Mohon tunggu...
Shofi Aulia
Shofi Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030043 UIN Sunan Kalijaga

23107030043 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hanya Keberuntungan atau Terkabulkan?

21 Februari 2024   17:24 Diperbarui: 21 Februari 2024   17:31 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut merupakan tips dari saya agar sukses melalui jalur langit:

  • Sholat hajat, taubat, tahajud, dan dhuha
  • Sholat 5 waktu disertai dengan qaliyah dan ba'diyahnya
  • Membaca al-waqi'ah, ar-rahman, dan al-mulk sesering mungkin
  • Sholawat Nabi sebanyak-banyaknya
  • Puasa sunnah
  • Ta'dzim (hormat) kepada guru
  • Ketika sujud terakhir membaca do'a "allahumma anzilni munzalan mubaarokan wa anta khoiru munzilin" yang memiliki arti "ya allah, tempatkanlah kami pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat." Do'a ini saya baca karena menurut saya, jika Allah ridho dengan tempat yang kita pilih, inshaa allah kita akan dilindungi oleh Allah.

Masih banyak tips yang bisa dilakukan spontan oleh diri sendiri. Jika itu baik, lanjutkanlah. Allah mengerti semua do'a yang kita panjatkan. Allah akan mengabulkan do'a kita satu persatu. Tidak semua do'a akan terkabulkan dalam satu waktu. Bersabarlah dan selalu iatiqomah pada jalan-Nya.

Hanya keberuntungan atau terkabulkan?

Ada yang mengatakan, "ngga ada persiapan, tapi lolos, apalagi kalo bukan beruntung." Memang, jalur SNBT ini sangat banyak pesaingnya. Tahun 2023 saja yang mendaftar mencapai 803.852 orang. Bagaimana bisa saya yang tidak belajar bisa lolos? Saya belajar, tetapi tak sekeras dan seambis orang-orang diluar sana. Saya hanya tirakat untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 

Kembali lagi, Allah bisa memberikan keberuntungan kepada siapa saja yang mau berjuang di jalan-Nya. Karena, ketika Allah sudah mengatakan "kun fayakun", maka apapun bisa terjadi, bahkan sesuatu di luar nalar manusia sekalipun. Mungkin saya tidak terlalu berjuang secara nyata, tetapi disaat yang lain tidur saya terjaga, saat yang lain bangun, saya pun bangun. Saya berjuang dan ambis dengan cara sendiri.

Ketika malam tiba, disitulah saya merangkai setiap kata menjadi do'a. Sajadah menjadi saksi betapa derasnya air mata yang mengalir. Masjid mengetahui seberapa sering saya menghampirinya.

Jadi, ketika saya ingin mengeluh perihal kuliah, saya selalu mengatakan kepada diri sendiri, "kemarin yang nangis tiap malam gara-gara pengen kuliah, terus sekarang udah dikabulin sama Allah, masak tetap mau ngeluh?"

Libatkan Allah disetiap langkah dan pilihan. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun