suplemen kulit yang bermerek WT (White Tomato). Produk yang diberi stiker gambar tomat merah dan putih itu dikecam karena diketahui bukan berisi ekstrak tomat putih, melainkan glutathion.Â
Banyak netizen Indonesia murka akibat salah satu produkKemasan dan brosur produk dari dokter Richard Lee ini memang benar mencantumkan isinya adalah glutathion, namun dalam penjualannya secara live di platform TikTok, beberapa kali dokter Richard menyebutkan isinya adalah ekstrak tomat putih.Â
Selain itu, masyarakat menilai gambar tomat pada kemasan memberikan informasi yang bias atau rancu akan kandungan produk tersebut.
Dokter Richard Lee memberikan penjelasan bahwa stiker tersebut hanyalah salah satu cara memasarkan produk tersebut dan tidak bermaksud menipu konsumen. Dokter Richard meminta maaf dan mengatakan kalau hal tersebut adalah semata strategi marketing.Â
Berawal dari informasi seorang dokter kecantikan yang menyebut dirinya "dokter detektif (doktif)", diketahui produk suplemen dr. Richard Lee ini ternyata tidak sesuai antara tampilan produk dan nama kandungannya. White Tomato dokter Richard sama sekali tidak mengandung ekstrak tomat putih, melainkan glutathion.Â
Konsumen juga kecewa karena produk tersebut dijual dengan harga yang mahal yaitu Rp 1,5 juta untuk 30 butir kapsul. Sedangkan terdapat produk merek lain dengan kandungan glutathion maupun campurannya dengan harga yang jauh lebih murah.
Lalu apa sebenarnya perbedaan bila sebuah produk mengandung ekstrak tomat putih dan glutathion? Apakah ada kaitan antara tomat putih dan glutathion, atau tidak sama sekali? Bagaimana dengan manfaatnya?
Mari kita pahami kandungan antioksidan dalam buah tomat ini terlebih dahulu.Â
Tomat berwarna dan tidak berwarna
Biasanya tomat berwarna merah, kuning atau hijau. Warna-warna ini dihasilkan karena pigmen karotenoid dalam buah tersebut.
Namun ternyata ada varian tomat putih. Tomat putih (white tomato) atau Solanum lycopersicum ini memiliki beberapa sebutan seperti tomat putih cantik, tomat putih besar, tomat kristal, dan tomat putih mutiara.
Bergantung kondisi hara tanah, varietas Solanum lycopersicum ini akan menghasilkan buah yang warnanya berbeda-beda, dari putih, kuning, krem, hingga kuning.Â
Tidak seperti tomat merah dan kuning yang kaya jenis karotenoid berwarna, tomat putih kaya dengan kandungan karotenoid yang tidak berwarna yaitu phytoen dan phytofluen. Sedangkan contoh karotenoid berwarna misalnya karoten dan lycopen.
Karotenoid berwarna
Karotenoid adalah pigmen yang secara alami ditemukan pada sebagian besar tanaman, alga, beberapa jamur, dan pada bakteri yang mampu berfotosintesis. Ada lebih dari 600 karotenoid yang sudah diidentifikasi.
Warna merah, oranye, hingga kuning pada tanaman dihasilkan oleh dua kelompok utama karotenoid berwarna yaitu xanthofil dan karoten.Â
Kelompok xanthofil adalah karotenoid berwarna yang mengandung molekul oksigen dan berasosiasi dengan warna kuning. Contohnya lutein, zeaxanthin, β-cryptoxanthin, capsanthin, astaxanthin, and fucoxanthin. Â
Xanthofil banyak terkonsentrasi pada daun tanaman. Xanthofil melindungi organisme yang dapat berfotosintesis dari gelombang sinar yang berbahaya. Makanan kaya xanthofil seperti bayam, kale, labu, alpukat, jagung, buah-buahan berwarna kuning, dan kuning telur.Â
Lutein dan zeaxanthin adalah karotenoid yang membentuk pigmen makular pada mata. Kedua jenis karotenoid ini memperlambat penyakit degenerasi makular (AMD/Acute Macular Degeneration) dan katarak. AMD atau degenerasi pada bagian pusat retina adalah penyebab utama kebutaan. Salah satu penyebabnya adalah paparan sinar biru dalam jangka waktu yang lama.Â
Lutein dan zeaxanthin pada retina membantu menyerap sinar biru ini. Itulah sebabnya dokter mata merekomendasi suplemen yang mengandung lutein dan zeaxanthin pada pasien dengan AMD dan pasien gangguan kesehatan mata lainnya.
Sedangkan kelompok karoten adalah karotenoid berwarna yang tidak mengandung molekul oksigen dan berasosiasi dengan warna oranye. Contohnya α-karoten, β-karoten, dan likopen.Â
Karoten berperan dalam pertumbuhan tanaman. Makanan kaya karoten seperti wortel, ubi jalar, pepaya, melon, labu kuning, labu musim dingin (winter squash), jeruk tangerin, dan tomat.  β-karoten tinggi juga terdapat pada minyak sawit mentah.  Sedangkan likopen dapat diperoleh dari buah tomat merah atau kuning, semangka, dan pepaya.Â
Baik kelompok xanthofil maupun karoten, keduanya mempunyai sifat antioksidan.Â
Beberapa karotenoid dapat diubah menjadi vitamin A, sehingga dikenal sebagai provitamin A, antara lain α-karoten, β-karoten,gamma-karoten, dan β-kriptoxanthin.Â
Penelitian juga membuktikan karotenoid dapat memperbaiki fungsi kognitif (berpikir), berguna untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), dan mencegah beberapa jenis kanker.Â
Manusia tidak dapat menghasilkan sendiri karotenoid dan harus mendapatkannya dari alam ataupun melalui suplementasi. Karotenoid adalah senyawa yang larut lemak, sehingga penyerapannya paling baik dengan lemak.
Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid seperti buah-buahan dan sayuran diketahui lebih sehat dan mortalitasnya lebih rendah apabila terkena sejumlah penyakit kronis.
Karotenoid tidak berwarna
Bila tomat merah dan kuning yang biasa kita peroleh di pasar mengandung pigmen karotenoid yang berwarna, maka tomat putih mengandung karotenoid yang tidak berwarna, yaitu phytoen (PT) dan phytofluen (PTF).Â
Phytoen adalah prekursor karotenoid lainnya seperti phytofluen (PTF), ζ-karoten, neurosporen, and lycopen.Â
Phytoen (PT) memiliki manfaat kesehatan sebagai antioksidan dan memiliki aktivitas antikanker sehingga berguna mengurangi resiko perkembangan kanker jenis-jenis tertentu. Karena sifat antioksidannya, senyawa PT digunakan sebagai bahan untuk mencegah penuaan dini (anti-aging) dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
Sedangkan phytofluen (PTF) adalah produk sekunder dari biosintesis karotenoid, yaitu dari prekursornya phytoen.Â
Karena baik PT maupun PTF adalah prekursor karotenoid umum lainnya, maka keduanya dalam tingkat tertentu ditemukan dalam sejumlah besar makanan yang kaya karotenoid, seperti tomat, paprika merah, semangka, jeruk bali merah muda, aprikot, melon, labu, mangga, pepaya, persik, plum, markisa, dan beberapa jenis jeruk.
Kandungan tomat dan tomat putih
Dikutip dari jurnal berjudul Nutritional Aspects of Phytoene and Phytofluene, Carotenoid Precursors to Lycopene, pemeriksaan kadar PT dan PTF pada berbagai produk tomat menunjukkan kandungan yang jauh lebih tinggi pada produk yang sudah diproses (karena lebih banyak mengalami dehidrasi) dibandingkan dengan tomat mentah. Kemungkinan besar tomat adalah sumber utama PT dan PTF dalam pola makan orang Barat.
Tidak hanya campuran berbagai jenis karotenoid (likopen, γ-karoten, PT, neurosporen, PTF, ζ-karoten, β-karoten, dan lutein), tomat juga mengandung campuran kompleks berbagai senyawa yang penting untuk kesehatan seperti kalium, folat, vitamin A, C, dan E.
Pembentukan karotenoid dan senyawa penting lain pada tomat terkait erat dengan proses pematangannya. Faktor-faktor baik genetik maupun kondisi lingkungan yang mempengaruhi pematangan buah tomat akan mempengaruhi profil karotenoidnya.
Para peneliti sepakat bahwa warna tomat tergantung pada kadar karotenoid yang berbeda-beda selama pematangannya. Tomat merah biasanya memiliki kadar likopen yang lebih tinggi dan β-karoten. Tomat kuning memiliki lebih sedikit likopen dan lebih banyak  β-karoten. Tomat putih hampir tidak mengandung likopen dan  β-karoten sehingga warnanya putih krem. Sebaliknya, tomat putih kaya akan phytoen (PT) dan phytofluen (PTF).Â
Sebuah penelitian tentang efek cahaya pada pigmentasi buah tomat dan paprika menunjukkan karotenoid total, PT, dan PTF pada buah tomat dan paprika yang tidak ditutup lebih besar 25 dan 50% daripada buah yang ditutup.
