Mohon tunggu...
Shofiati Asyahidah
Shofiati Asyahidah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Proses Belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Misteri yang Indah

7 Oktober 2016   04:00 Diperbarui: 7 Oktober 2016   06:36 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wonosobo tak pernah habis memberikan tawaran-tawaran yang menggiurkan untuk destinasi wisata alamnya. Salah satu yang menarik adalah wisata pegunungan yang memang banyak berada di wilayah Wonosobo. Sebut saja Gunung Sumbing, Gundung Prau dan Gunung Kembang.

Kalau berbicara Gunung Sumbing dan Gunung Prau pasti sudah biasa dan banyak sekali para pendaki yang memang tertarik untuk mendaki gunung-gunung tersebut. Sedangkan Gunung Kembang mungkin asing didengar oleh telinga kita.

Gunung Kembang adalah salah satu destinasi wisata alam yang berada di Kabupaten Wonosobo. Gunung ini memang tak seterkenal ayah ibunya, yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro, namun gunung ini menawarkan keindahan alam yang tak kalah dengan gunung lain. Disebut gunung kembang, karena memang dihutan gunung ini banyak sekali spesies bunga. 

Dalam sebuah ensiklopedi penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB), hampir seluruh jenis bunga ada di dalam hutan gunung Kembang. Gunung ini mendadak menjadi terkenal karena dalam kurun waktu 15 tahun gunung ini mengalami perubahan ketinggian mencapai 1.170 mdpl yang dari awalnya 1.200 mdpl hingga ketingian sekarang adalah 2.370 mdpl. Perubabahan ini dikarenakan aktifitas dapur magma gunung Sindoro yang mengarah ke gunung Kembang. Jalur pendakian ini bisa melalui rute Desa Lengkong, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo.

Namun keindahan gunung ini tak bisa memancing para pendaki untuk mencoba mendaki gunung ini. Hal ini dikarenakan banyak cerita mistis yang menyelimuti gunung ini. Menurut cerita dari beberapa pendaki, saat mereka mendaki gunung ini banyak terjadi hal-hal yang diluar logika, seperti jalur track tiba-tiba hilang dan akhirnya hanya berputar-putar saja. 

Tak hanya cerita mistis, banyak juga yang bercerita jalur pendakian ini dilewati banyak binatang buas, seperti harimau tutul, dan babi hutan. Di bawah puncak Gunung Kembang ini juga terdapat kawah mati yang terkenal dengan nama Bhima Pengkok. Menurut legenda, konon ceritanya tokoh Bhima dalam pewayangan pernah jatuh dalam posisi duduk sehingga memunculkan sumber mata air. 

Kawah itupun menjadi tempat yang kramat di gunung ini. Menurut warga sekitar, banyak orang yang mendaki di gunung kembang ini tujuannya untuk bersemedi di kawah ini. Sehingga disekeliling kawah banyak ditemukan sesaji-sesaji.

Sungguh disayangkan, gunung yang sebenarnya begitu indah harus tenggelam oleh cerita-cerita mistis yang membuat orang enggan untuk mendaki gunung ini. Namun tak sedikit pula yang penasaran dengan gunung ini dan mereka tak menemukan keanehan-keanehan yang banyak diperbincangkan orang-orang. Yang mereka dapat adalah benar-benar keindahan gunung yang luar biasa. 

Gunung dengan ratusan jenis bunga didalamnya adalah suatu pendakian yang begitu berkesan. Jadi, jangan ragu untuk mencoba menjamah gunung ini, tak perlu takut dengan kisah mistisnya. Dan tentang binatang buas pun, kami tak menemukan apapun saat pendakian. Yang terpenting, adalah menjaga kesehatan saatpendakian, pastikan kondisi badan benar-benar fit, ikuti prosedur pendakianyang benar, dan jangan lupa selalu berdo’a kepada Tuhan yang Maha Menjaga. Dan jangan lupa, tetap jaga kebersihan lingkungan, bawa turun kembali sambah yang dibawa. Karena buang sampah sembarangan itu nggak asyik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun