Mohon tunggu...
Shofi Aulia
Shofi Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030043 UIN Sunan Kalijaga

23107030043 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Film

2521: Memahami Strategi dan Etiket pada Olahraga Anggar

19 Februari 2024   20:22 Diperbarui: 19 Februari 2024   20:25 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Twenty Five Twenty One (2521) merupakan drama Korea yang tayang perdana di tvN pada 12 Februari 2022 dan tamat pada 3 April 2022. Disutradarai oleh Jung Ji-hyun. Dengan total 16 episode, drama ini berhasil menjadi hit komersial dan merupakan salah satu drama Korea dengan pemeringkatan tertinggi dalam sejarah televisi kabel. Dengan perolehan rating sebesar 8,6/10 oleh IMDb. 

Dibintangi oleh Kim Taeri, Nam Joo-hyuk, Bona, Choi Hyun-wook, dan Lee Joo-myung. Drama ini dikemas dengan ringan dan alur yang mudah dipahami. Memiliki genre romantis komedi membuat siapa saja yang menonton dapat dengan mudah menikmati series tersebut tanpa harus merasakan bosan atau suntuk. Meskipun demikian, Twenty Five Twenty One adalah kisah yang mengharukan tentang cinta, pertumbuhan dan perjuangan, menampilkan pesan-pesan yang relevan dan inspiratif bagi penonton dari segala usia.

Sama tapi tak serupa.

Dari kelima pemain disini, semua memiliki kekurangan masing-masing dalam hal keluarga. Na Hee-do (Kim Taeri) ayahnya meninggal dunia ketika dirinya masih kecil, dan membuat ibunya sangat dingin kepadanya. Baek Yi-jin (Nam Joo-hyuk) dikarenakan terjadinya krisis IMF yang menimpa keluarganya orang tuanya terpaksa bercerai. 

Dan membuat Baek Yi-jin menjadi tulang punggung untuk dirinya dan adiknya. Ko Yu-rim (Bona) memiliki keluarga yang cukup harmonis, tetapi disisi lain mereka banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Moon Ji-woong (Choi Hyun-wook) anak yang ditakdirkan untuk menjadi korban broken home. Ayahnya pergi meninggalkan Moon Ji-woong dan ibunya. Yang terakhir adalah Ji Seung-wan (Lee Joo-myung) ia tinggal hanya bersama ibunya, ayahnya bekerja ditempat yang jauh, dan berakhir meninggal dunia.

Drama ini menceritakan bagaimana kerasnya perjuangan mereka untuk bisa meraih mimpi masing-masing. Dimulai dari Na Hee-do yang sangat ambis untuk menjadi tim anggar nasional dan mendapat medali emas. Berawal dari melihat Ko Yu-rim di televisi yang berdiri di podium nomor 1 dan mengalungi sebuah medali emas, Na Hee-do mengidolakannya dan bertekad akan menjadi seperti Ko Yu-rim suatu saat nanti. 

Tetapi ketika Na Hee-do menganggap Ko Yu-rim sebagai seorang idola, Ko Yu-rim malah menganggapnya sebagai seorang musuh yang harus enyah dari hidupnya. Dari sinilah Na Hee-do semakin yakin untuk mengalahkan Ko Yu-rim dan mengambil tempatnya sebagai bintang anggar yang mendunia. Ia menjalin hubungan dengan Baek Yi-jin, tetapi harus kandas tengah jalan. Dan ia menikah dengan seorang pria dimasa depan.

Dilanjutkan dengan tokoh Baek Yi-jin yang menjadi tulang punggung dan harus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan tetap demi memenuhi kebutuhannya dan adiknya yang saat itu masih menumpang bersama bibinya. Disaat Baek Yi-jin mulai menyerah dengan keadaan, Na Hee-do secara tidak sengaja datang ke hidupnya dan menjadi support system baginya. Mereka mendukung dan menyemangati satu sama lain dan berakhir menaruh perasaan. 

Tetapi dimasa depan mereka berpisah dikarenakan pekerjaan mereka yang super sibuk dan hampir tidak ada waktu untuk bertemu. Mereka memutuskan untuk menjalani kehidupan masing-masing dengan tidak menjalin hubungan. Dan setelah melewati masa-masa kelam dihidupnya, ia menjadi seorang pembawa berita yang sukses dan membuat orang tuanya rujuk sehingga keluarga mereka lengkap kembali seperti sedia kala.

Kemudian, ada Ko Yu-rim sang bintang anggar dari keluarga miskin. Setelah pertemuan pertamanya dengan Na Hee-do, ia langsung memberikan tatapan dan tindakan yang tidak mengenakkan. Apalagi setelah ia dikalahkan oleh Na Hee-do untuk pertama kalinya, ia semakin menaruh dendam kepadanya, dan hal ini membuat ia tidak fokus dalam setiap permainan. 

Namun, seiring bergantinya hari, ia sadar akan perbuatannya yang merugikan diri sendiri dan memilih untuk berdamai dengan Na Hee-do. Sejak saat itu mereka sangat dekat dan akrab. Dimasa depan, ia pensiun menjadi atlet dan membuka kursus anggar dan turun langsung untuk mengajari peserta didiknya. Dan Moon Ji-woong datang untuk melamarnya.

