Hal yang akhir-akhir ini marak dihebohkan oleh pengguna Twitter hingga menjadi trending pada Sabtu (18/06/2022) lalu adalah berita bahwa bocornya soal UTBK 2022. Faktanya, bocoran soal ini diunggah pertama kali oleh salah satu pengguna twitter yang beridentitas sebagai anonim.
Kehebohan ini bermula ketika pengguna Twitter dengan akun @Chanecha022 mengunggah tweet berupa link Google Drive berisi kumpulan foto yang menampilkan soal-soal UTBK 2022. Pemilik akun @Chanecha022 yang kemudian dikenal sebagai Echa mengungkapkan jika dirinya mendapat link Google Drive berisi soal-soal UTBK tersebut dari grup belajar di Telegram.
Di dalam link G-Drive itu, terdapat 25 folder dengan nama yang sudah tercantum pada setiap foldernya. Diduga, nama tersebut adalah oknum penyebar soal UTBK 2022.
Ternyata, ada fakta lebih mengejutkan yang diungkapkan oleh pemilik akun @Chanecha022. Echa mengungkapkan bahwa ada folder Google Drive lain yang berisi daftar lengkap peserta ujian yang melakukan kecurangan. Namun entah atas dasar apa dia tidak bisa membagikannya.
Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi ( LTMPT ) membantah adanya dugaan tersebut. Menurutnya, dugaan tersebut miss informasi yang menyebabkan keresahan, kegundahan, dan kekhawatiran bagi peserta UTBK 2022.
Menurut pihak dari LTMPT, dugaan tersebut miss informasi yang menyebabkan rasa tidak adil serta keresahan dan kekhawatiran bagi seluruh peserta UTBK 2022.
"LTMPT menegaskan bahwa selama pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2022 baik Gelombang 1 maupun Gelombang 2 sejumlah 28 sesi sama sekali tidak terjadi kebocoran soal. Hal ini disebabkan LTMPT telah merancang soal UTBK-SBMPTN 2022 berbeda untuk setiap sesi. Artinya, tidak ada soal UTBK-SBMPTN 2022 yang sama antarsesi," ujar Ketua LTMPT Mochamad Ashari, melalui keterangan tertulis, Senin (20/6/2022)
Menanggapi adanya hal ini, kita perlu membicarakan tentang pentingnya pendidikan karakter disini. Sistem pendidikan di Indonesia yang hanya mengacu pada besaran nilai pendidikan akademis saja memiliki dampak ke seluruh siswa untuk memperoleh nilai yang bagus dengan menghalalkan segala cara.
Kaimuddin dalam jurnal bertajuk Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 (2014), pendidikan karakter merupakan usaha sadar yang terencana dan terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi manusia yang memiliki watak berkepribadian baik, bermoral-berakhlak, dan berefek positif konstruktif pada alam dan masyarakat.
Dengan adanya pengukuhan pilar pendidikan karakter yang kuat sedari siswa kecil, maka diyakini bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi. Dibutakan oleh ambisi, namun mengejar impian dengan menghalalkan segala cara tentu saja adalah hal yang tidak bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H