Green Acre, produsen tomat putih asal Eropa dengan merek 'Tomesoral', berpendapat kandungan PT dan PTF yang banyak pada tomat putih memberikan keunggulan manfaat kesehatan tertentu dibandingkan tomat biasa. Tomesoral dengan bahan baku utamanya serbuk tomat putih yang dihasilkan dari proses beku-dingin (freeze dry) bermanfaat untuk meningkatkan kadar glutathion dalam tubuh pemakainya.Â
PT dan PTF memang berperan di dalam produksi glutathion dalam tubuh. Glutathion adalah antioksidan alami yang diproduksi oleh tubuh kita. Produksi glutathion akan menurun seiring dengan bertambahnya usia.Â
Selain itu, bila kita makan makanan yang kaya PT dan PTF, maka kedua karotenoid tidak berwarna ini akan terakumulasi pada kulit. Keduanya melindungi kulit dengan beberapa mekanisme yaitu melalui mekanis sebagai penyerap sinar ultraviolet; sebagai antioksidan; dan sebagai anti inflamasi.
PT dan PTF membantu tubuh menyerap sinar UV dengan lebih baik sehingga mencegah berbagai gangguan pada kulit akibat paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari yang berlebih dapat menyebabkan peradangan pada kulit sehingga menyebabkan jerawat, ruam, hingga luka bakar karena sinar matahari (sunburn). Paparan sinar matahari yang berlebihan juga menyebabkan hiperpigmentasi (dark spot, sun spot, dan liver spot). Sinar matahari juga telah diketahui dapat membuat kulit kering dan melemahkan struktur kulit sehingga menyebabkan keriput.Â
Karena kaya akan phytoen (PT) dan phytofluen (PTF), maka suplemen dengan kandungan ekstrak tomat putih terutama dipasarkan untuk industri kecantikan sebagai produk perawatan kulit. Formulasinya dapat berupa krim, maupun sediaan oral (tablet,kapsul, soft gel, effervescent, serbuk cepat larut, minuman kolagen, teh, dan jeli).Â
Produk-produk yang mengandung ekstrak tomat putih ini dipakai untuk indikasi mencerahkan kulit, membantu di dalam perawatan kelainan pigmentasi kulit, dan melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Ekstrak tomat putih tidak dianjurkan dipakai pada ibu hamil dan menyusui.Â
Glutathion
Secara alami, glutathion diproduksi di hati dari tiga jenis asam amino yaitu sistein, asam glutamat, dan glisin.
Glutathion adalah antioksidan yang berfungsi untuk melawan radikal bebas (kondisi stres oksidatif dalam tubuh), peroksida, dan logam berat. Glutathion juga membuang racun seperti obat-obatan dan polutan. Stres oksidatif mengakibatkan kerusakan dan kematian sel yang terkait dengan proses penuaan. Kadar glutathion yang rendah diketahui berasosiasi dengan peningkatan resiko penyakit seperti kanker, diabetes tipe 2, hepatitis, dan Parkinson.
Penelitian juga membuktikan glutathion dapat menghambat pembentukan melanin, di mana semakin sedikit melanin maka warna kulit akan semakin cerah. Glutathion juga mengaktivasi antioksidan lain seperti vitamin C, vitamin E, dan menstimulasi produksi kolagen.Â
Glutathion yang merupakan antioksidan yang kuat inipun dimanfaatkan menjadi salah satu kandungan dalam produk suplemen kesehatan kulit, baik dalam bentuk sediaan oral maupun suntikan (infus glutathion).Â
Dokter spesialis kulit memberikan glutathion agar klien mendapatkan kulit yang lebih cerah, lebih sehat, mengurangi dark spot, mengurangi flek hitam, dan memudarkan warna luka parut bekas jerawat. Efek ini memang lebih efektif bila glutathion diberikan dengan suntikan.Â
Glutathion alami dapat diperoleh dari bahan makanan seperti alpukat, asparagus, kol, brokoli, bayam,okra, lokio, bawang putih, tomat, berri-berrian, lemon, kacang walnut, kacang almond, dan lain-lain. Namun perlu diperhatikan di dalam penyimpanan dan proses memasaknya, karena kadarnya dapat turun sebanyak 30 hingga 60 persen.Â
Penelitian juga menunjukkan makanan yang kaya akan sulfur dapat meningkatkan kadar glutathion dalam tubuh. Contoh makanan kaya sulfur seperti daging sapi, daging ayam, daging kalkun, telur, tuna sirip kuning, bayam, kol, selada air, bawang putih, bawang merah, bawang bombai, dan keju.Â
Kandungan kurkumin pada kunyit juga diketahui dapat meningkatkan kadar glutathion dalam tubuh.Â
Olah raga secara teratur dan tidur yang cukup juga diketahui menjaga kadar glutathion yang stabil dalam tubuh. Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebih akan mengurangi kerja glutathion yang optimal. Alkohol yang berlebih juga diketahui menurunkan kadar glutathion dalam paru-paru. Glutathion juga adalah suplemen yang diberikan kepada pecandu alkohol yang fungsi hatinya telah terganggu dan pada pasien penyakit hati kronis.Â
Glutathion skala industri disintesis melalui proses fermentasi ragi Saccharomyces cerevisiae. Glutathion hasil fermentasi ini akan dipanen, diekstraksi, dan dimurnikan (purifikasi).Â
Ekstrak glutathion menggunakan teknologi pulsed electric field (PEF) yaitu metode non-termal yang menggunakan pulsa listrik durasi pendek. Teknologi PEF digunakan untuk mengekstraksi aneka senyawa bioaktif (seperti karotenoid, betanin, antosianin, dll) dari buah-buahan, sayur-sayuran, limbah agrikultur, dan mikroorganisme.Â
Suplemen glutathion secara umum adalah aman dikonsumsi. Namun belum ada data yang cukup mengenai keamanannya untuk ibu hamil dan selama menyusui, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada dua kondisi tersebut. Senantiasa tanyakan kepada dokter sebelum Anda mengonsumsi suplemen apapun.