Lalu, ada Seung-wan dan Ji-woong. Mereka telah berteman sejak kecil dan mengerti satu sama lain. Seung-wan merupakan seorang siswi kesayangan guru yang pintar dan selalu mendapat pringkat 1 di kelasnya, berbeda dengan Ji-woong yang sangat bolot soal pelajaran dan ada satu guru yang sangat membencinya dan selalu memukul Ji-woong tanpa alasan yang jelas. 

Hal ini menyebabkan Seung-wan muak dan memutuskan untuk berhenti sekolah, serta menegur keras sang guru untuk tidak bertindak semena-mena dengan muridnya. Ketika tes masuk Univeritas tiba, Ji-woong berusaha semaksimal mungkin untuk lolos agar tak selalu merugikan sekitarnya. 

Dan benar saja, ia lolos masuk Universitas tersebut, dan berakhir menjadi seorang pemilik bisnis fashion yang sukses. Dan ia melamar Ko Yu-rim dengan memakaikan cincin di jari manisnya. Tak hanya Ji-woong yang meraih mimpinya, Seung-wan pun sukses dengan bekerja sebagai kru produksi acara televisi.

En Garde Prets Allez

Saya pribadi mengetahui cabang olahraga anggar ini sudah lama, tetapi tidak tahu mengenai spesifikasinya permainan ini. Setelah saya menyelesaikan menonton series 2521 ini, saya mengetahui dan sedikit mengerti bagaimana sistem penilaian dan cara bermain anggar.

Pertama, anggar dulunya merupakan bentuk dari pelatihan militer di Italia dan Jerman. Lalu pada abad ke-14 atau ke-15 berkembang menjadi sebuah olahraga. Istilah En Garde Prets Allez ini sudah tidak asing bagi para pemain anggar. Kata ini diambil dari Bahasa Perancis. Yang memiliki arti bersedia (en garde), siap (prets), dan mulai (allez). Ini merupakan dasar dan sesuatu yang menarik menurut saya.

Kedua, yang menarik perhatian saya adalah mengenai pemberian poin. Yang dimana pada baju sang atlet dilengkapi dengan sensor elektrik yakni dengan menghubungkan sebuah kabel pada baju tersebut. 

Lalu kabel lainnya terpasang pada pedang anggar. Setiap kali pedang anggar mengenai atau menyentuh lawan, mesin pencatat skor akan berbunyi, dan wasit akan memberikan poin. Meskipun saya tidak mengetahui secara detail tentang tata cara permainannya, tetapi dari sini saya mampu membayangkan sekilas mengenai cara bermain anggar.

Ketiga, anggar memiliki tiga cabang olahraga yaitu foil, sabre, dan epee. Dari ketiganya memiliki perbedaan, mulai dari bentuk pedang, penutup wajah, dan batasan tubuh yang dapat menciptakan skor. Pada drama 2521 ini, cabang anggar yang dimainkan adalah anggar sabre, terlihat dari bentuk pedang yang digunakan oleh para pemain. Pada pegangan pedang sabre memiliki pelindung diperpanjang hingga ke ujung bawah.

Offensive dan Defensive 

Kedua hal tersebut merupakan teknik yang digunakan ketika bermain anggar. Yakni dengan menyinggung atau menyerang, dan pembelaan atau pertahanan. Na Hee-do sendiri menggunakan kedua teknik tersebut ketika melawan Ko Yu-rim dan lawan lainnya. Pada beberapa menit awal ia tampak lengah dan tak paham akan taktik yang digunakan oleh lawannya, tetapi setelah ia kembali maju melawan musuhnya, ia paham dan segera menyusun siasat lainnya untuk mengalahkan lawannya tersebut. 

Mulai dari pergerakan kaki, pergeseran pedang, hingga kecepatan mencetak poin dari lawan, Na Hee-do meneliti itu semua, dengan penguasaan strategi, kecerdikan, dan kelincahan yang dimiliki Na He-doo, ia mampu bersaing dengan Ko Yu-rim sang bintang anggar. Tak tanggung-tanggung, Na Hee-do pun mendapatkan medali emas yang sebelumnya selalu di raih oleh Ko Yu-rim.

Diakhir drama ini bisa dikatakan sad tapi happy ending. Dimana kedua tokoh utama tidak bersatu dan hidup bahagia bersama, hal ini membuat para penonton menjadi emosional, dan saya sendiri pun nyesek ketika mengetahui endingnya seperti itu. Namun, hal baik atau happy ending nya adalah, mereka tidak egois dan tidak memaksakan kehendak satu sama lain. Mereka memilih untuk melanjutkan mimpi mereka. Karena cinta yang dipaksa tidak akan pernah bisa menerima sebuah kekurangan, dan berakhir melukai kedua belah pihak.

Tak pantas bila kisah ini tidak memiliki pesan, pelatih Na He-doo mengatakan "Jangan pernah lupa bagaimana anda mendapatkan peluang baru. Kapanpun anda mengalami kesulitan, ingatkan diri anda betapa sulit untuk memulainya." Dari kalimat tersebut kita dilarang untung menyerah, karena menyerah bukanlah solusi. Tuhan tidak akan membawamu sejauh ini hanya untuk gagal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun