"Kalo imam yang cepat, kadang susah mengikuti bacaan salatnya." ujar Ibu Munah.
Selain itu, keterangan lain juga diberikan oleh salah satu jamaah di musala tersebut, Pak Bahrudin. Menurut Pak Bahrudin, salat tarawih yang dilakukan dengan terburu-buru atau secara cepat kadang membuatnya lelah.
"Kadang kalau salat tarawihnya cepat, saya mudah capek, apalagi 23 rakaat." ujar Pak Bahrudin. Walaupun dengan rakaat yang banyak dan gerakan yang cepat, Pak Bahrudin tetap salat di musala tersebut dengan alasan tidak semua imam seperti itu.
Salat tarawih tersebut selesai dengan 23 rakaat. Setelah berpamitan dengan bersama ibu-ibu yang berada di sana, Nur meneruskan perjalanannya untuk pulang menuju rumah. Ia merenungkan semoga dengan niat tulus ingin beribadah dapat diterima oleh Allah SWT. Mungkin, esok hari ia bisa memperbaiki salatnya.Â
Nur pun mendapatkan pelajaran dari salat tarawih berjamaah tadi seperti yang dituliskan pada manfaat salat tarawih yaitu sarana menimba ilmu. Ia mendapatkan ilmu baru, yaitu salat tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru dan harus dilakukan dengan thuma'ninah.
"Seharusnya, yang dikejar pada saat salat malam, termasuk tarawih, itu bukan banyaknya rakaat, tetapi lamanya berdiri, lamanya ruku, dan lamanya sujud. Demikian sunah Nabi Muhammad SAW." tutur Ustaz Roni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H