Di tengah pesatnya perkembangan pariwisata di Indonesia, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Mojokembang ternyata memiliki potensi wisata dari hutan pinus yang ada di sekitarnya. Terletak di kawasan dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang serba hijau, hutan pinus Desa Mojokembang memerlukan pengembangan untuk menjadi destinasi wisata alam favorit bagi para pencinta keindahan dan ketenangan. Menurut Bapak Hartono selaku bapak kepala dusun, pihak desa memang sudah merencanakan untuk pengembangan wisata hutan pinus ini, namun memang butuh proses yang lama, dan dana yang cukup banyak.
Dalam upaya perencanaan pengembangan hutan pinus tersebut, Kelompok KKN-BBK 4 Universitas Airlangga, yang bertempat di Desa Mojokembang telah melakukan rangkaian kegiatan dari salah satu program kerjanya yaitu "Pendampingan Pengembangan Wisata Hutan Pinus Desa Mojokembang". Rangkaian kegiatan dimulai dengan dilakukannya survei lapangan oleh kelompok untuk menganalisis 4A (Attraction, Accessibility, Amenities, and Ancillary) serta SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Hasil analisis 4A dan SWOT disampaikan dalam kegiatan inti "Pendampingan Pengembangan Wisata Hutan Pinus dan Focus Group Discussion (FGD)"
Kegiatan inti "Pendampingan Pengembangan Wisata Hutan Pinus dan Focus Group Discussion" dilakukan pada tanggal 13 Juli 2024 yang bertempat di Balai Desa Mojokembang dan dihadiri oleh perangkat desa serta karang taruna setempat. Kegiatan inti ini berisi dua kegiatan pokok, yaitu penyampaian materi berisikan hasil analisis 4A dan SWOT serta FGD. Analisis 4A perlu dilakukan dan menjadi aspek penting dalam pengembangan wisata, mulai dari Attraction (daya tarik), Accessibility (aksesibilitas), Amenities (fasilitas), dan Ancillary (pendukung). Begitu pun dengan analisis SWOT yang juga penting dilakukan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kekuatan dan kelemahan yang ada, serta peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi saat berlangsungnya pengembangan hutan pinus. Setelah dilakukannya penyampaian materi terkait analisis 4A dan SWOT, acara dilanjutkan dengan dilakukannya FGD yang melibatkan seluruh peserta, baik mahasiswa, karang taruna hingga perangkat desa, yang mana FGD ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran, berdiskusi, dan merancang strategi bersama untuk mewujudkan visi pengembangan wisata hutan pinus di Desa Mojokembang. Acara ini berlangsung secara aktif antara mahasiswa, karang taruna dan perangkat desa.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat setempat. Keberadaan hutan pinus dengan pemandangan sekitarnya yang asri dan indah menjadi modal utama yang diharapkan dapat menarik minat wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah. Harapannya, kegiatan ini dapat membantu stakeholder dalam merencanakan pengembangan wisata hutan pinus di Desa Mojokembang secara lebih terarah dan berkelanjutan. Serta dengan langkah awal yang menjanjikan ini, harapannya Desa Mojokembang dapat berkembang menjadi salah satu destinasi wisata hutan pinus unggulan yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H