Mohon tunggu...
eeee
eeee Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - eeee

...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lentera Kemanusiaan

23 Januari 2025   22:02 Diperbarui: 23 Januari 2025   22:02 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah riuh dunia yang gaduh,
Ada jiwa-jiwa yang lirih merintih,
Hidup di batas mimpi dan kenyataan,
Memikul beban tanpa tepian.

Di lorong sempit penuh luka,
Tangis sunyi menyapa senja,
Tangan kecil menjulur hampa,
Menunggu harap yang tak kunjung tiba.

Namun kemanusiaan adalah lentera,
Yang tak padam dihempas derita,
Dari hati ke hati ia menjelma,
Menjadi kasih yang tak mengenal rupa.

Lihatlah di mata yang redup itu,
Ada cahaya yang menanti hangat pelukanmu,
Ulurkan tangan, ciptakan perubahan,
Karena manusia hidup untuk berpelukan.

Bukan harta yang menjadi tanda,
Tapi rasa yang menghapus luka,
Kita satu dalam perbedaan,
Bersama bangun dunia penuh kedamaian.

Mari menjadi cahaya di gulita,
Menghidupkan cinta tanpa sekat dan batas,
Karena kemanusiaan adalah suara jiwa,
Yang abadi menari dalam harmoni semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun