Mohon tunggu...
Shofiah Fitriani
Shofiah Fitriani Mohon Tunggu... -

sophie pacare sony elek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

artikel

15 Oktober 2012   06:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dalam Kegelapan, Pasti Ada Cahaya Terang"

Dalam setahun yang lalu pak sony mengalami masalah yang completed dalam berbisnis, yaitu bangkrut (pailit) dan banyak hutang yang beratusan. Pak sony mengalami dilema yang sangat besar dengan dihadapi oleh 2 pilihan yang sulit yaitu; yang pertama, melunasi hutang dalam jangka waktu 1,5 bulan dan seandainya tidak bisa membayar maka pak sony dilaporkan ke polisi dan akan masuk penjara. Yang kedua, rumah akan diambil atau dirampas. Pak sony bingung harus bagaimana, dan apa usaha yang akan dilakukan untuk melunasi hutang-hutangnya, karena dalam waktu 3 tahun pun untuk bekerja sebagai kuli bangunan atau penjual cilok belum bisa menjamin untuk melunasi hutangnya. Disaat itu, tidak ada seorang pun yang bisa membantu, terror pun terus menerus berdatangan dan pada akhirnya pak sony pergi ke suatu tempat untuk bersembunyi, pak sony pergi ke Kota Malang ke tempat tinggal temannya semasa sekolah. Karena kalau pak sony hanya berdiam diri dirumah, pak sony makin stress mendengar telepon berdering yang hanya bisa marah-marah dan membentak-bentak.

Setelah pak sony tinggal bersama temannya, dan saking setresnya waktu itu pak sony terlintas dibenaknya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membaca al-quran, karena hanya inilah jalan satu-satunya untuk meminta pertolongan kepada-Nya dan suatu keajaiban pak sony menemukan satu ayat dalam Surah As-Shaf: 8, yang artinya “pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat dengan waktunya”. Arti dalam surah ini menjadi cahaya atau hidayah bagi pak sony, terdapat ayat sebelumnya lagi, yang menemukan bahwa itu adalah jawaban dari permasalahannya selama ini.

Selama disini pak sony melakukan aktivitas yang sederhana, ada 3 aktivitas yang dilakukan oleh pak sony yaitu; yang pertama beribadah maksimal, yang kedua ikhtiar maksimal, yang ketiga tidak mau berhenti berpikir (berpikir keras). Pak sony berpikir apa yang dia punya sekarang adalah ilmu dan tenaga, dan pada akhirnya yang dilakukan pak sony adalah mengajar di panti asuhan akhlakul karimah tepatnya didaerah bukit tidar. Setelah beberapa selang kemudian pak sony mendapat rezeki yaitu berupa upah atau uang dari hasil jeri payahnya setelah mengajar di panti asuhan tersebut, tetapi dengan kepolosannya, pak sony tidak mau menerima upah tersebut dikarenakan pak soni benar-benar ikhlas melakukannya karena yang ada dipikiran pak sony hanyalah berdoa dan meminta permohonan supaya permasalahannya segera terselesaikan. Selain itu, tenaga yang dimiliki pak sony adalah berwisata dari masjid ke masjid.

Karena pada saat itu, pak sony teringat kembali tentang ilmu yang dimilikinya ketika Nabi sedang menerima kesulitan yang diberikan oleh Allah, dan beliau berwisata dari masjidil haram ke masjidil aqsha, bahwa sesungguhnya cara menghilangkan rasa galau adalah dengan cara berwisata dari masjid satu ke masjid yang lain. Jadi pak sony melakukan aktivitas dengan berwisata dari masjid tarbiyah (uin malang) ke masjid agung dengan menumpangi mikrolet selama pulang pergi, karena pada saat itu pak sony tidak memiliki uang sama sekali, pak sony hanya memegang uang 5000 rupiah saja, dan itu hanya digunakan untuk menaiki mikrolet selama pulang pergi. Selama di masjid pak sony berdoa untuk menjadi tentara Allah yaitu dengan mendisiplinkan jama’ah dan sebelum shalat tiba waktunya, pak sony sudah di dalam masjid sejam sebelum dimulai, dan pak sony melakukan shalat berjamaah tiap hari di masjid karena pahala yang diberikan oleh Allah sebanyak 27 pahala dalam shalat berjamaah daripada shalat sendiri yang mendapatkan pahala hanya sedikit saja. Pak sony berandai-andai, seandainya apa yang telah didapatkan (pahala) tersebut akan ditukarkan dengan permasalahannya selama ini.

Setelah sampai pada waktu pembayaran, pak Sony mendapat jangka waktu selama 3hari untuk melunasi hutang-hutangnya, dan pada akhirnya pak Sony mendapatkan telepon dari rumah (ibunya) untuk memberitahukan bahwa pak Sony disuruh pulang kerumah karena ada yang ingin menemuinya. Ketika itu pak Sony serasa mendapatkan suatu ketenangan dihatinya, akhirnya pak Sony segera pulang untuk menemui ibunya dengan membawa rasa penasaran dalam perjalanannya. Setelah sesampai rumah akhirnya pak Sony bertemu dengan teman almarhumah bapaknya yang bernama pak Budi, sebelumnya pak Budi sudah mendengar cerita dari ibunya bahwa selama ini anaknya mendapat masalah hutang piutang yang belum bisa dibayar sampai detik ini, akhirnya pak Budi siap membantu pak Sony dalam melepaskan masalah yang dihadapinya. Dan pada akhirnya pak Sony merasakan ketenangan dan kelegaan di dalam batinnya. Alhamdulillah masalah yang dihadapi pak Sony telah tuntas berkat doa dan ikhtiar yang selama ini dipanjatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun