Mohon tunggu...
Shoffi AufaSirin
Shoffi AufaSirin Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Semester 1 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bisakah Anak Berkelainan Mental Kecanduan Smartphone?

26 November 2019   22:15 Diperbarui: 26 November 2019   22:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecanduan Smartphone telah marak diberbagai kalangan. Bahkan, anak yang berkelainan mental pun dapat kecanduan smartphone. Cerita itu dikisahkan seorang dosen UINSU saat mengajar. Katanya, salah seorang keponakan laki-lakinya yang berumur 12 tahun memiliki kelainan mental.

Suatu hari saat duduk di warung kopi, keponakan ini mendatanginya dan meminta handphone yang saat itu sedang dipegang dosen tersebut. Keponakan meminta pamannya itu untuk menunjukkam sesuatu di handphone tersebut. Setelah diselidiki, keponakannya tersebut meminta ditunjukan gambar porno.

Hal tersebut terjadi karena ia pernah melihat gambar-gambar seperti itu di dalam smartphone yang dipertontonkan oleh orang-orang dewasa. Akibatnya, setiap melihat smartphone, anak tersebut ingin memegang smartphone tersebut untuk melihat gambar-gambar porno.

Ia beranggapan bahwa setiap smartphone yang dia lihat terdapat foto yang tidak senonoh tersebut.

Peristiwa itu menjadi salah satu bukti bahwa smartphone tidak hanya membuat kecanduan pengguna yang normal. Namun smartphone bisa membuat anak tidak normal pun turut kecanduan. Fitur foto dan video dalam smartphone itulah yang menjadi pemicunya.

Apabila anak sudah mengenal smartphone, maka anak menjadi candu untuk terus melihatnya.

Dalam konteks ini, orang tua harus berhati-hati membiarkan anak bermain smartphone walaupun anak tersebut dalam kondisi berkelainan mental. Selain itu, orang tua juga harus mengawasi anak-anaknya bermain karena sebagian orang dewasa mau mempertontonkan gambar/video porno kepada anak-anak.

Kelainan mental juga dikenal sebagai gangguan mental adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan mengganggu keseimbangan kimiawi. Selain itu, gangguan mental merupakan bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus ekstern dan ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan mental (Kartono, 1989).

Sedangkan menurut J.P. Chaplin (1981) berpendapat bahwa gangguan mental adalah sembarang ketidakmampuan menyesuaikan diri yang  mengakibatkan seseorang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan.

Kelainan mental pada anak dapat menyebabkan gangguan ringan sampai gangguan berat terhadap cara berpikir, merasa, bertindak, bagaimana memandang orang-orang serta peristiwa dalam hidup. Kelainan mental meliputi terganggunya kondisi emosional, psikologis, dan kesejahteraan sosial.

Kelainan mental disebabkan oleh beberapa hal. Namun, pada kasus ini kelainan  mental yang dialami anak tersebut memang bawaan sejak lahir. Selain itu, kelainan mental dapat disebabkan oleh faktor genetik (keturunan).

Di dalam keluarga yang mempunyai sejarah penyakit mental berisiko lebih tinggi dibanding populasi yang tidak ada sejarah penyakit mental, lalu adanya gangguan bahan kimia dalam otak serta yang dikenal sebagai neurotransmitter. Apabila neurotransmitter tidak berfungsi dengan baik, gejala penyakit mental akan muncul.

Sebagai contohnya schizophrenia, penghasilan dopamine secara berlebihan. Kemurungan, parasserotonin terlalu rendah. Mania, paras serotonin meningkat secara berlebihan. Kebimbangan, terdapat gangguan di dalam pengeluaran serta fungsi noradrenalin serta pengalaman hidup yang menyebabkan trauma.

Misalnya kehilangan orang tua semasa kecil, terkena perilaku asusila dan lain-lain. Penyebab yang lain disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah pemicu timbulnya stress berlebihan. Misalnya menginginkan adanya smartphone namun tidak dapat membelinya.

Zaman sekarang merupakan zaman millenial yang serba canggih sehingga anak berkelainan mental juga mengginginkan bermain smartphone walaupun ia tidak paham dalam cara menggunakannya. Smartphone memiliki berbagai fitur menarik di dalamnya dan apa yang ingin ditampilkan tersedia secara cepat dan instan.

