Semakin tinggi tingkat keterampilan kognitif dan sosial anak, maka semakin tinggi pula perkembangan normatif dari empati. Tahapan pertama menurut Hoffman adalah ketika ada salah satu bayi menangis dan bayi yang lainnya ikut menangis, maka itu mencerminkan suatu empati global.Â
Pada akhir tahun pertama kehidupan, bayi mulai memasuki fase empati egosentris, yaitu ketika bayi mengalami tekanan terhadap kesulitan atau kesusahan orang lain, maka bayi akan mencari suatu hiburan untuk dirinya sendiri, karena pada dasarnya bayi belum bisa membedakan antara kesusahan dirinya dan orang lain dan menganggap semua kesusahan itu sama. Ketika memasuki tahun kedua bayi memasuki tahap empati quasi egosentris, bayi mulai memahami kesusahan orang lain dan menghiburnya dengan cara nya sendiri.
Orang tua tak luput perannya untuk memperkenalkan emosi prososial ini, tugas orang tua yaitu bagaimana cara untuk menumbuhkan rasa empati terhadap lingkungan sekitarnya.Â
Dukungan dan kehangatan dari orang tua juga dapat memunculkan rasa empati anak. Pemberian pola asuh yang mendukung berfungsi sebagai model simpati terhadap orang lain. Selain itu pendisiplinan dapat mengenalkan kepada anak tentang simpati dan rasa bersalah.
Pendisiplinan ini digunakan agar anak dapat fokus terhadap penyebab dan konsekuensi diri. Ajarkan anak untuk senantiasa mau berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan, caranya adalah membiasakan anak untuk menyisihkan uang yang dimilikinya untuk dimasukkan kedalam kotak infaq. Memberitahu anak mengenai konsep berbagi, dengan berbagi harta yang kita tidak akan habis akan tetapi bertambah banyak.Â
Mengajarkan anak tentang kepedulian sosial dan ajarkan anak untuk membantu orang tua dirumah, seperti menyiapkan keperluan ayah . Libatkan anak dalam kegiatan pekerjaan rumah dan beritahukan anak bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling tolong menolong dan bergantung satu sama lain.Â
Mengajarkan anak untuk melakukan hal-hal yang baik sekecil apa pun itu, berikan contoh yang nyata di lingkungan sekitar anak, seperti meminjamkan mainan ketika bermain dengan teman-teman disekolah ataupun dirumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H