Mohon tunggu...
shofia amalia sholihah
shofia amalia sholihah Mohon Tunggu... The Student of Humanity Faculty -

Mahasiswa bahasa dan Sastra Arab UIN Malang, Penyuka biru, Penikmat Coklat, Kartun Larva, Hobby Membaca, Suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Petik Jambu tapi Jangan Berekspektasi Ya!

20 Maret 2018   00:00 Diperbarui: 20 Maret 2018   01:11 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di Malang kita sering mendengar kata apel, buah sekaligus ikon malang raya. Nah, kali ini kita berpindah ke Kabupaten kediri. Kota kecil penuh kenangan, katanya sih. 

Di Kabupaten kediri ini terdapat salah satu objek wisata edukasi yang masih tergolong baru "Wisata Petik Jambu" namanya. Wisata ini terletak di Jalan Raya sono Rejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Akses menuju tempat wisata ini cukup mudah, karena tepat berada di pinggir jalan raya.

Petik Jambu ini buka mulai Hari Sabtu sampai hari Kamis, mulai pukul 09.00-16.30 WIB. Harga tiket masuk ke dalam wahana ini cukup murah, yakni hanya dengan Rp.5000; perorang dan sekitar Rp.2000 untuk parkir kendaraan bermotor kita sudah dapat masuk kedalam wisata ini. Tiket Rp. 5000; tersebut sudah include dengan voucher yang bisa ditukar dengan minuman khas jambu itu sendiri atau es krim.

Sebelum berkunjung ke wisata petik jambu ini, saya sudah di beritahu teman saya supaya tidak kecewa ketika berkunjung kesana, tapi saya fikir ya tidak mengapa untuk sebuah pengalaman. Akhirnya, saya dan teman saya pun masuk kedalam. Karena bukan hari libur nasional, tempatnya pun sepi bahkan dapat dikatakan sangat sepi untuk tempat wisata. 

Kami pun masuk dan melewati tempat foodcourt, jajanan khas kediri, gantungan semuanya ada disana. Sebelum masuk kami pun berniat untuk menukar voucher yang kami dapat dipintu masuk wisata. Lama kami mencari resepsionis atau staf yang menjaga, setelah menunggu beberapa saat akhirnya kami dilayani oleh seorang pegawai wanita yang ternyata dirinya juga menjaga seluruh stan. Wah, kami berfikir kasian juga. Tapi memang keadaannya waktu itu sangat sepi.

Kami pun mendapatkan masing-masing satu cup es krim kecil. Kami tidak menukarnya dengan minuman apel karena kami fikir minumannya sangat kecil ditambah suasananya sangat panas, sehingga lebih pas jika memakan es krim. Sambil berlalu dan masuk kedalam lokasi, saya pun berfikir, wah benar juga, ternyata tidak seindah jika dilihat dari foto serta gambar hits yang ada di sosial media. 

Hamparan rumput kecil disertai pepohonan juga hiasan yang tidak terlalu banyak, tapi ya masih sedikit manis berkat adanya kelinci-kelinci yang berlarian lompat kesana dan kemari. Juga terdapat saung-saung an untuk tempat berteduh. 

Didekat pohon juga terdapat bantal-bantal yang digunakan untuk bersantai serta bersua foto, tapi sayang karena terlihat kotor serta sepertinya lama tidak dibersihkan saya tidak tega untuk duduk diatasnya, tapi teman saya sih tega (hehe).

buah markisa (Dokumentasi Pribadi)
buah markisa (Dokumentasi Pribadi)
Lanjut saya pun pergi kedalam, sebelum pergi kedalam saya melihat adanya banner yang berisikan bahwa disana kita bisa belajar edukasi penanaman pohon jambu dengan biaya yang cukup terjangkau, wah asyik juga fikir saya. 

Saya pun tidak sabar menuju tempat pohon jambu yang sesungguhnya, yang ada di halaman belakang. Tapi sayang seribu kali sayang ternyata jambu-jambu yang berada di fikiran saya pun hilang seolah hanya bayangan, dan memang ternyata hanya bayangan. 

Waktu itu bukan waktunya pohon jambu berbuah. Jadi hanya ada pohonnya saja. Selain pohon jambu pun terdapat pohon markisa yang warnanya masih hijau menandakan kalau buahnya belum matang. Lanjut ke bagian yang paling ujung terdapat tempat latihan memanah, akan tetapi juga tidak terawat dan kesannya agak "kurang menarik". 

Kami pun duduk istirahat di dalam saung, karena didekat pohon-pohon jambu tersebut terdapat saung juga. Tapi saya sempat kecewa lagi, karena disana kotor, banyak pengunjung yang tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah, serta puntung rokok sembarangan. Saya pun dikejutkan dengan adanya both foto instagram yang sempat saya lihat di sosial media, sayangnya lagi-lagi tidak terawat.

Saya berharap, semoga wisata ini bisa berkembang menjadi yang lebih baik, serta para pengunjung wisata ini bisa lebih berperilaku bijak sebagaimana mestinya J. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun