Mohon tunggu...
Shofa AinunHuda
Shofa AinunHuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Shofa Huda

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masa Depan Sampah

26 Agustus 2021   16:41 Diperbarui: 26 Agustus 2021   16:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Era Milenial kali ini adalah masa dimana banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh kaum milenial. Sebagai tumpuan masa depan, kaum milenial harus dapat menjadi seseorang yang menjawab tantangan tersebut. Salah satu permasalahan terbesar dan harus segera dihadapi adalah sampah. Masih banyak dari kita masih belum baik dalam mengolah sampah.

Mengutip dari website Indonesia.go.id ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Pada 2018 saja, produksi sampah nasional sudah mencapai 64 juta ton dari 267 juta penduduk. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena jika hal itu terjadi akan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil sampah terbanyak.

Banyak inovasi yang sudah bermunculan di public, akan tetapi hal tersebut belum bisa memaksimalkan dalam mengolah sampah. Harus terdapat kesadaran yang melelakat kepada setiap warga di seluruh Indonesia. Itu adalah menjadi masalah terbesar dalam pengolahan sampah. Sebagai kaum muda, kami ikut serta dalam menjawab tantangan khususnya adalah pengolahan sampah.

Sebagian dari kami mencoba mengumpulkan beberapa sampah dari warga Tambahsari Limbangan Kendal. Dengan menukarkan sampah dengan beberapa masker, kami berharap timbul kesadaran dari hari masyarakat yang nantinya akan paham dalam mengolah sampah. Disamping itu Sebagian dari kami lainya mencoba memberikan penyuluhan bagaimana dalam mengolah sampah. 

Dalam penyuluhan kami memberikan sosialisasi kami mencoba mengubah sampah botol plastic menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Semisal seperti meja, tempat pencil, bunga hias, hingga dapat digunakan sebagai media penanaman hidroponik.

Kami juga mendirikan bank sampah yang dimana setiap sampah yang disetorkan akan mendapat masker. Walaupun dalam mengawali hal itu sangat sulit, kami tetap tidak patah semangat dalam mensosialisasikan pengolahan sampah. Banyak dari masyarakat yang sangat berantusias dalam mengikuti penyuluhan tersebut. 

Bahkan tersdapat warga berhasil menguangkan hasil daur ulang dari sampah botol. Namun, tentunya harus ada kesamaan visi dan niat dari segenap pemangku kepentingan agar timbunan sampah tidak semakin meninggi dan menjadi beban bagi anak cucu di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun