dengan cara yang membangun dan mendukung kesejahteraan anak. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara etis dan penuh kasih dapat menyebabkan tindakan kekerasan yang tragis.

Analisis Kasus
Dalam kasus ini, kita dapat menganalisis perilaku ayah tiri menggunakan konsep-konsep berikut:

- Kegagalan Etika Keluarga : Kasus ini menunjukkan kegagalan dalam menjalankan etika tanggung jawab dalam keluarga. Ayah tiri seharusnya memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi dan merawat anak, bukan mencelakainya.
- Komunikasi Kekerasan : Tindakan pembunuhan ini adalah bentuk komunikasi kekerasan yang ekstrem, yang mengabaikan dialog dan solusi damai dalam menghadapi konflik atau stres dalam hubungan keluarga.

Etika Komunikasi dalam Konteks Kasus

1. Transparansi dan Kejujuran :
   - Dalam komunikasi keluarga, transparansi dan kejujuran sangat penting. Kegagalan dalam komunikasi yang jujur dapat menyebabkan kesalahpahaman dan tindakan yang merugikan. Ayah tiri mungkin tidak berkomunikasi secara jujur atau terbuka tentang perasaannya, yang bisa mengarah pada tindakan kekerasan.
 
2. Empati dan Kepedulian :
   - Etika komunikasi menekankan pentingnya empati dan kepedulian dalam berinteraksi. Kurangnya empati dari pelaku terhadap anak tirinya mengakibatkan tindakan brutal ini. Seharusnya, komunikasi yang didasari empati bisa mencegah tindakan kekerasan.

3. Responsibilitas dan Akuntabilitas :
   - Setiap individu harus bertanggung jawab atas kata-kata dan tindakannya. Etika komunikasi menekankan pentingnya akuntabilitas, dimana pelaku seharusnya menyadari konsekuensi dari tindakan dan kata-katanya terhadap anak tiri.

Refleksi

Kasus pembunuhan balita di Medan oleh ayah tiri ini mencerminkan krisis moral dan etika yang mendalam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip filsafat dan etika komunikasi, kita dapat memahami betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, tanggung jawab moral, dan pentingnya komunikasi yang empatik dan jujur dalam mencegah tragedi semacam ini. Selain itu, masyarakat dan sistem hukum harus bekerja sama untuk memastikan keadilan ditegakkan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun