Mohon tunggu...
Shofiana
Shofiana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023

Saya adalah mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 tahun 2023 di Universitas Pancasakti Tegal. Konten favorit saya adalah tentang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Upaya Pencegahan Bullying di SMP?

12 Maret 2024   19:34 Diperbarui: 12 Maret 2024   19:44 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: pinterest.com/nia2891)

Berita yang saat ini banyak diperbincangkan di dunia maya dan nyata adalah tindak kejahatan, salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini adalah kekerasan pada anak di dunia pendidikan yang disebut bullying. Bullying merupakan kata yang tidak asing di telinga kita. 

Bullying adalah tindakan menyakiti, merendahkan, dan melukai seseorang atau sekelompok orang, baik secara verbal, fisik, maupun psikologis, hingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya, dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan sadar secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dari individu atau kelompok tersebut. Bullying saat ini semakin marak terjadi di sekolah-sekolah.  

Diketahui bahwa kasus bullying tidak hanya terjadi pada tingkat pendidikan tertentu, namun sudah menyuluruh, baik di tingkat SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Dari maraknya kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah, penulis mengambil tema yang berkaitan dengan upaya pencegahannya. Adapun rumusan masalahnya yaitu bagaimana upaya pencegahan bullying di SMP?

Adapun beberapa upaya untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah menengah pertama (SMP), yaitu:

1. Peran serta Orang Tua

Orang tua sangat berperan penting dalam pencegahan perilaku bullying. Orang tua akan menanamkan moral dan akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Orang tua juga merupakan model yang memiliki keakraban dengan anak secara emosional, sehingga orang tua dapat mengembangkan sosial emosional atau perilaku anak untuk tidak melakukan bullying.

2. Penyuluhan

Penyuluhan adalah kegiatan mendidik, pemberian pengetahuan dan informasi. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah pada waktu tertentu. Kegiatan penyuluhan  biasanya disampaikan oleh narasumber yang diundang oleh pihak sekolah.  Narasumber yang diundang bisa dari psikolog atau guru bimbingan dan konseling.

3. Pembuatan Poster Anti Bullying

Guru dapat menugaskan kepada peserta didik untuk membuat poster anti bullying kemudian memajangnya di majalah dinding sekolah. Dengan pembuatan poster tersebut, peserta didik dapat mengetahui dampak negatif dari perilaku bullying, sehingga peserta didik diharapkan tidak melakukan perbuatan bullying lagi.

4. Peran serta Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK berperan penting dalam mencegah bullying. Oleh karena itu seorang guru BK harus mempunyai pengetahuan mengenai bullying, seperti pengertian bullying, bentuk-bentuk perilaku bullying, faktor-faktor penyebab bullying, dampak dari perilaku bullying, dan lain sebagainya. Sehingga dengan pemahaman yang dimilikinya guru BK diharapkan dapat mencegah terjadinya perilaku bullying (Nur et.al., 2022).

5. Peran serta Guru Mata Pelajaran

 Tidak hanya guru BK, guru mata pelajaran juga harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai perilaku bullying, guru memiliki peran penting dalam mencegah perilaku bullying. Guru juga diharapkan mampu bekerja sama dengan orang tua peserta didik dalam mengawasi pergaulan peserta didik, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah, agar tidak terjerumus kepada perilaku bullying. Dengan demikian, sangat penting adanya komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik untuk membahas perkembangan peserta didik (Pratiwi & Sugito, 2021).

6. Sekolah Ramah Anak

Program sekolah ramah anak menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya kasus bullying.  Sekolah ramah anak ini diharapkan akan membantu memenuhi kebutuhan dan hak anak untuk mencapai generasi yang terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Serta menjadi sekolah yang terbuka untuk anak dalam berpatisipasi di setiap kegiatan, kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang kesejahteraan anak (Izza et.al., 2023).

7. Sekolah Damai

Pendidikan menciptakan perdamaian adalah suatu proses dimana nilai, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan pola perilaku dikembangkan agar seseorang dapat hidup harmonis dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekolah. Inti dari pendidikan perdamaian adalah pengembangan keterampilan yang tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan kepribadian tanpa kekerasan dan memperoleh keterampilan resolusi konflik (Istianah et al., 2023). Sehingga, dengan adanya sekolah damai diharapkan dapat mencegah terjadinya tindakan bullying.

Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang upaya pencegahan bullying di SMP.

Daftar Pustaka:

Istianah, A., Maftuh, B., & Malihah, E. (2023). Konsep Sekolah Damai: Harmonisasi Profil Pelajar Pancasila Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Jurnal Education and Development, 11(3), 333-342.

Izzah, N., Setianti, Y., & Tiara, O. (2023). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mewujudkan Sekolah Ramah Anak di Sekolah Inklusi. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 272-284.

Nur, M., Yasriuddin, Y., & Azijah, N. (2022). Identifikasi Perilaku Bullying Di Sekolah (Sebuah Upaya Preventif). Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 6(3), 685-691.

Pratiwi, Nanda. dan Sugito. "Pola Penanganan Guru dalam Menghadapi Bullying di PAUD." Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 3 (September 18, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun