Rosyida Maya Sabaro, seorang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM), mengadakan pendampingan kepada salah satu pasien Puskesmas Bareng yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang pola makan sehat dan body appreciation, khususnya kepada individu yang mengalami ketakutan terhadap makanan dan berat badan. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah klien berusia 46 tahun, yang mengkhawatirkan masalah terkait pola makan yang sehat serta gangguan persepsi tubuh.
Dengan bimbingan dosen pembimbing, Femmi Nurmalitasari, S.Psi, M.A., kegiatan ini disusun sebagai panduan praktis untuk membentuk pola hidup sehat yang baik dan memahami konsep body appreciation. Kegiatan ini juga bertujuan mengatasi ketakutan terhadap berat badan, yang sering kali menjadi sumber masalah dalam pengaturan pola makan.
“Penting untuk memahami konsep dasar gizi seimbang, yakni mengonsumsi makanan yang mengandung semua unsur gizi dalam jumlah yang tepat untuk mendukung kesehatan tubuh,” ujar Rosyida. “Tidak hanya itu, kami juga ingin mengatasi mitos dan fakta yang sering kali membuat individu takut terhadap makanan, terutama mitos yang berhubungan dengan peningkatan berat badan,” lanjutnya.
Rosyida juga menekankan pentingnya mengenali sinyal tubuh, seperti rasa lapar atau kenyang, serta porsi dan proporsi makan yang tepat, untuk menciptakan hubungan yang lebih positif dengan makanan. Aktivitas fisik sebagai penyeimbang energi juga disarankan untuk memperkuat pola makan sehat.
Salah satu fokus penting dalam kegiatan ini adalah menyadarkan tentang bahaya pembatasan makan yang berlebihan dan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan psikologis. “Pola pikir sehat terhadap makanan adalah kunci untuk menciptakan gaya hidup yang lebih baik dan meningkatkan body appreciation, di mana seseorang bisa menghargai tubuhnya, apa adanya,” tegasnya.
Bersama dengan rekomendasi harian yang praktis tentang asupan gizi dan pola makan, Rosyida berharap peserta dapat mengaplikasikan pemahaman ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan melibatkan pasien secara aktif, kegiatan ini memberi kesempatan bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan mendiskusikan tantangan yang dihadapi terkait pola makan dan persepsi tubuh.
Kegiatan ini juga memberikan wawasan mengenai pentingnya body appreciation, yaitu menghargai tubuh sebagai bagian dari kesehatan mental dan fisik. Diharapkan, kegiatan ini bisa membantu mengurangi ketakutan dan kekhawatiran yang sering dialami oleh individu terkait berat badan serta pola makan yang tidak sehat.
Dengan pendampingan ini, Rosyida berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, terutama dalam membantu mereka lebih memahami pentingnya pola makan yang sehat dan menghargai tubuh mereka, terlepas dari standar atau harapan masyarakat terhadap penampilan fisik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H