Sampah merupakan saah satu isu lingkungan yang paling mendesak dunia saat ini. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisai yang pesat, volume sampah yang dihasilkan masyarakat jyga meningkat. Tidak hanya mencemari lingkungan, sampah juga menimbulkan berbagai, masalah kesehatan dan sosial yang kompleks.
Indonesia sendiri dinobatkan sebagai negara kontributor terbesar kedua penghasil sampah plastik. Permasalahan ini memerlukan perhatian serius dan solusi yang berkelanjutan. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat umum dan sektor swasta harus berperan aktif dalam mengelola sampah dengan lebih baik.Â
Penting untuk memahami bahwa penanganan sampah bukan hanya tentang mengurangi jumlah sampah yang dibuang, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mendaur ulang, mengurangi, dan memanfaatkan kembali sampah tersebuut untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selasa, 28 Mei 2024 lalu, program studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga mangadakan seminar dengan tema PR strategic for zero waste. Acara ini merupakan bagian dari party of public relations yang sudah pasti akan dilaksanakan tiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. Tahun ini mahasiswa angkatan 2022 mengangkat isu sampah yang memang merupakan masalah serius yang dialami Yogyakarta.
Narasumber pertama bernama Rizky Abiyoga, beliau merupakan staff advokasi WALHI Yogyakarta. WALHI sendiri merupakan singkatan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.Â
Sebagai organisasi advokasi, WALHI mempersatukan beberapa aktivis lingkungan hidup dalam membangun lingkungan hidup di Yogyakarya. Termasuk Rizky Abiyoga, mahasiswa lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dari fakultas hukum.
Pada awal pembicaraan, beliau menyampaikan klasifikasi sampah berdasarkan sifatnya. Yakni organik, anorganik, sampah berbahaya dan beracun, dan residu. Residu merupakan sampah yang tidak dapat didaur ulang dengan mudah. Penguraian sampah ini dapat memakan waktu yang sangat lama. Contoh sampah residu adalah kain, pelepah pisang, kulit durian, sabut kelapa, dan lain sebagainya.
Sampah pertama yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah sampah sisa makanan atau bahan organik, dan yang kedua adalah sampah plastik. Jika kita berpikir ketika membeli minuman kemasan, botol yang sudah kita habiskan isinya dan tersisa hanya botolnya, kita manganggap botol itu adalah sampah. Padahal, ketika botol itu diproduksi, benda sudah menjadi sampah. Banyak bukan?
Selain menumpuk di TPA, sampah juga akan mengalir ke lautan melalui sungai. Dan faktanya, sampah plastik merupakan sampah terbanyak yang berada di laut. Banyak ekosistem laut yang tercemar. Selain mengotori lautan, sampah juga termakan dan meracuni hewan-hewan laut.