Perbandingan produk
Jadi bila sebuah produk mengandung ekstrak tomat putih, maka kandungannya adalah aneka karotenoid dan aneka nutrisi lain dalam ekstrak tomat putih, tidak hanya glutathion.Â
Kandungan karotenoid utamanya yaitu phytoen (PT) dan phytofluen (PTF) yang kemudian akan berperan di dalam produksi glutathion dalam tubuh. PT dan PTF juga meminimalkan berbagai gangguan kulit akibat paparan sinar matahari dengan membantu tubuh menyerap sinar UV dengan lebih baik seperti penjelasan sebelumnya di atas.
Biasanya beberapa produsen menambahkan L-sistein ke dalam ekstrak tomat putihnya untuk membantu tubuh membentuk glutathion. Seperti diketahui, L-sistein adalah salah satu asam amino prekursor glutathion dalam tubuh. L-sistein sendiri secara alami dapat diperoleh dari makanan seperti daging sapi, hati sapi, daging ayam, daging babi, daging kalkun, daging bebek, beberapa jenis keju, yogurt, dan beberapa jenis jamur. Â
Sebagai antioksidan, glutathion lebih potensial daripada ekstrak tomat putih. Tentunya kandungan glutathion dalam sediaan yang hanya mengandung glutathion adalah lebih besar dosisnya daripada sediaan yang kandungannya ekstrak tomat putih.Â
Menurut penulis, teknik marketing dengan mendesain kemasan produk glutathion dengan gambar tomat dapat membuat bias pada konsumen. Memang ada kemungkinan glutathionnya diekstraksi dari tomat, namun bisa juga dari sumber lain. Dari berbagai sumber, penulis mendapatkan pembuatan glutathion secara skala industri adalah melalui proses fermentasi ragi Saccharomyces cerevisiae, bukan ekstraksi langsung dari buah tomat putih.Â
Selain itu dalam penjualannya baik secara live di TikTok maupun di beberapa marketplace, dinarasikan dan dicantumkan oleh beberapa seller kalau produk WT mengandung ekstrak tomat putih. Kandungan ekstrak tomat putihlah yang ditonjolkan, bukan glutathion.
Apakah ini cara untuk mencitrakan produknya berasal dari bahan yang alami yaitu tomat putih ? Apakah nama tomat putih (white tomato) sengaja dimanfaatkan sedemikian rupa untuk memberikan kesan 'langka' dan mahal pada produk?
Lalu manakah yang harus menjadi pegangan apakah gambar tomat dan nama produknya WT (White Tomato) atau tulisan isinya yaitu glutathion? Tentu hal ini membingungkan, bukan?Â
Apakah produk suplemen kesehatan boleh dipromosikan oleh seorang dokter? Berdasarkan Permenkes No 1787/Menkes/PER/XII/2010 tenaga kesehatan dilarang mengiklan atau menjadi model iklan obat, alat kesehatan, dan fasilitas kesehatan, kecuali iklan layanan masyarakat. Memang secara undang-undang, produk suplemen tidak masuk golongan obat karena sifatnya adalah preventif, namun bukankah produk ini terkait dengan kesehatan?
Dilansir dari detikhealth, Netty Pakpahan, SH dari bagian Bantuan Hukum, Biro Hukum, dan Organisasi Kemenkes, menyatakan iklan dan publikasi pelayanan kesehatan tidak boleh memberikan informasi yang tidak benar, bersifat menipu, dan menyesatkan; menciptakan pengharapan yang tidak tepat dari pelayanan kesehatan yang diberikan.
Sebelumnya, dokter Richard sangat dihormati masyarakat karena ia secara konsisten telah banyak mengedukasi publik berkenaan dengan produk perawatan kulit abal-abal yang harus dihindari. Namun sungguh disayangkan ketika ia berjualan salah satu produknya dengan desain kemasan dan nama produk yang memberikan informasi yang rancu kepada konsumen. Bagaimana menurut para pembaca Kompasiana?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H