Bisnis E-Commerce era ini memang sangat digandrungi oleh masyarakat. Baik kalangan, menengah atau bawah sekalipun. Kemajuan teknologi Nampaknya jelas mendampak pada  kehidupan sehari --hari terlebih kemudahan yang ditawarkan tak terkecuali dalam bidang jual beli.
Pembelian secara online mengharuskan seorang pembeli percaya kepada penjual akan barang yang ditawarkan sesuai dengan gambar atau foto yang dipasang dilapak lapak online kiranya. Â Seorang penjual biasanya memasang produknya di lapak lapak besar yang saat ini sudah terkenal misalnya saja bukalapak, tokopedia, lazada, shopee dan sejenisnya.Â
Platform ini memberikan kemudahan yang pasti untuk para pembeli karena beragamnya produk yang ditawarkan, dan bagi penjual juga menguntungkan karena biasanya akan ada reward bagi penjual teladan alias tanda kutip laris manis istilahnya. Didalam platform ini seorang penjaja online akan diberikan satu fasilitas penampungan pembayaran sehingga seorang penjaja online tidak perlu repot-repot untuk mengecek dan memverifikasi pembayaran yang masuk ke platformnya masing-masing.
Akan tetapi maraknya penipuan yang mengatasnamakan pembelian dengan iming-iming membeli dengan jumlah yang banyak. tampak nya ini lah yang bisa dijadikan satu permasalahan yang perlu diperhatikan.
Seorang penjual yang ditipu oleh customer. Inilah kiranya yang terjadi pada saya sekitar beberapa hari yang lalu. Bermodalkan nekat saya coba-coba untuk memasang produk saya disalah stau platform jualan online yang saat ini sedang gencar-gencarnya dipromosikan di indonesia.
Bermula saat pembeli itu mencoba berinteraksi dengan saya lewat fitur chat yang disediakan oleh platform, ia mencoba untuk meminta nomor saya dengan satu alibi bahwa aplikasi error. Pengetahuan yang awam serta tidak berfikir panjang menjadikn saya mengambil langkah selanjutnya saya memberikan nomor saya. Meski dengan harap-harap cemas.
Setelah cukup lama berbincang dan sedikit terjadi negosiasi diputuskannya lah pembilan pulsa Elektrik Rp. 200.000;. Awalnya saya merasa sedikit takut untuk melanjutkan transaksi, karena Rp. 200.000; bukan uang yang sedikit bagi pedagang-pedagang online yang baru memulai karirnya.
Sejenak pelaku mengirimkan tanda bukti bahwa ia telah mengirimkan uangnya lewat mbanking. Hanya selang beberapa menit saja dari ia membeli pulsa dan saya tidak berfikir panjang untuk mengecek uang yang ada didalam rekening
Seketika itu Saya segera mengirimkan pulsa kepada nomor yang pelaku cantumkan. Namun ternyata provider layanan pulsa yang saya gunakan sedang berada dalam masalah. entah karena jaringan sibuk atau gangguan, Beberapa lama kemudian akhirnya saya putuskan untuk menggunakan layanan online beda provider disana saya hanya memiliki saldo yang tidak banyak. Akhirnya aku memutuskan untuk mengiriminya Rp.50.000.
Karena sudah malam, saya putuskan untuk melanjutkan transaksinya keesokan hari. Keesokan harinya pelaku bertanya kembali apakah pulsanya sudah dikirim, tapi saya bilang belum karena provider masih tetap saja terdapat gangguan. Kemudian ia menjawab, iya tidak apa-apa. Disini hal janggal mulai Nampak. Karena, tidak seharusnya orang yang sudah menyerahkan uangnya terlihat begitu tenang.
Akhirnya saya putuskan untuk mengecek, ternyata benar saja. Transfer uang atas nama pelaku belum masuk ke rekening saya, sambil tetap teag saya menanyakan perihal kepastian kepada pelaku, tapi dia menjawab hanya dengan marah-marah. Sambil akhirnya saya kirimkan bukti-bukti bahwa uang yang ia klaim sudah dikirim nyatanya nihil. Namun, naas selang beberapa saat nomornya tidak dapat dihubungi. Hati-hati ya guys
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H