Mohon tunggu...
Shofi Hanani Al Hakim
Shofi Hanani Al Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Build Comfy Life With Emotional Intelligent

29 Desember 2024   23:46 Diperbarui: 29 Desember 2024   23:45 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahukah anda bahwa kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang dalam menggunakan keterampilan yang dimiliki, termasuk keterampilan intelektual. Hal ini kerap dialami oleh penulis dikehidupan sehari-hari. Dan hal ini adalah topik yang paling menarik bagi saya, karena tidak banyak orang yang tahu betapa pentingnya Emotional Intelligent itu sendiri.

Emotional intelligence (EI) atau kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengendalikan emosi diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan emosional juga dikenal sebagai emotional quotient (EQ).

Kecerdasan emosional yang baik dapat membantu seseorang: Bersosialisasi dengan baik, Membuat keputusan yang bijak, Menghadapi situasi yang sulit, Meningkatkan kesehatan mental dan fisik, Mengatasi permasalahan sosial.

Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik biasanya memiliki ciri-ciri: Mudah akrab dengan orang lain, Terampil memecahkan masalah, Memiliki sifat empati, Mampu memotivasi diri sendiri, Memahami perilaku dan tindakan orang lain.

Seseorang yang tidak memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang baik mungkin akan mengalami berbagai kesulitan, seperti: sulit mengendalikan emosi, sulit memahami emosi orang lain, sulit bersosialisasi, mudah marah, frustrasi, atau sedih, bereaksi berlebihan terhadap situasi yang menekan, dan sulit mengambil keputusan yang baik.

Ada sedikit cerita, ketika saya sedang dihantam oleh beberapa masalah dan hal hal buruk lainnya sebisa mungkin saya tidak menampilkan atau bahkan melampiaskan amarah tersebut karna yakin bahwa halnya amarah itu mudah menular dan atmosfir di dalam komunikasi itu harusnya bersifat komunikatif dan dipenuhi respon-respon baik. Namun, saya sangat kecewa dengan teman saya karna pasalnya ketika teman saya diposisi tersebut ia tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan melampiaskannya kepada saya dan teman-teman lainnya. Tentunya hal ini mengubah suasana yang tadinya menyenangkan menjadi suram dan membuat antar-individu enggan untuk bersuara.

Dari situ dapat saya simpulkan bahwa Emotional Intelligent adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki seseorang. Adapun ketika saya dihadapkan pilihan antara bergaul dengan teman yang memiliki Emotional Intelligent dan dengan yang sebaliknya, saya pasti memilih teman yang memiliki kemampuan penting itu. Karena tidak semua orang harus selalu memahami perasaan kita, dan setiap orang pun memiliki perasaan tersebut.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi orang yang belum memiliki kemampuan ini?.

Menurut pendapat saya hal yang bisa kita lakukan adalah: Yang pertama adalah tetap tenang dan sabar, seperti kalimat popular ini, "Api dan api tidak menghasilkan pemenang" atau dapat kita artikan sebagai apabila seseorang yang marah ditanggapi dengan marah yang sepadan maka tidak menghasilkan jalan keluar. Karna pasalnya orang yang marah tidak dapat mengontrol perasaannya, begitu pula dengan pikirannya. Maka dari itu terlahir kalimat, "Selesaikan dengan Kepala Dingin" karna apabila padam amarahnya maka bisalah orang itu kita ajak berkomunikasi. Maka, respon terbaik adalah tetap tenang dan sabar.

Yang kedua, apabila dirimu telah siap memulai komunikasi, maka mulailah komunikasi tersebut dengan pendekatan yang empatik. Pahami point of view atau sudut pandang lawan bicaramu, tunjukkanlah empati itu seperti dengan menyatakan persetujuan, mengangguk mengerti, dan lakukanlah secara berulang agar lawan bicara mengerti pasalnya kehadiranmu bukanlah suatu tantangan bagi mereka.

Yang ketiga, di dalam pendekatan secara empatik tadi, harus pula kita selipkan gerakan tubuh yang positif seperti: ekspresi muka yang ramah, atau bahkan anda dapat berikan sebuah pelukan, dimana pelukan sangatlah ampuh untuk meredakan emosi juga perasaan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun