Mohon tunggu...
Shiva Devy
Shiva Devy Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar, Ibu Rumah Tangga yang mencintai buku-buku

may the force be with you. Visit my personal blog at http://www.shivadevy.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Danone Blogger Academy Memilih Saya

12 November 2017   20:45 Diperbarui: 10 Agustus 2019   14:13 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkat perkembangan otak anak sejak dalam kandungan

"Oh, iya iya Mbak.. Insya Allah saya bisa dateng"

"Baik, terimakasih bu Shiva"

GLEK.

Acara dari jam 9 sampai 5 sore. Anak gue sama siapa???

Itulah yang terlintas pertama kali setelah saya dihubungi panitia Danone Blogger Academy.

Memang sehari-hari saya di rumah menjadi ibu rumah tangga dan juga menjaga anak saya yang berusia 2 tahun 9 bulan. Jadi, perkara pergi ke akademi menulis Danone Blogger Academy ini bikin saya mikirin satu hal ini, anak dijagain siapa? 

Sore itu juga saya langsung googlingnyari daycare alias tempat penitipan anak sekitar rumah. Ada satu tempat deket banget dari rumah. Ah, tapi sayangnya tidak menerima sistem harian. Duh, muterin google lagi. Dapet satu, wah ternyata daycare-nya hanya buat penghuni unit rumah di kompleks deket daycare itu. Alamak, coba dikasihtahu kalau ini daycare tertutup bagi orang luar kompleks.

Tidak sendiri, suami saya pun turut mencari daycare dekat kantornya. Jarak rumah dan kantor suami sekarang memang dekat. Jadi, maksudnya yang jemput nanti ayahnya aja gitu biar gak telat, hehe. Satu tempat dihubungi ternyata, daycare tersebut telah berubah saudara-saudara. Dapat ditebak menjadi apakah gerangan? Sayangnya, bukan menjadi sekolah atau apapun tapi berubah menjadi panti wredha. Yap, tempat istirahat para kakek nenek. Sekian. 

Alhasil, ada daycare yang di daerah Gandaria. Baru buka, malahan ketika saya menelepon ditawari buat sebulan aja sekalian, wkwkw.. Lalu, saya janjian datang bersama Kristal untuk survei, istilahnya gitu. Supaya anak gak kaget-kaget bangetlah pas dititipin di sana. 

Siangan dikit suami ngabarin lagi, ada deket kantornya bisa harian juga. Biaya sekian. Wah, ini lebih ekonomis dan deket banget haha.. Akhirnya, saya milih tempat penitipan yang kedua. Bagaimana dengan yang pertama? Ya, mohon maaf batal nitipin. 

Sore harinya kami datang ke Daycare tersebut. Konfirmasi bahwa tadi suami saya sudah telepon dan menanyakan daycare harian. Disambut dengan ramah dan mainan yang banyak sekali anak saya langsung demen sama tempat tersebut. Emang ya, bocah kalau sudah melihat mainan bahagianya bukan main. 

Ketika waktunya pulang malahan anak saya gak mau pulang. Segala cara saya coba, mulai dari janjiin besok ke sini lagi, terus memperlihatkan temen-temen sudah pulang semua tapi masih juga ngambil buku, ngajak main, haduh mak, pusing eike. Akhirnya saya telepon suami, barulah dibujuk ayahnya anak saya mau pulang ke rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun