Dikarenakan ramainya fenomena dakwah yang kurang sesuai dengan norma agama yang rasulullah ajarkan, alhasil ramailah di media sosial sebuah slogan: bahwasanya adab diatas ilmu.Â
Hal itu seperti tidak tepat, karena secara tidak langsung seperti mengkerdilkan keluasan makna derajat ilmu itu sendiri.Â
Yang mana jika analoginya dibalik: apakah ada adab yang tanpa didasari dengan ilmu?Â
jawabnya tidak. bahkan untuk beradab pun kita butuh yang namanya ilmu, dua hal itu seperti halnya tali yang saling berkaitan satu sama lain yang saling berhubungan dan tak ada pemisah didalamnya. adab adalah visi, dan ilmu datang sebagai misi supaya sampai terhadap visi sebagai adab.
Lalu bagaimana jika ada pendakwah yang yang mungkin dikatakan sebagai seorang figur yang kurang sesuai dengan norma-norma adab.Â
jika seperti itu bisa kita katakan tak lain dan tak bukan, bahwasanya ia sebagai figur pendakwah yang tidak mempunyai kapasitas sebagai seorang yang beradab sekaligus berilmu. Maka tidak bisa kita katakan bahwa ia adalah orang yang berilmu tetapi tidak mempunyai adab, bahkan untuk beradab-pun ia tidak mempunyai kapasitas ilmu terhadapnya.Â
Maka seyogyanya kita perlu memilah dan memilih sebijak mungkin, figur seperti apakah yang perlu kita ambil sebagai tuntunan dan sikap kita terhadap fenomena tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H