Hal itu membuat anak-anak menjadi tertarik untuk bermain serta menggunakan smartphone. Bukan hal yang asing lagi jika anak-anak menjadi kecanduan dalam bermain smartphone. Kecanduan dapat diartikan sebagai ketagihan atas sesuatu, yang semakin lama semakin menimbulkan ketergantungan.

Jadi, jika sesuatu itu tidak bisa didapat, maka orang yang bersangkutan akan mengalami kegelisahan. Oleh karena itu, orang tersebut akan terus-menerus mencarinya sampai dapat (Ralph H.Earle Jr dan Mark R. Laaser, 2005).

Jika anak telah kecanduan berarti anak tersebut akan sulit untuk melepas smartphone, maka hal itu akan menimbulkan pengaruh yang buruk. Apalagi dalam konteks ini sang anak kecanduan bermain smartphone untuk melihat hal yang berbau pornografi.

Hal itu dipicu karena rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu yang belum pernah ia ketahui atau sesuatu yang  baru. Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ia akan terus mencari tahu supaya ia merasa puas dengan apa yang ingin ia ketahui.

Selain itu, anak bisa beranggapan bahwa hal tersebut menarik untuk dirinya. Terlebih lagi pornografi yang ada di internet menampilkan  model-model yang memiliki bentuk serta rupa yang menawan dan anak tentunya menyukai sesuatu yang enak atau indah dilihat.

Jika hal tersebut dibiarkan maka pikiran dan hatinya akan tertanam sesuatu yang berbau pornografi tersebut. Hal itu sangat berdampak buruk terhadap kehidupan serta perilaku anak. Anak yang ketagihan melihat pornografi melalui smartphone berpeluang melakukan perilaku seksual terhadap anak lain.

Walaupun anak tersebut tidak pernah dilecehkan sewaktu kecil. Pelaku kejahatan seksual umumnya sudah terekspos pornografi sejak dini. Dari hasil tersebut bermakna bahwa anak bisa saja menjadi pelaku seksual bukan menjadi korban.

Terdapat beberapa alasan yang membuat seorang anak menjadi kecanduan smartphone, yaitu tampilan smartphone lebih menarik secara visual dan audio. Anak-anak menyukai sesuatu yang sangat berwarna dan menarik sehingga tidak heran anak rela berjam-jam memainkan smartphone.

Mereka merasa terhibur dengan bermain alat tersebut tanpa harus ribet dengan yang lain. Lalu, anak tidak perlu melakukan aktivitas di luar rumah karena ia telah asyik dengan permainan di smartphonenya, dan smartphone merupakan alat yang dapat digunakan dimana saja serta kapan saja yang membuat anak tambah betah bermain smartphone. Hal-hal tersebutlah yang membuat anak menjadi kecanduan terhadap smartphone.

Orangtua memiliki peran yang sangat besar dalam menangani anak yang kecanduan menggunakan smartphone, terlebih lagi anak tersebut berkelainan mental. Tentu saja hal ini yang harus diperhatikan orang tua.

Hal pertama yang harus dilakukan orang tua yaitu selalu mengawasi anak dalam bermain smartphone serta batasi akses dan penggunaanya. Jika sang anak telah kecanduan maka orang tua harus bertindak cepat dengan memberikan hal-hal yang lebih menarik dan bermakna positif untuk mengalihkan keinginannya bermain smartphone.

Contohnya memberikan ia mainan yang dapat membantu mengembangkan cara berpikirnya dan bisa juga memasukkan ke tempat permainan anak yang berkebutuhan khusus sehingga anak lebih terkontrol.

Aspek yang perlu orang tua ingat ialah hindari menyalahkan anak dan mengatakan pada anak jika ia terkena  "depresi" atau "gangguan kecemasan" karena hal tersebut dapat merusak harga dirinya.

Sebaliknya, berbicaralah secara baik-baik dan secara khusus pada anak. Jangan lupa selalu awasi anak jika sedang bermain apapun termasuk dalam bermain gadget. Karena terkadang di dalam akses internet terdapat gambar-gambar yang tidak pantas untuk dilihat sang anak.

Sebaiknya anak yang kekurangan mental harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua atau pun masyarakat sekitar. Perhatian khusus tidak hanya perhatian di rumah, tetapi juga perhatian untuk kesehatannya dengan rutin melakukan check up ke spesialis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun