Mohon tunggu...
ROSSA SHITA YASMIN WIJAYA
ROSSA SHITA YASMIN WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lika Liku Menjadi Seorang Idol

9 Juni 2022   17:20 Diperbarui: 9 Juni 2022   18:33 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menjadi seseorang yang terkenal memanglah kebanggan. Namun, yang perlu dipertanyakan adalah apakah terkenalnya itu karena hal yang positif atau justru hal yang negatif. 

Dewasa ini, hal – hal yang berkaitan dengan Korea Selatan, baik aktor/aktris maupun penyanyi, semakin marak diperbincangkan, terutama di kalangan remaja. Dari iklan produk skincare hingga platform jual beli, umumnya menggunakan idol korea sebagai Brand Ambassador.

Menjadi sosok yang terkenal di Indonesia lebih mudah dibandingkan dengan Korea Selatan. Contohnya, mantan polisi yang bernama Norman Kamaru. Norman Kamaru terkenal karena videonya yang meng-cover gerakan lagu India. 

Meskipun, Ia sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai polisi, Ia justru memilih untuk keluar dari polisi dan lebih memilih untuk menjadi seorang artis. 

Tetapi, lihatlah sekarang, apakah Ia tetap sering muncul di TV atau justru Ia menghilang tanpa kabar. Memang benar, menjadi artis akan berpenghasilan lebih banyak dibandingkan polisi, namun yang perlu diingat ialah tidak selamanya karya artis itu diterima oleh masyarakat, artinya menjadi artis merupakan pekerjaan yang musiman, semuanya tergantung pada selera masyarakat saat itu.

Dan masih banyak contoh lainnya yang terkenal hanya karena viral di media sosial lalu diundang di berbagai TV nasional. Padahal TV nasional merupakan media yang bisa dijangkau oleh siapapun tanpa memandang umur.

Seharusnya TV nasional bisa menayangkan hal – hal yang positif, tidak hanya karena terkenal di salah satu media sosial langsung di undang, apalagi jika terkenalnya bukan karena prestasi alias karena sensasi. 

Sebenarnya, tayangan di TV nasional juga banyak yang menayangkan tayangan yang positif dan bermanfaat, seperti Indonesian Idol, X factor Indonesia, Rising Star dan lainnya, terutama untuk menciptakan penyanyi Indonesia yang berkualitas.

Memang ajang pencarian bakat di Indonesia sangat banyak, tapi tidak semua yang lolos dan juara langsung diterima oleh masyarakat. Apalagi ajang pencarian bakat di Indonesia mengandalkan voting publik sebagai hasil akhir. Meskipun juara satu, tidak menutup kemungkinan juara lainnya lebih terkenal. 

Contohnya Maria Simorangkir, juara satu Indonesian Idol season 9, ia kalah terkenal dengan lulusan idol lainnya yang hanya peringkat enam atau tujuh, yaitu Marion Jola dan Brisia Jodie. Artinya, di Indonesia terkenalnya penyanyi bukan hanya karena prestasi yang dicapai, tetapi juga karena lagu lagu yang dibawakan itu sesuai atau tidak dengan selera masyarakat luas.

Berbeda dengan Korea Selatan, menjadi seseorang yang terkenal di Korea Selatan tidaklah mudah. Mereka yang ditayangkan di TV nasional memanglah orang pilihan, dan sebelumnya telah di training di agensi masing – masing. 

Mungkin untuk sebagian orang awam yang tidak mengikuti K-pop, tidak tahu bahwa training merupakan hal yang wajib sebelum menjadi artis. Tentu untuk menjadi trainee bukanlah hal yang mudah, mereka perlu melewati proses yang panjang dan ketat, apalagi jika menjadi trainee tiga agensi besar di Korea Selatan, seperti SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment. 

Sebelumnya, mereka perlu mengikuti audisi, tetapi juga beberapa dari mereka ada yang melalui jalur street cast, yaitu staff dari agensi mencari di jalanan, memang sebelumnya karena visual mereka, tetapi ternyata mereka mempunyai bakat, beberapa dari mereka yaitu Jaemin NCT, dan Sehun EXO.

Membahas mengenai street cast, mungkin beberapa orang berasumsi bahwa trainee yang dipilih lewat jalur ini menerima tawaran kontrak hanya berdasarkan penampilan atau visual mereka, tetapi faktanya, mendapatkan kartu nama agensi sebagai penawaran awal hanya merupakan awal dari perjalanan mereka, mereka tetap perlu datang ke kantor agensi untuk di cek beberapa persyaratan. Berikut tahapan trainee SM Entertainment yang melewati jalur street cast

Pertama, mereka di cek visualnya, dalam tahap ini trainee diminta untuk menggunakan pakaian yang nyaman, dan selanjutnya mereka harus memperkenalkan diri di depan kamera, seperti nama, usia, asal daerah, dan lainnya hingga benar – benar mahir. Pada tahap ini bertujuan untuk memastikan mereka terbiasa berada di depan kamera. 

Kedua, mereka diminta untuk menyiapkan empat atau lima lagu untuk dinyanyikan, dan lagu yang dipilih harus bernada tinggi dengan tujuan mengetahui jangkauan vocal mereka, dan selanjutnya pihak staff casting akan mengedit rekaman terbaik dan mengirimkannya ke CEO. 

Ketiga, mereka diminta untuk menyiapkan sebuah tarian yang lagunya ditentukan oleh staff casting, dan selanjutnya akan diedit serta ditampilkan kepada jajaran direktur dalam rapat. 

Tujuan tahapan ini yaitu untuk mengetahui kemampuan trainee apakah bisa mengikuti iramanya atau tidak. Tahap yang kelima yaitu rekaman di studio, mereka dapat merekam lagu terbaik dari tahapan sebelumnya secara profesional, barulah nantinya meminta pendapat CEO, apabila setuju maka trainee akan menandatangani kontrak.

Tidak selesai di situ, setelah lolos audisi, mereka harus mengikuti training dengan berbagai aturannya. Kegiatan mereka dimulai dengan bersekolah dari pukul 6 pagi hingga 7 malam, karena pada umumnya, mereka ditawarkan untuk menjadi trainee sejak kecil atau berusia anak sekolah dasar. 

Setelah itu, mereka akan melanjutkan kegiatan berupa pelatihan, seperti vocal, dance, bahasa asing, MC, acting, dan latihan instrumen musik. Para trainee ini dibimbing selama kurang lebih 16 bulan, dan kontrak training berakhir dalam jangka waktu empat tahun. 

Apabila trainee tersebut sudah layak untuk menjadi artis maka mereka akan didebutkan, namun jika tidak, maka mereka tidak akan didebutkan. Oleh karena itu, juga banyak mantan trainee yang gagal debut, karena berbagai alasan.

Hal yang membedakan selanjutnya ialah peraturan yang ada. Untuk menjadi idol Korea Selatan, banyak sekali peraturan ketat, seperti tidak boleh menggunakan ponsel dan keluar larut malam, yang bertujuan agar pergaulan mereka tetap terjaga dan terhindar dari skandal yang merugikan. 

Selain itu juga tidak boleh berkencan, karena hal itu akan mempengaruhi fokus mereka dan berdampak pada kualitas trainee. Sedangkan jika kita lihat idol di negara kita tercinta, Indonesia, skandal berpacaran malah menjadi suatu hal yang lumrah, bahkan skandal itu membawa mereka lebih terkenal.

Tidak mudah bukan untuk menjadi seseorang yang terkenal, apalagi mereka bisa menjadi contoh untuk para penggemarnya. Satu hal yang bisa diambil pelajaran ialah kesungguhan atau kerja keras mereka, para idol, dalam mencapai kesuksesannya. 

Seperti kalimat yang sering kita dengar, Man Jadda Wa Jada yang artinya siapa yang bersungguh – sungguh maka ia akan berhasil. Harapannya, para penggemar, dalam mencapai kesuksesannya bisa terus berusaha semaksimal mungkin dan tidak akan menyerah begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun